Resleting Celana Rian Hilang


Pagi ini Tina sangat sibuk. Tina yaitu seorang guru kelas 1 SD. Di sekolah Tina biasa dipanggil Buk Tin oleh murid-muridnya. Karena sebagai wali kelas 1 Buk Tin terlihat paling sibuk dibandingkan guru-guru yang lain yang mengajar di SDN Tulung Harapan. Buk Tin yang bertanggung jawab mendapatkan murid gres pada tahun pedoman yang gres ini. Penerimaan murid gres tahun ini lebih ketat dari tahun-tahun sebelumnya. Syarat utama semoga sanggup diterima di kelas 1 SD yaitu harus sudah  berumur minimal 6 tahun terhitung tanggal 1 Juli dan sudah mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada kartu keluarga. Bila kedua syarat itu salah satunya tidak terpenuhi maka dipastikan anak tersebut datanya merah (invalid) di dapodik yang berimbas SD tersebut tidak sanggup sinkronisasi data Dapodiknya. Akibatnya semua data tidak sanggup dikirim ke sentra dan dana bos reguler serta pemberian guru tidak sanggup dicairkan. Kalau dana bos tidak sanggup dicairkan semua aktivitas operasional sekolah terganggu termasuk guru honorer tidak akan menerima gaji.

Untuk mencegah hal tersebut Buk Tina dengan dibantu guru-guru yang lainnya menseleksi data calon murid kelas 1 dengan teliti. Orang bau tanah dan wali murid yang mendaftarkan anaknya diharuskan menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan foto copy Akte Kelahiran calon murid gres semoga data yang diperoleh benar-benar akurat.

Calon murid gres kelas 1 mendaftarkan dirinya dengan diantarkan oleh orang tuanya atau wali muridnya. Tampak diantara mereka Fitri Gajah mendaftarkan adiknya Putra Gajah. Ella mendaftarkan keponakannya Ariel. Mia mendaftarkan putrinya Cinta. Fitri mendaftarkan putranya Andre. Eni Jessica mendaftarkan adiknya Sonia. Niluh Riski mendaftarkan adiknya Arisne. Dewi mendaftarkan anaknya Indra. Putu darsane mendaftar adiknya Lasmini. Helen mendaftarkan putrinya Bella. Suwarme mendaftarkan putrinya Putri Diana. Riki mendaftarkan putranya Agus. Sanjaya mendaftarkan adiknya Anggie.  Yang paling lucu Ketut Pramudya yang gres kelas 5 mendaftarkan adiknya yang paling kecil  Rian, alasannya yaitu orang tuanya  Ardi dan Windi sedang sibuk nyadap dan nyetak di kebun karet. Maklum mereka nyadap seluas 4 hektar dan harus nimbang hari ini.  Terpaksa Rian didaftarkan sama kakaknya.

Agar proses registrasi berjalan lancar dan cepat masing-masing pendaftar menuju meja yang sudah disiapkan sedemikian rupa dan dilayani masing-masing  oleh Buk Tin, Buk Erna, Buk Risa, Pak Rendy, Pak Vijay dan Pak Sujane. Selain menyerahkan foto copy KK dan akte kelahiran mereka juga harus menjawab beberapa pertanyaan diantaranya penghasilan kedua orang bau tanah calon murid gres yang nantinya data tersebut dipakai untuk seleksi layak tidaknya diajukan memperoleh Dana Program Indonesia Pintar (PIP).

Setelah proses registrasi murid gres seluruhnya selesai. Orang bau tanah dan wali murid diperbolehkan pulang. Anak-anak kelas 1 diajak masuk ke kelas untuk berkenalan dengan guru dan berkenalan sesama anak kelas 1. Selanjutnya Buk Tin melaksanakan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). sehabis itu belum dewasa kelas 1 boleh istirahat.

Setelah belum dewasa cukup beristirahat, Buk Tin bermaksud masuk kelas dan memperlihatkan pelajaran pertama kepada mereka yaitu pengenalan abjad dan angka. Pada dikala berjalan menuju ke kelas. Buk Tin melihat salah seorang murid gres tersebut berdiri di bawah pohon  menangis sambil memegangi celananya. Buk Tin Menghampirinya dan bertanya.
Tin: "Siapa nama mu cah ganteng?"
Rian: "Nama saya, nama saya...  eng... Rian, buk"
Tin: "Sedang apa disini? kok sendirian?"
Rian: "Anu buk... eng... anu buk..."
Tin: "Rian jangan nangis ya... ayo bicaralah sama ibuk"
Rian: "Saya... saya... anu... buk..."
Tin: "Jangan takut, bicara saja sama ibuk.."
Rian: "Saya.. Saya mau pipis buk.."
Tin: "O... mau kencing. Ayo ibu antar ke WC"
Rian: "Tapi... Tapi... Tapi buk..."
Tin: "Sudahlah. Tidak apa-apa biar ibu antar"
Rian: "Tapi. Tidak sanggup buk..."
Tin: "Tidak apa-apa. Nanti ibu bantu ya..."
Rian: "anu buk... selerekan celana saya hilang buk"
Tin: "Hahh... Apa???"
Rian: "Iya buk... Selerekan celana saya hilang"
Tin: "Kok bisa!!! Tidak mungkin resleting celana sanggup hilang. Mana ibu lihat..."
Rian: "Ini  buk... gak ada 'kan..."
Tin: "Hahahaha....."
Rian: "Ibuk kok malah tertawa???"
Tin: "Resleting celana mu tidak hilang, Rian. Tapi kau menggunakan celananya yang terbalik"
Rian: "O.... begitu ya buk"
Tin: "Memang siapa yang membantumu menggunakan celana ini?"
Rian: "Kakak saya Ketut. Tadi memang kami buru-buru berangkat ke sekolahnya. Karena berdiri kesiangan"
Tin: "O.. Begitu ya... Sini ibu bantu.."
Rian: "Iya buk..."
Tin: "Lho... kok celana mu berair dan bacin pesing????"
Rian: "Anu buk... Saya barusan pipis dicelana alasannya yaitu sudah tidak tahan...."
Tin: "Alamaaakkk...."

(Cerita dan Gambar:google)


Sumber http://blijengah.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Resleting Celana Rian Hilang"

Posting Komentar