Jakarta, 20 Maret 2018 - Generasi millennials mempunyai keterikatan berpengaruh dengan teknologi, sangat menyukai hal-hal visual, serta cenderung gampang bosan. Pada salah satu sesi Learning Innovation Summit 2018 di The Kasablanka, Jakarta, hadir beberapa content creators ternama ibarat Agung Hapsah, Benazio Rizki Putra, Skinny Indonesian 24 (Andovi dan Jovial da Lopez) dan Alya Nurshabrina, Miss Indonesia 2018. Sesi ini mengusung tema Digital Media for Learning: How to Engage Millennials, membahas perihal pengalaman para creators dalam menciptakan konten yang menarik minat generasi millennials.
Benazio Rizki Putra, Youtubers sekaligus co-founder PT Rumah kreatif IVG mengungkapkan bahwa anak di zaman kini sangat tertarik pada format visual. Hal ini berbeda dengan zaman dulu, ketika sebagian besar dari kita berguru menggunakan text book. Sepakat dengan hal tersebut, Agung Hapsah menceritakan pengalamannya dikala mencoba mengenyam pendidikan di kampus.
“Aku sudah pernah kuliah, tapi masuk hanya sebulan alasannya merasa nggak dapat apa-apa di kelas. Aku merasa semua yang saya pelajari ada di internet. Aku mau pendidikan di Indonesia itu harus bisa memperlihatkan sesuatu yang nggak ada di internet,” ungkap YouTubers yang usang menghabiskan masa kecilnya di negeri Kanguru, Australia ini.
Agung Hapsah pun memberikan dua poin bagaimana guru, selaku pengajar, sanggup menarik perhatian kaum millennials “Pertama, klarifikasi yang diberikan harus straight to the point. Tidak berbelit-belit, tidak penuh basa-basi. Kedua, bagaimana konten yang diajarkan bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Guru juga seharusnya memperlihatkan pola atau bukti positif dalam kehidupan sehari-hari supaya murid lebih gampang menangkap pelajaran,” tukasnya.
Alya Nurshabrina, Miss Indonesia 2018, menambahkan perihal kaum millennials yang hanya bisa fokus selama 5-10 menit. Salah satu cara terbaik untuk mengantisipasi hal tersebut ialah dengan memperlihatkan pengajaran yang interaktif. “We learn by doing, bukan by studying. Guru bisa memperlihatkan petunjuk apa saja yang bisa dilakukan dengan ilmu tersebut kemudian praktek bersama-sama. Berikan juga feedback dan masukan, ini yang masih jarang guru berikan kepada murid. Tujuannya biar guru dan murid sama-sama bisa berkembang,” terang Alya.
Jovial da Lopez mengungkapkan bahwa banyak anak yang bergotong-royong ingin mendapat pendidikan formal namun minim akses. Melalui media digital, saluran menjadi lebih gampang didapatkan. Duo skinny indonesian 24 selalu memikirkan value dalam setiap video yang dibuat. “Kami selalu berdiskusi terlebih dahulu sebelum menciptakan video, apakah sehabis ditonton video - video kami mempunyai dampak untuk orang lain? Itu yang selalu kita pikirkan,” tambah Andovi da Lopez.
Benazio juga menambahkan bahwa melalui media digital, kita memiliki role model yang eksklusif sanggup diikuti perjalanan dan karyanya. “Anak-anak zaman kini seharusnya tidak perlu khawatir lagi jurusan atau sekolahnya berbeda dengan cita-citanya. Zaman dulu kita memang tidak punya role model untuk harapan kita. Tapi sekarang, kau ingin menjadi filmmaker seperti Agung Hapsah, kau ingin menjadi Youtubers seperti Skinny Indonesian 24, kau bisa secara eksklusif melihat karya mereka. Kamu sanggup dengan gampang mengakses mereka dengan sosial media kamu.”
Menurut Alya, generasi millennials memang berbeda alasannya generasi ini merupakan fast learner by doing. Dengan memakai kemudahan internet atau platform ibarat Ruangguru, seseorang sanggup mempelajari sesuatu tidak hanya secara teoritis tetapi juga simpel dan mendalam. “Digital learning melalui Ruangguru membantu siswa untuk mendapat pendidikan yang baik sekaligus mengejar passion/hobi. Generasi millenials memang harus terpelajar dalam mengatur administrasi waktu dan juga dalam menentukan alternatif belajar,” pungkasnya.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Bagaimana Menarik Millennials Dengan Pembelajaran Melalui Media Digital"
Posting Komentar