Yuk, Mengenal Stei Itb Bersama Kak Uya!

Kepo STEI ITB bersama Kak Uya

Squad, siapa di sini yang kenal dengan Kak Uya? Kalau kau sering nonton RG LIVE!, kau niscaya familiar dengan salah satu host-nya ini. Yap! Kak Uya sering menemani kau berguru bersama master teacher. Ada yang masih ingat salah satu episodenya? Nah, tahukah kamu, Kak Uya menjadi salah satu penerima SNMPTN yang diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) di tahun 2011. Saat itu, SNMPTN dikenal dengan sebutan SNMPTN Undangan. Tidak tanggung-tanggung, ia bahkan diterima di jurusan bergengsi yang tidak pernah sepi peminat. Apa lagi jika bukan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI).

Bahkan hingga tahun 2017, STEI berhasil menempati posisi fakultas dengan tingkat passing grade tertinggi, lho. Nah, kebayang dong gimana hebatnya Kak Uya alasannya berhasil tembus masuk STEI ITB melalui SNMPTN undangan? Eits, tapi, pertimbangan Kak Uya untuk jadinya menentukan STEI ITB bukan berarti tanpa halangan, Squad. Penasaran dengan lika-liku perkuliahannya? Check it out!

STEI ITBArak-arakan menyambut mahasiswa gres ITB (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

SNMPTN jalur permintaan gres pertama kali diresmikan pada tahun 2011, sesudah sebelumnya SNMPTN hanya diadakan melalui jalur tertulis. Pendaftaran Penelurusan Minat dan Kemampuan (PMDK) UI yang sebelumnya Kak Uya jalani jadinya dialihkan ke jalur tersebut atas janji sekolah. Ia pun mengaku sempat gundah ingin mengambil jurusan apa. Sebelum menentukan STEI ITB, Kak Uya tertarik untuk masuk Universitas Telkom alasannya pada tahun peminatan, pelajarannya dirasa sudah mendetail pada satu objek saja. Akan tetapi, niat tersebut diurungkan alasannya Kak Uya ternyata masih bimbang ingin fokus terhadap jurusan apa.

“Awalnya saya mau daftar jurusan arsitektur, tapi saya kurang jago gambar. Jadi, setiap tryout jadinya saya isi Teknik Sipil aja, deh. Tapi, keluargaku jadinya justru nyaranin aku untuk coba daftar STEI ITB alasannya saya juga suka ngoding. Eh, taunya aku keterima! Seru banget nggak sih?”, ucap Kak Uya.

Baca Juga: Mengenal Jurusan Astronomi bersama Kak Meri Handayani

Memiliki impian untuk menciptakan robot, Kak Uya tidak merasa kesulitan untuk mengimbangi antara kehidupan sosial dan perkuliahannya. Meskipun Kak Uya mengikuti beberapa organisasi kuliah, di antaranya LSS (Lingkung Seni Sunda), Himpunan Mahasiswa Elektro ITB, serta membantu beberapa kepanitian, ia merasa terbantu dengan adanya kelompok-kelompok belajar.

STEI ITB

Salah satu kelompok berguru Kak Uya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di tahun pertama, seluruh mahasiswa ITB diwajibkan untuk mengambil mata kuliah TPB (Tahap Persiapan Bersama). Kelas ini, berdasarkan Kak Uya, ialah kelas yang tergolong santai alasannya hanya berisikan pengulangan bahan pelajaran SMA. Tahun kedua dan ketiga, perkuliahan mulai disibukkan dengan praktikkum kejuruan dan banyak laporan praktikum yang sifatnya strict, termasuk jam masuk kelas. Nah, di tahun keempat, saatnya mahasiswa untuk mulai menyusun Tugas Akhir.

Oh iya, di STEI ITB, Tugas Akhirnya dikerjakan secara berkelompok, lho! Satu kelompok terdiri dari 3 orang. Kak Uya dan teman-temannya menentukan Visual Microphone sebagai tema dari Tugas Akhir mereka. Kurang lebih Tugas Akhir kak Uya membahas wacana alat untuk menyadap audio melalui getaran dengan media laser. Seru banget, kan? Yuk, tunjuk tangan buat kalian yang tertarik juga dengan tema ini! 

“Tenang aja, jam kuliah di STEI itu nggak padat, kok. Kalian yang duduk di tahun ganjil akan sanggup jadwal kelas pagi, dan tahun genap akan sanggup jadwal kelas siang. Di sela-sela jadwal kuliah, kalian bisa pakai waktunya untuk belajar. ”

STEI ITB

Kak Uya ketika mengikuti ITB FAIR, jadwal tahunan yang diselenggarakan ITB (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Pengalaman paling menarik yang masih diingat oleh Kak Uya ialah sewaktu ia sering menginap di himpunan, mengikuti arak-arakan jurusan, dan menangis ketika sidang alasannya merasa lega. Selain itu, alasannya Kak Uya dikenal sering terlambat, ada seorang dosen yang bahagia menjahilinya. 

“Aku pernah tiba terlambat dan masuk 15 menit sebelum pelajaran selesai. Kelas pagi dari jam 7 hingga 9 pagi dan saya gres tiba jam 08.45. Pas aku gres duduk, dosennya eksklusif bilang jika kelasnya selesai. Dosennya suka ngecengin aku gitu hahaha”. Ujarnya.

Keuntungan yang dirasakan Kak Uya adalah ada beberapa mata kuliah yang memperbolehkan mahasiswanya membawa selembar A4 berisi rangkuman pribadi atau rujukan soal ke dalam ruang ujian asalkan hasil catatan sendiri dan bukan hasil photocopy.

46723_10201455718135878_1569919977_n

Himpunan Mahasiswa Elektro ITB (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah 4 tahun menempuh pendidikan di STEI ITB, Kak Uya tidak menyesal dengan pilihannya. Salah satu faktornya juga alasannya jumlah peluang kerja bagi lulusan Teknik Elektro yang sangat banyak, menyerupai programmer, atau bahkan berkecimpung di dunia startup menyerupai Kak Uya. 

“Aku nggak menyesal masuk STEI, alasannya nggak ada yang saya sesali dalam hidup ini. Suasananya enak, dosennya seru, himpunannya rame, organisasinya oke, pokoknya lezat deh. Aku bisa bertahan dan lulus sempurna waktu di Teknik Elektro juga alasannya ada kelompok-kelompok berguru itu. Pokoknya, pilihlah sahabat yang mendukungmu hingga akhir”.

Oh iya, bagi kalian para pencari beasiswa, ITB banyak menyediakan kesempatan beasiswa bagi para mahasiswa, lho. So, tunggu apalagi? Semangat belajarnya ya, Squad! Ingat, perjuangan tidak akan pernah mengkhianati hasil akhirnya. Jangan mengalah untuk mencapai cita-citamu, ya! Supaya belajarnya makin semangat, yuk berguru bersama guru privat terbaikmu di ruangles! Siap-siap untuk jadi juara, ya! 

New Call-to-action

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Yuk, Mengenal Stei Itb Bersama Kak Uya!"

Posting Komentar