Squad tahu nggak Prasasti Kebon Kopi, yang punya bentuk telapak kaki gajah? Awalnya tidak diketahui kenapa ada telapak kaki gajah di prasasti tersebut, alasannya biasanya pada prasasti yang ada yaitu telapak kaki raja atau pemimpin lainnya. Para ahlipun melaksanakan penelitian panjang prasasti tersebut dengan banyak sekali metode penelitian sejarah. Akhirnya mereka mencapai kesimpulan bahwa telapak kaki tersebut yaitu telapak kaki gajah Airavata, yang merupakan kendaraan Dewa Indra. Peneliti menyimpulkan hal tersebut, tidak asal, lho. Kira-kira hal apa saja ya yang dilakukan oleh para peneliti itu?
Prasasti Kebon Kopi I. (Sumber: disparbud.jabarprov.go.id).
1. Heuristik
Heuristik yaitu metode pertama yang dilakukan dalam penelitian sejarah. Pada tahap ini, para peneliti sejarah mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan. Sumber yang bisa digunakan terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Sumber primer: berasal pribadi dari para pelaku sejarah, menyerupai naskah, prasasti, artefak, dokumen-dokumen, foto, bangunan, catatan harian, hasil wawancara, video, dll.
Sumber sejarah primer yang sanggup digunakan.
b. Sumber sekunder: sumber sekunder berasal dari pihak yang bukan pelaku sejarah, melainkan pihak lain di luar para pelaku sejarah (peneliti misalnya). Benda-benda yang termasuk sumber sekunder antara lain yaitu laporan penelitian, ensiklopedia, catatan lapangan peneliti, buku, dll.
Sebagai contoh, contohnya kau ingin meneliti satu candi. Kamu harus mengetahui latar belakang candi tersebut melalui laporan penelitian ataupun buku. Kemudian untuk mendapat ukuran, foto, dan hal-hal lain yang aktual, kau perlu mendapat data primer sehingga kau harus mengunjungi candi tersebut secara langsung.
Sumber sejarah sekunder yang sanggup digunakan.
Meski begitu, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah, seperti;
- bahasa: bahasa yang digunakan dalam sumber sejarah bukanlah bahasa yang digunakan dikala ini, sehingga sulit dipahami. Misalnya, Bahasa Indonesia kuno atau Bahasa Belanda kuno.
- Usia sumber sejarah: banyak sumber sejarah yang usianya sudah tua, sehingga sangat ringkih bila disentuh/digunakan.
- Akses sumber sejarah: tidak semua orang bisa mengakses sumber sejarah yang dibutuhkan.
- Sulit dipahami: ada beberapa catatan sejarah yang memakai goresan pena tangan dan terkadang sulit dipahami.
2. Kritik/Verifikasi
Setelah melaksanakan heuristik, metode selanjutnya yaitu kritik atau disebut juga verifikasi. Ini yaitu metode untuk autentikasi (membuktikan sumber sejarah yang bersangkutan yaitu asli) dan dapat dipercaya sumber sejarah. Ada dua macam kritik yang dilakukan:
a. Kritik estern (autentisitas): kritik terhadap keakuratan dan keaslian sumber, menyerupai materi sumber sejarah (dokumen dengan tulisannya) dan para pelaku sejarahnya. Aspek yang dikaji yaitu waktu (penanggalan), materi pembuat sumber, dan pembuktian keaslian.
b. Kritik intern (kredibilitas): kritik terhadap kredibilitas sumber. Artinya, peneliti perlu menguji isi (konten) sumber, baik secara kebendaan maupun tulisan. Kritik intern yang sanggup dilakukan misalnya;
- melihat usia informan. Semakin renta usianya, umumnya daya ingat dan kemampuan panca inderanya sudah berkurang.
- Menganalisis tugas informan dalam insiden sejarah yang sedang diteliti.
- Melakukan cek silang antara informan satu dengan informan lainnya.
3. Interpretasi/Eksplanasi
Metode penelitian sejarah yang ketiga yaitu interpretasi. Di sini peneliti melaksanakan penafsiran akan makna atas fakta-fakta yang ada serta hubungan antara banyak sekali fakta yang harus dilandasi oleh perilaku objektif. Kalaupun membutuhkan perilaku subjektif, haruslah subjektif rasional. Rekonstruksi insiden sejarah disampaikan secara deskriptif dan harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. Ada dua cara melaksanakan interpretasi, yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan).
Pada metode ketiga ini, peneliti dituntut untuk berimajinasi yang terbatas. Batasan di sini yaitu fakta-fakta sejarah yang ada dihentikan menyimpang. Selain itu peneliti harus sangat berhati-hati alasannya di sini sangat rentan bagi peneliti untuk memasukkan sisi subjektifnya.
4. Historiografi/Penulisan Sejarah
Metode terakhir yaitu historiografi. Penulisan sejarah merupakan upaya peneliti sejarah dalam melaksanakan rekonstruksi sumber-sumber yang telah ditemukan, diseleksi, dan dikritisi. Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan beberapa kaidah penulisan, seperti;
- bahasa dan format penulisan yang digunakan harus baik dan benar berdasarkan tata bahasa.
- Memperhatikan konsistensi, contohnya penggunaan tanda baca, penggunaan istilah, dan rujukan sumber.
- Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai konteks permasalahannya.
Baca juga: Memahami Sejarah Melalui Historiografi
Salah satu rujukan hasil historiografi. (Sumber: goodreads.com).
Itu dia, Squad, metode penelitian sejarah yang harus dilakukan berurutan. Jangan terbalik-balik, ya. Kalau kau masih ragu dalam melaksanakan metode-metode di atas, kau bisa tanyakan ke guru les kau melalui RuangLesOnline.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Bagaimana Cara Melaksanakan Penelitian Sejarah?"
Posting Komentar