√ Cincin Saturnus Berusia Lebih Muda Dan Misteri Keberadaannya Dalam 100 Juta Tahun Mendatang

Teknologi.id – Peneliti baru-baru ini menemukan isu gres mengenai interior dari planet indah tata surya, Saturnus. Kabarnya dahulu kala Saturnus tidak mempunyai cincin indahnya. Cincin yang kini melingkari planet itu diprediksi gres terbentuk di kemudian hari sehabis planet itu ada. Para peneliti memperkirakan umur cincin ini tak akan lebih dari 100 juta tahun dan kemungkinan usianya berkisar 10 juta tahun. Sementara umur planet Saturnus sendiri yaitu 4,5 miliar tahun.

“Perkiraan sebelumnya ihwal usia cincin Saturnus membutuhkan banyak pemodelan dan jauh lebih tidak pasti. Tetapi kami kini mempunyai pengukuran pribadi yang memungkinkan kami untuk membatasi usia dengan sangat baik,” Luciano Iess dari Universitas Sapienza di Roma, Italia, ibarat dilansir dari BBC News.

Baca juga: Apa itu Cincin Saturnus? Mengapa Bisa Diprediksi Akan Segera Hilang?

Setelah sebelumnya isu mengenai hilangnya cincin planet ini. Dikutip dari CNN Indonesia, dari hasil perhitungan data yang diberikan pesawat antariksa Cassini, kepingan es yang mengelilingi planet itu bertahap tertarik jatuh ke permukaan Saturnus. Sehingga, kemungkinan 100 juta tahun kemudian cincin ini tak lagi ada.

“Bintang Kematian di Film Star Wars”

Cassini intinya menimbang cincin, dan menemukan massa mereka menjadi 20 kali lebih kecil dari asumsi sebelumnya. Sesuatu dengan berat 15.400.000.000.000.000.000.000 ton, atau sekitar dua perlima massa Mimas – bulan Saturnus yang terlihat ibarat senjata “Bintang Kematian” di film Star Wars.

Dengan mengamati kekuatan gravitasi yang menjaga cincin tetap mengorbit, para peneliti sanggup memperkirakan massa cincin itu. Massanya diperkirakan 40 persen dari bulan Saturnus, Mimas. Mimas sendiri sangat kecil, 2000 kali lebih kecil dari Bulan. Sehingga peneliti menduga cincin Saturnus terdiri dari material yang relatif kecil, ibarat dikutip dari situs NASA.

Terungkapnya massa planet ini menciptakan peneliti sanggup memperkirakan umur cincin itu. Sebelumnya, para peneliti berdebat apakah cincinnya terbuat dari debu es dan terbentuk dikala planet itu ada sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Baca juga: Ilmuwan Eropa Temukan Planet Penuh Batu Permata

Pendapat lain menyebut jikalau umur cincin itu lebih muda. Dan terbentuk dikala gravitasi planet ini menangkap komet atau objek Sabut Kuiper dan menghancurkannya sehingga menjadi kepingan yang mengitari planet.

“Tidak ada material berukuran masif yang tersembunyi di cincin,” terperinci Philip Nicholson, ilmuwan planet dari Cornell University dan salah satu penulis studi itu. “Cincin saturnus hampir semuanya murni dari es,” jelasnya lagi.

Misi Cassini Selama 13 Tahun

Perkiraan ini didapat dari hasil observasi terakhir yang dilakukan misi luar angkasa Cassini. Pesawat luar angkasa itu telah 13 tahun mengitari planet indah ini sebelum kesannya menuntaskan misi. Dan menjatuhkan diri di permukaan planet itu. Namun, sebelum terjun bebas, Cassini melaksanakan putaran satu kali diantara planet dan cincinnya.

Ilmuwan juga memakai data Cassini untuk memahami pemukaan dan komposisi planet ini. Mereka menemukan adanya angin yang bertiup kencang di atmosfer planet. Angin ini sulit diamati dari luar angkasa. Fenomena ini juga yang menjelaskan fluktuasi gravitasi antara planet itu dengna cincinnya.

Baca juga: Apa yang Terjadi Seandainya Bumi Memiliki Dua Bulan?

Awan di sekitar khatulistiwa Saturnus berputar empat persen lebih cepat dari awan yang berada di lapisan di kedalaman sekitar 9.600 kilometer. Peneliti menyebut hal ini sanggup menjelaskan lebih jauh ihwal interior Saturnus.

“Lapisan dalam yang berputar ini yaitu temuan yang mengejutkan dan membuka soal struktur dalam planet,” terperinci Linda Spilker, ilmuwan proyek Cassini, di Laboratorium Propulsion NASA.