Lovebird hingga ketika ini masih menjadi jenis burung kicauan yang banyak dipelihara dan banyak diperbincangkan. Sebab, Lovebird mempunyai banyak sekali jenis dengan warna dan keunikan yang bervariasi.
Akhir-akhir ini sedang banyak seklai diperbincangkan pada aneka macam diskusi ihwal burung Lovebird Sable Head.
Sebab, banyak sekali kekeliruan yang harus dibenarkan seputar lovebird sable head ini. Salah satunya yaitu ada yang menyebutkan bahwa sable head ialah salah satu mutasi Lovebird.
Alih-alih menjadi jenis mutasi Lovebird baru. Perlu anda ketahui, jikalau bahwasanya sable head ini merupakan hibrid. Lovebird sable head juga termasuk spesies dari Fischery yang terkena reduksi maupun pengurangan pigmen hitam dengan total yang ada di cuilan kepalanya.
Dengan demikian, untuk warna bulu yang tereduksi hanyalah yang terdapat pada cuilan kepalanya saja. Kemudian untuk yang ada pada cuilan mantle mirip punggung dan juga sayap juga tetap sama.
Kemudian, juga di cuilan perut dan juga cuilan ekor masih mempunyai warna aslinya kecuali yang sudah mengalami mutasi.
Untuk pada bgaian belakang mata dari burung ini cenderung lebih gelap. Sebab, terdapat lubang yang ada di cuilan telinga. Dengan demikian, bulu yang menutup cuilan itu tidaklah terlalu tebal serta menimbulakna bayangan yang gelap.
Pada golongan paruh merah, kecuali lutino, burung Lovebird Sable Head tidak harus merah menyala secara menyeluruh.
Mengenal Burung Lovebird Sable Head
Sebaiknya anda semua harus sanggup memahami apa yang dimaksud dengan sable sebenarnya. Perlu anda ketahui, jikalau sable ini merupakan hibrid dan tidak termasuk mutasi. Kemudian untuk yang opaline merupakan mutasi, jangan membandingkan keduanya.
Sesuai dengan penelitian ilmiah, pada burung normal wild type Agapornis fischeri memang ada psittacin merah pada cuilan kepala cuilan belakangnya. Namun, jumlah nya diketahui sangat sedikit.
Tak hanya itu saja, dari observasi pribadi yang ada di lapangan pada burung yang hidup dialam liar diketahui jikalau sebanyak 90% warna topengnya tidak berwarna merah, namun warnanya orange kemerahan.
Kemudian beberapa waktu selanjutnya memang banyak yang lebih menyukai Agapornis fischeri yang mempunyai topeng yang berwarna merah solid termasuk para juri yang menilai.
Untuk sanggup memperoleh burung dengan mempunyai penampilan ibarat ini, maka para peternak selanjutnya berlomba lomba mencari serta menyilangkan burung yang mempunyai warna topeng paling merah.
Namun, mereka menyadari bahwa dengan membuat topengnya itu menjadi merah, maka kepala cuilan belakangnya juga ikut menjadi merah. Akan tetapi, tidak ada yang memperhatikan mengenai hal tersebut. Pada ketika mutasi NSL ino muncul terdaoat spesies Agapornis personatus.
Ketika itu kembali banyak yang menginginkan topeng pada burung itu warnanya merah semerah merahnya. Untuk sanggup mmperoleh warna merah itu, mereka memakai burung generasi F3 dan bahkan F2 hibrid.
Penelitian Terhadap Lovebird Sable Head
Warna merah yang hiperbola berdasarkan penelitian ini merupakan imbas dari menghilangnya eumelanin (pigmen gelap). Selain itu juga digantikan oleh kehadiran psittacin. Dengan demikian sanggup membuat penampilan burung (fenotipe) menjadi tidak sesuai lagi dengan bentuk wild form.
Yang tampak yaitu burung berwarna hijau yang cuilan kepalanya nyaris seluruhnya berwarna merah.
Apabila burung ini disilang dengan burung yang seri biru, maka akan menghasilkan burung yang cuilan kepalanya telah kehilangan psittacin serta eumelanin. Yang terlihat yaitu burung berwarna biru yang kesemua cuilan kepalanya berwarna putih.
Sebagian dari mutasi pied (blorok) dan sebagian fallow ini juga mengalami reduksi eumelamin, akan tetapi dinilai jikalau tidak ada hubungannya dengan burung Lovebird Sable Head.
Sumber belajarburunghias.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Mengenal Lebih Jauh Burung Lovebird Sable Head"
Posting Komentar