Mari kita buka artikel ini dengan sebuah pertanyaan: “Kamu percaya nggak jikalau bumi ini mulai rusak?”. Atau kau merasa jikalau belakangan ini bumi makin keren? Kalau kau baca di beberapa berita, katanya, bumi kita tidak seindah dulu lagi. Bandung tidak sesejuk dulu. Kalimantan tidak banyak hutannya lagi. Cuaca jadi tidak menentu.
Banyaknya limbah mengakibatkan bumi kita jadi rusak, jelek, dan menyeramkan. Pohon-pohon dan hutan semakin usang semakin habis. Kalau kita foto kota-kota besar di Indonesia dari atas, kelihatan warna hijau. Pas di-zoom, eh ternyata helm kakak ojol.
Sekarang pertanyaan kedua:
“Kamu percaya nggak jikalau kita sanggup membantu menyelamatkan bumi?”
Beberapa waktu kemudian bahkan ada yang merekam keindahan bawah maritim Indonesia… yang berisi sampah. Bukan, bukan mantan. Ini sampah benaran. Emang menyerupai sih. Sampah-sampah ini terdiri dari plastik bekas belanjaan, botol-botol, sterofoam bekas makanan, dan banyak sekali kotoran lain.
Limbah di maritim (Sumber: youtube.com)
Menyedihkan, kan? Si penyelam ini berjulukan Rich Horner, seorang asal Inggris yang diving di Nusa Penida, Bali. Coba, deh, kau menyelam di kondisi menyerupai itu. Pasti dua menit udah pengin muntah bubur.
Sekarang, bayangkan nasib hewan-hewan maritim yang setiap menit, setiap hari, harus berenang bersama sampah itu?
Kasihan… (sumber: Instagram.com/justinhofman)
Berdasarkan temuan Ocean Conservancy, 28% ikan-ikan di Indonesia mengandung plastik. Serem kan? Ini kan, berbahaya juga bagi kita sebagai konsumen ikan. Kita yang membuang sampah, kita juga yang kena imbasnya.
Data dari BBC bahkan menyampaikan jumlah plastik di lautan dunia sanggup menutupi area seluas 700 ribu hingga 15 juta kilometer persegi. Sulit bayanginnya? Kalau kau tahu, luas Pulau Jawa itu 128 ribu km persegi. Itu artinya, plastik di maritim jikalau dikumpulkan sanggup sebesar 5 kali lipat dari Pulau Jawa.
Okay, mungkin beberapa di antara kau ada yang berpikir jikalau bumi akan “menyembuhkan diri sendiri”. Tapi, menurut data dari pemkot Ontario, Kanada, plastik yang dibiarkan di dalam tanah akan terurai dalam kurun waktu 100-500 tahun.
Infografis waktu sampah terurai (Sumber: bbc.com)
Untuk itu, kita sebagai penghuninya juga perlu membantu bumi, dong. Salah satunya dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Kamu niscaya pernah dengar, deh. Ini, tuh, yang selalu jadi alasan mbak-mbak di supermarket memperlihatkan penggunaan kardus daripada plastik belanja.
Plastik belanja itu berat. Kamu nggak akan kuat. (Sumber: giphy.com)
Selain dengan mengurangi penggunaan kantung plastik ketika belanja, sebenarnya, penggunaan teknologi ramah lingkungan ada banyak caranya. Kamu pernah nggak menonton video dengan kata kunci “do it yourself” baik itu di Youtube atau Instagram? Membuat rak sepatu dari kayu bekas, misalnya. Atau memotong celana jeans yang sudah tidak muat, kemudian menjahitnya kembali dan membuatnya menjadi tas? Ada di antara kau yang sudah pernah melaksanakan hal tersebut? Hal-hal menyerupai ini yakni teladan teknologi ramah lingkungan, lho, Squad!
Pada dasarnya, teknologi ramah lingkungan itu menerapkan metode zero waste. Zero waste yakni istilah yang dipakai supaya acara yang kita lakukan “tidak meninggalkan limbah sama sekali”. Secara prinsip, kita sanggup menjalankan teknologi ramah lingkungan dengan 6 R: Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, Retrive Energy.
Supaya lebih jelas, kita bahas satu per satu, yuk!
1. Refine
Refine yakni mengunakan materi yang ramah lingkungan dan menggunakan sistem yang lebih kondusif dari teknologi sebelumnya. Contoh: Menggunakan biodiesel dan biosolar yang berasal dari bahan-bahan anorganik.
2. Reduce
Reduce yakni cara kita memaksimalkan pemakaian bahan, optimalisasi proses, sehingga jumlah limbah yang ada jadi sedikit. Contoh dari reduce ini menyerupai yang sudah disebutkan di atas: Mengurangi penggunaan kantung plastik ketika berbelanja.
3. Reuse
Reuse yakni menggunakan kembali beberapa materi yang tidak terpakai atau telah berbentuk limbah. Kalau kau pernah melihat kakak tukang bubur menggunakan kaleng bekas biskuit untuk menampung kerupuk, nah itu yakni salah satu teknik reuse. Kalo orang-orang, sih, biasanya menggunakan kaleng ini buat nyimpen rengginang.
Seringkali tertipu (sumber: ublik.id)
Hayo, kau pernah menggunakan teknik ini nggak untuk mengurangi limbah? Coba tulis di kolom komentar ya. Contoh lain: penggunaan kaleng bekas kuliner untuk celengan.
4. Recycle
Seperti yang sudah kita singgung di atas, recycle ini yakni “mengolah” barang-barang yang tidak terpakai menjadi barang lain. Kalau buat cewek yang suka kerajinan tangan, ini kayaknya lagi ngetren deh. Misalnya, barang-barang plastik bekas botol minum yang kau gunting dan cat menjadi kawasan pensil.
Contoh recycle kaos bekas menjadi gantungan pot (Sumber: youtube.com)
5. Recovery
Recovery yakni pemakaian material khusus dari limbah untuk diolah demi kepentingan yang lain. Recovery juga sanggup diartikan sebagai perjuangan pemisahan barang-barang dari limbah. Misalnya, paku-paku yang diambil dari limbah furnitur yang kemudian sanggup diolah dan dipakai kembali.
6. Retrive Energy
Penghematan daya dalam satu sistem produksi. Segala hal yang berkaitan dengan “pembuatan energi alternate” juga termasuk ke dalam prinsip ini. Misalnya, pemanfaatan kotoran ternak untuk dijadikan sumber biogas.
Nah, prinsip-prinsip ini sanggup kau pakai untuk menyelamatkan bumi supaya tidak cepat rusak. Mungkin pembahasan mengenai teknologi ramah lingkungan ini penting alasannya yakni akan muncul di soal ujian sekolah kamu.
Tapi yang perlu kau ingat adalah, terkadang bumi lebih butuh santunan daripada teman yang hanya minta balasan kau di kelas saja.
Kalau kau ingin tahu materi-materi menarik lain menyerupai ini dengan format visual, yuk coba tonton ruangbelajar! Di sana, kau akan mendapat video pembelajaran menarik, lengkap dengan animasi dan latihan soal yang membantumu belajar, lho!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Bagaimana Cara Menyelamatkan Bumi?"
Posting Komentar