Para orang tua, punya anak yang sudah mulai kecanduan internet? Contohnya saja, ke mana pun pergi niscaya akan selalu ditemani handphone dan membuka media sosial. Harus berhati-hati lho, karena tidak jarang kita menemukan orang di media sosial ibarat Instagram, Twitter, dan Facebook yang membagikan momen dengan bertujuan ingin pamer. Yap, perilaku tersebut dinamakan humblebrag. Hmm, apakah buah hati orang renta juga memperlihatkan hal ini? Lalu, bagaimana cara mengatasinya, ya? Yuk, cek klarifikasi berikut!
Istilah ini berasal dari kata humble yang berarti rendah hati dan brag yang artinya sombong. Dengan kata lain, humblebrag adalah sikap ketika kita memperlihatkan sikap sederhana dibalik maksud untuk menyombongkan diri. Hal tersebut biasanya terlihat dari kalimat yang diucapkan dan bagaimana anak menceritakan sesuatu secara berulang-ulang tetapi dengan nada merendah. Waduh, jika anak mulai mem-posting konten dengan caption yang bahu-membahu ingin menyombongkan diri, para orang renta harus waspada, nih, karena tindakan tersebut bukan hal yang positif.
Contoh sederhana ditunjukkan ketika sekeluarga sedang makan bersama di sebuah restoran, sang anak akan mengunggah foto makanan ke media sosialnya. Walaupun anak menulis caption dengan kalimat, “aduh, gagal diet, nih”, tetapi maksud anak ialah ingin pamer kepada teman-temannya bahwa ia sedang makan di restoran ternama dengan hidangan enak yang harganya cukup mahal.
Memfoto makanan untuk diunggah ke sosial media (Sumber: finedininglovers.com)
Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi. yang merupakan psikolog anak dan cukup umur menyampaikan bahwa tujuan bahu-membahu seseorang melaksanakan humblebrag yaitu untuk mendapat perhatian. Selain itu, Vera juga menyampaikan bahwa dampak yang ditimbulkan dari sikap tersebut kalau tidak mendapat respon ialah anak akan semakin sering melakukannya atau bahkan mencari komunitas lain ibarat sahabat sebaya yang sanggup memperlihatkan anak perhatian.
Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi. (Sumber: harnas.co)
Jangan dianggap remeh, ya, karena ternyata sikap humblebrag ini sanggup menjadikan pengaruh bagi sang anak, lho. Seperti ketika bepergian, sang anak akan mengunggah foto boarding pass dengan caption, “masih ngantuk tapi terpaksa harus bangkit pagi”. Yap, maksud anak itu bahu-membahu ingin mengungkapkan bahwa ia akan bepergian memakai pesawat. Sebagai orang renta harus hati-hati, alasannya ialah di balik foto estetik boarding pass tersebut, terdapat barcode dua dimensi dan arahan QR yang sanggup menyimpan banyak informasi. Kode itu juga memungkinkan orang lain untuk menemukan data langsung si anak. Waduh, seram, ya!
Passport dan boarding pass (Sumber: pinterest.com)
Di samping itu, pengaruh samping yang juga mungkin ditimbulkan ialah anak akan kehilangan teman. Karena bisa saja tanpa sepengetahuan orang tua, teman-teman yang melihat posting-an sang anak akan memperlihatkan banyak sekali macam komentar negatif. Jika sudah ibarat itu, tidak dipungkiri anak akan merasakan tekanan batin alasannya ialah lingkungan sosialnya mulai menjauh.
Tapi, jangan khawatir! Ternyata ada, kok, yang sanggup dilakukan orang renta semoga anak tidak melaksanakan humblebrag. Orang renta bisa mengontrol acara anak ketika kecanduan internet dan jangan sungkan untuk menegur ataupun memberitahu anak bahwa perilakunya di sosial media tersebut berbahaya. Selain itu, berikan pula perhatian lebih kepada anak semoga eksistensinya diakui. Dan jangan lupa, orang renta juga sebaiknya tidak melaksanakan sikap tesebut agar anak tidak menirunya.
Daripada pamer di media sosial, yuk, lebih baik ajak anak memahami pelajaran di sekolah dengan ruangbelajar. Di ruangbelajar, terdapat ribuan video beranimasi yang memuat bahan pelajaran, soal, serta pembahasan yang sanggup menguji kemampuan anak. Selain itu, ada pula rangkuman bahan yang memudahkan mereka untuk memahami bahan sekolah. Yuk, d0wnl0ad aplikasinya agar #BelajarJadiMudah!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Kenali Istilah “Humblebrag” Ketika Anak Kecanduan Internet"
Posting Komentar