Pada postingan sebelumnya sudah membahas mengenai pola elemen primer. Postingan ini merupakan tindak lanjut dari postingan pola elemen primer, sedangkan pada postingan kali ini akan membahas mengenai pola dari elemen primer. Untuk pengertian elemen primen dan elemen sekunder silahkan baca SUMBER ARUS LISTRIK.....
Pada kesempatan ini Mafia Online hanya membahas dua pola dari elemen sekunder, yaitu akumulator timbal asam sulfat dan akumulator nikel kadmium.
Akumulator Timbal Asam Sulfat (Aki Basah)
Akumulator atau sering dikenal dengan istilah aki, banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan keuntungannya besar sekali bagi kehidupan manusia. Untuk akumulator timbal asam sulfat sering Anda temukan pada mesin sepada motor (bukan motor matik), kendaraan beroda empat atau mesin-mesin yang lainnya untuk sumber arus listrik. Bahan elektrolit dari akumulator timbal asam sulfat sama dengan elemen Volta dan elemen Daniel yaitu larutan asam sulfat, sehingga elemen sekunder ini diberi nama akumulator timbal asam sulfat.
Pada dasarnya, ada dua proses penting dalam akumulator yaitu proses pengisian akumulator dan proses pemakaian akumulator. Proses ini terjadi secara berulang-ulang sehingga akumulator ini dikatakan sebagai elemen sekunder alasannya yakni kalau tidak ada arus listrik akumulator ini sanggup diisi kembali. Pada pengisian akumulator sejumlah arus listrik dialirkan ke dalam akumulator sehingga menjelma energi kimia.
Sama menyerupai elemen Volta dan Daniel, pada elemen sekunder akumulator timbal asam sulfat yang elektrolitnya berupa larutan asam sulfat (H2SO4) akan terurai menjadi ion H+ (muatan positif) dan ion SO42-.
Akumulator timbal asam sulfat pada kutub psoitifnya (katoda) terbuat dari timbal oksida (PbO2) dan pada kutub negatifnya (anoda) terbuat dari timbal (Pb). Selama proses pengisian akumulator akan terjadi reaksi kimia pada masing-masing kutubnya. Adapun proses reaksinya yakni sebagi berikut. Reaksi yang terjadi pada kutub nyata (katoda):
PbSO4 +2H+ + 2e- à Pb + H2SO4
Sedangkan reaksi yang terjadi pada kutub negatif (anoda):
PbSO4 + SO42- +2H2O à PbO2 + 2H2SO4 +2e-
Dari persamaan reaksi pada pengisian akmulator sanggup kita ketahui bahwa ion Hidrogen akan dialirkan ke katoda sedangkan ion sulfat akan dialirkan ke anoda. Setelah proses itu terjadi maka akumulator sudah siap dipakai lagi.
Pada ketika pemakaian, kedua elektroda (katoda dan anoda) dihubungkan sehingga terjadi pemikiran elektron dari elektroda Pb (timbal) melalui beban (misalnya lampu) ke elektroda PbO2 (timbal oksida). Pada proses pemakaian akumulator akan terjadi reaksi kimia juga. Adapun reaksi kimianya yakni sebagai berikut. Ion Hidrogen (H+) akan bergerak menuju PbO2 (timbal oksida) sehingga terjadi reaksi:
Pb + PbO2 + 2H2SO42- à 2PbSO4 +2H2O
Jadi pada keping timbal oksida (PbO2) akan menjelma timbal sulfat (PbSO4) pada ketika pemakaian akumulator.
Ion sulfat (SO42-) pada proses pemakaian akan bergerak menuju Pb (timbal) sehingga terjadi reaksi sebagai berikut.
Pb + SO42- à PbSO4 + 2e-
Jadi pada keping timbal (Pb) juga akan menjelma timbal sulfat (PbSO4) pada ketika pemakaian akumulator.
Kedua reaksi ini akan terus berlanjut hingga kedua elektroda tersebut manjadi timbal sulfat. Setelah keadaan ini tercapai, tidak ada lagi pemikiran elektron (tidak ada arus yang mengalir). Dengan demikian, akumulator tidak berfungsi lagi dan perlu pengisian lagi. Proses pengisian dan pemakaian akumulator akan sanggup dilakukan secara terus menerus hingga larutan asam sulfat yang ada di dalam akumulator habis. Jika larutan asam sulfat habis maka segera isi kembali akumulator anda dengan larutan tersebut biar akumulator anda berfungsi dengan baik.
Akumulator Nikel Kadmium (Aki Kering)
Berbeda pada akumulator yang dibahas di atas memakai larutan asam sulfat sebagai elektrolitnya, sedangkan pada akumulator nikel kadmium memakai kalium hidroksida (KOH) sebagai elektrolitnya. Kutub positifnya (katoda) memakai nikel (Ni) dan kutub negatifnya (anoda) memakai adonan logam kadmium (Cd).
Akumulator nikel-kadmium merupakan akumulator kering yang sanggup diisi ulang. Sel ini biasanya disebut nicad atau bateray nickel-cadmium. Reaksi yang terjadi pada katoda (kutub positif) pada akumulator nikel kadmium adalah:
NiO2(s) + 2H2O + 2e- → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)
sedangkan reaksi yang terjadi pada anoda (kutub negatif) pada akumulator nikel kadmium adalah:
Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-
Untuk reaksi keseluruhan adalah:
Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Akumulator nikel-kadmium merupakan zat padat yang menempel pada kedua elektrodenya. Dengan membalik arah pemikiran elektron, zat-zat tersebut sanggup diubah kembali menyerupai zat semula. Akumulator nikel kadmium banyak dibentuk dengan bentuk menyerupai elemen kering sehingga sering disebut dengan isitilah aki kering atau baterai isi ulang. Akumulator jenis ini dalam biaya pembuatannya sangat mahal, kapasitas berkurang kalau tidak baterai dikosongkan (memory effect), dan tidak ramah lingkungan (beracun). Keuntungan akumulator kering yakni ringan, lebih awet, charging efisien, dan kendala internal yang kecil sehingga tegangannya stabil. Aki kering sering dipakai pada motor jenis matik.
Demikian postingan Mafia Online perihal elemen sekunder yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Contoh Elemen Sekunder Dalam Kehidupan Sehari-Hari"
Posting Komentar