Technologue.id, Jakarta – Founder dan CEO Gojek Nadiem Makarim membeberkan taktik perusahaan selama hampir sembilan tahun ini untuk terus memimpin pasar ride hailing di Indonesia.
Pria lulusan Universitas Harvard ini menyatakan bahwa pemahaman mendalam mengenai kebutuhan pasar dan huruf konsumen – atau dikenal dengan istilah local insights, serta kemampuan untuk menerjemahkannya ke dalam penemuan teknologi, menjadi salah satu taktik jitu Gojek dalam menyebarkan layanannya.
Baca Juga:
“Aplikasi Gojek sangat mempunyai kegunaan dan menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia,” ujar Nadiem sekaligus mengutip data dari laporan App Annie bertajuk “The State of Mobile 2019” yang menyatakan bahwa Gojek merupakan aplikasi ride-sharing yang paling banyak dipakai di Indonesia, dan aplikasi on demand dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak sepanjang 2018.
Nadiem menambahkan, “Cara kami untuk terus menang di Indonesia ialah memahami apa yang pengguna kami perlukan dan mencarikan solusinya lewat teknologi. Perlu diingat bahwa perekonomian Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Artinya, bila kita menang di Indonesia – kita menang di Asia Tenggara.”
Baca Juga:
Begini Langkah Preventif Gojek Berantas Order Fiktif
Sejak awal berdiri, visi Gojek ialah memakai teknologi untuk memperlihatkan solusi atas tantangan sehari-hari yang dihadapi masyarakat Indonesia. Hanya dalam waktu dua tahun, startup yang sedikit lagi menyandang gelar Decacorn itu mencatatkan pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) sebesar 13.5 kali lipat, mencapai US$9 miliar pada final tahun 2018.
“Menjadi yang paling besar itu penting, tapi bukan yang paling utama. Yang paling penting ialah efek konkret yang Gojek bawa bagi masyarakat luas,” imbuhnya.
Baca Juga:
Go-Jek Tolak Aktifkan Lagi Akun Suspensi, Apa Alasannya?
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyatakan dalam risetnya, efek Gojek kepada perekonomian Indonesia mencapai Rp44,2 triliun di tahun 2018. Angka ini naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Ekosistem Gojek di Indonesia dijalankan 1,7 juta kawan driver, 300.000 merchant Go-Food yang lebih dari 80 persennya merupakan industri UMKM, dan 60.000 penyedia layanan Go-Life.
Sementara itu, Go-Pay juga telah menjadi layanan uang elektronik yang paling banyak dipakai di Indonesia, dengan transaksi di luar ekosistem Gojek naik 25 kali lipat semenjak diperkenalkan.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58Related Posts :
Ovo Luncurkan Fitur Paylater, Beli Dulu Bayar BelakanganTechnologue.id, Jakarta – Platform pembayaran Ovo memperluas layanan finansialnya di luar Cash dan Points. Perusahaan financial techno… Read More...
Youtuber Populer Austin Jones Dipenjara 10 Tahun Jawaban Dsfkjdggrafi AnakTechnologue.id, Jakarta – YouTuber asal AS Austin Jones dijatuhi eksekusi 10 tahun penjara atas kasus p0rn*grafi anak. Ia dinyatakan b… Read More...
Lewat Paylater, Ovo Dorong Inklusi Keuangan Di IndonesiaTechnologue.id, Jakarta – Ovo gres saja memperbarui fitur aplikasinya dengan kemudahan menyalurkan pinjaman online. Hal ini dilakukan … Read More...
Ditinggal Chris Kanter, Indosat Ooredoo Umumkan Nama PenggantinyaTechnologue.id, Jakarta – Setelah pekan kemudian bungkam mengenai isu pengunduran diri Chris Kanter, kesannya pihak Indosat Ooredoo me… Read More...
Tuai Respon Positif, Grab Perluas Penerapan Tarif Gres Di Luar JakartaTechnologue.id, Jakarta – Setelah melakukan uji coba tarif gres sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 348 Tahun 2019 di lima kot… Read More...
0 Response to "Bos Gojek Ungkap Taktik Jitu Jadi Startup Sukses"
Posting Komentar