√ Mitos-Mitos Seputar Software Engineering

Mendengar kata mitos mungkin yang pertama kali dalam benak kita ialah kisah mistis atau  √ Mitos-Mitos Seputar Software EngineeringTeknologi.id – Mendengar kata mitos mungkin yang pertama kali dalam benak kita ialah kisah mistis atau horor disuatu tempat. Tapi ternyata dalam dunia rekayasa perangkat lunak  juga memilikinya. Walaupun hanya sekadar mitos tetapi masih banyak yang mempercayainya alasannya ialah secara sekilas terdengar masuk akal, dan terkadang terdapat sedikit unsur kebenaran didalamnya walaupun mempunyai keraguan. Dibawah ini klarifikasi mengenai mitos-mitos seputar software engineering yang sanggup dibagi menjadi 3 sisi :



  1. Mitos Manajemen.

  2. Mitos Customer.

  3. Mitos Praktisi.


Mitos Manajemen


Mitos :  Kita tidak perlu mengubah pendekatan terhadap pengembangan software, alasannya ialah jenis pemrograman yang kita lakukan kini ini sudah kita lakukan 10 tahun yang lalu.


Realita : Walau hasil kegiatan sama, produktivitas dan kualitas software harus ditingkatkan dengan memakai pendekatan software developments.


Mitos :  Kita sudah mempunyai buku yang berisi standarisasi dan mekanisme untuk pembentukan software.


Realita : Memang buku tersebut ada, tetapi apakah buku tersebut sudah dibaca atau buku tersebut sudah ketinggalan jaman ( out of date ).


Mitos : Jika kita tertinggal dari kegiatan yang ditetapkan, kita menambah beberapa programmer saja. Konsep ini sering disebut Mongolian harde concept.


Realita : Merekrut lebih banyak orang gres pada proses pembuatan perangkat lunak akan menciptakan waktu penyelesaian lebih usang alasannya ialah orang usang harus membimbing orang gres sehingga waktu yang dipakai dalam fase pengembangan produksi akan semakin berkurang.


Mitos Customer


Mitos : Pernyataan tujuan umum sudah cukup untuk memulai penulisan program. Penjelasan yang lebih rinci akan menyusul kemudian.


Realita : Definisi awal yang jelek ialah penyebab utama kegagalan terhadap usaha-usaha pem­bentukkan software. Penjelasan yang formal dan terinci wacana informasi fungsi performance interface, kendala desain dan kriteria validasi ialah penting. Karakteristik di atas sanggup ditentukan hanya sete­lah adanya komunikasi antara customer dan developer.

 

Mitos : Kebutuhan proyek yang terus menerus berubah sanggup dengan gampang diatasi alasannya ialah software itu bersifat fleksibel.  


Realita : Kenyataannya memang benar bahwa kebutuhan software berubah, tetapi imbas dari peru­bahan berbeda dari waktu ke waktu.


Mitos Praktisi


Mitos : Tidak ada metode untuk analisis disain dan testing terhadap suatu pekerjaan, cukup menuju ke depan terminal dan mulai coding.


Realita : Metode untuk analisis desain dan testing diharapkan dalam pengembangan software.


Mitos :  Segera sehabis software digunakan, pemeliharaan sanggup diminimalisasikan dan diatasi dengan cara “CATCH AS CATCH CAM”.


Realita : Diperlukan budget yang besar dalam maintenance software. Pemeliharaan software harus diorganisir, direncanakan dan dikontrol seakan-akan sebagai suatu proyek besar dalam sebuah or­ganisasi.


Sebenarnya masih banyak mitos-mitos seputar software engineering yang harus kita pahami biar tidak melaksanakan kesalahan nantinya. Demikian artikel wacana mitos – mitos seputar software engineering, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.


(FM)



Sumber https://teknologi.id

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "√ Mitos-Mitos Seputar Software Engineering"

Posting Komentar