Sering kali kita mendengar duduk masalah mengenai akreditasi anak, yang harus diselesaikan dengan cara pengecekan tes DNA. Sebenarnya, bagaimana sih tes DNA bisa menunjukan genetika seseorang? Apa cukup terpercaya dan bisa dijadikan bukti yang kuat? Yuk, kenali dulu apa bahwasanya DNA bersama Ruangguru!
Waktu belajar Biologi, kau tentu pernah mendengar istilah DNA. Masih ingatkah? DNA yaitu abreviasi dari deoxyribonucleic acid, yang dalam Bahasa Indonesia disebut ADN (asam deoksiribonukleat). DNA ini yaitu bahan genetik yang terdapat pada badan setiap orang hasil warisan orangtua. DNA ini terletak pada inti sel di dalam struktur kromosom dan pada mitokondria. Jadi, warna kulit, mata, bentuk rambut, dan sifat-sifat dari insan ditentukan dari DNA-nya.
DNA berbentuk menyerupai spiral ganda yang menyatu dengan rapat. Terdiri dari 4 pasangan basa A, C, G, dan T yang yaitu komponen kimiawi dan mengandung nitrogen. Nah, urutan basa pada molekul DNA ini yang memilih gosip genetika yang ada di dalamnya. So, urutan ini memilih hampir segala sesuatu, dari warna rambut, kulit, bentuk hidung, hingga sifat-sifat.
Tiap insan punya 23 pasang kromosom. 22 Pasang kromosom somatik dan sepasang kromosom penentu jenis kelamin. Kromosom XX memilih seseorang dengan jenis kelamin wanita, dan XY jenis kelamin laki-laki. Ini didapat dari orangtua, setengah ibu dan setengahnya lagi dari ayah.
Seorang ibu mewariskan DNA mitokondria. Sesuai namanya, yaitu DNA yang ada pada mitokondria. Nah, tes dengan mengambil DNA mitokondria seseorang bisa mengidentifikasi apakah mempunyai hubungan keluarga secara maternal. Caranya yaitu membandingkan DNA mitokondria yang dimiliki dengan ibu kandung, nenek, atau saudara kandung dari ibu.
Sedangkan, seorang ayah akan mewariskan kromosom Y pada anak laki-lakinya. Kromosom Y hanya dimiliki pria yang kromosom secnya XY. Kromosom Y ini tidak terdapat pada anak perempuan lho ya. Untuk menunjukan hubungan seseorang dengan keluarga pihak ayah, bandingkanlah kromosom Y seorang anak dengan ayah kandungnya, atau saudara kandung ayah.
Bagaimana jikalau ingin melaksanakan tes DNA pada seorang anak perempuan? Tes dilakukan dengan mengambil DNA dari kromosom somatik. Hal ini dikarenakan ikatan DNA di penggalan somatik hampir sama pada setiap orang lantaran fungsinya yaitu membentuk fungsi serta organ tubuh.
Kalau terjadi kesalahan urutan, maka akan menimbulkan gangguan pada insan yang bersangkutan. Pada inti sel ini juga terdapat area yang dikenal sebagai area STR (short tandem repeats). Sifatnya unik lantaran berbeda-beda pada setiap orang. Letak perbedaannya yaitu pada urutan pasang basa yang dihasilkan dan urutan pengulangan STR. Urutan AGACC akan beda dengan seseorang yang mempunyai untaian AGACT. Juga, dengan urutan pengulangan yang bersifat unik. Pola ini diwariskan oleh orangtua.
Proses tes DNA merupakan mekanisme yang digunakan untuk tahu gosip genetika seseorang. Dengan ini, seseorang bisa mengetahui garis keturunan serta risiko penyakit tertentu. Tes ini dilakukan dengan aneka macam alasan, menyerupai persolan langsung dan hukum, seperti tunjangan anak, perwalian anak, adopsi, imigrasi, warisan, dan duduk masalah forensik.
Caranya yaitu dengan mengambil STR dari si anak. Kemudian, akan dianalisis di laboratorium apakah urutannya sama atau tidak. Eits, tidak hanya final di urutan saja ya. Proses selanjutnya yaitu melihat nomor kromosom. Misalnya, pada hasil investigasi seorang anak ditemukan pada kromosom nomor 3 urutannya yaitu AGACT dengan pengulangan 2 kali. Kalau orangtua yang mengaku kandung juga mempunyai pengulangan sama pada nomor kromosom yang sama, maka sanggup disimpulkan antara 2 orang ini mempunyai hubungan keluarga.
Seseorang bisa dikatakan mempunyai hubungan darah kalau punya 16 STR yang sama dengan keluarga kandungnya. Kalau urutan dan pengulangannya sama, maka kedua orang yang dicek terbukti punya ikatan saudara kandung, atau hubungan darah yang dekat. Jumlah ini terbilang kecil jikalau dibandingkan dengan keseluruhan ikatan spiral dalam badan insan yang jumlahnya milyaran.
Tes DNA dilakukan dengan mengambil sedikit penggalan dari badan untuk dibandingkan dengan orang lain. Apa saja yang bisa diambil untuk jadi sampel? Hampir seuruh sampel biologis bisa digunakan untuk melaksanakan tes DNA. Rambut, air liur, urine, darah, sperma, cairan v@gin@, serta jaringan badan lainnya.
Sampel ini tentu tidak akan berubah sepanjang hidup. Mengonsumsi alkohol, rokok, serta obat tidak serta merta mengubah susunan DNA. Hasil tes gres sanggup dilihat dalam kurun waktu 2-4 minggu.
Hasil tes DNA hampir 100 persen akurat (lebih dari 99,99 persen). Kalaupun ada kesalahan, sangat kecil kemungkinannya, kira-kira 1:1 juta. Biasanya kesalahan disebabkan oleh faktor human error, terutama pada kesalahan interpretasi fragmen-fragmen DNA oleh operator (manusia). Namun, dengan menerapkan standard of procedur yang benar, human error tentu sanggup diminimalisir, bahkan ditiadakan.
Hasil tes ini hanya bisa digunakan sebagai rujukan pribadi, kecuali jikalau sampel yang diperiksa diambil melalui mekanisme aturan (surat dan polisi atau jaksa), maka sampel tersebut mempunyai kekuatan hukum.
Siapa pun bisa menjalankan tes ini, tidak dipengaruhi oleh umur. Tes sanggup dilakukan pada janin, bahkan pada orang yang sudah meninggal. Makanya pada masalah janjkematian yang misterius, tes ini pun sangat membantu proses penyelidikan.
Untuk biayanya sendiri, bisa dibilang tidak murah yaitu 7 hingga 8 juta rupiah.
Well, sekian dulu pembahasan wacana serba-serbi DNA. Kalau kau ingin memahami lebih dalam, yuk mencar ilmu dengan guru privat berkualitas di Ruangguru.com! (TN)
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Mengapa Tes Dna Jadi Bukti Berpengaruh Kasus Ratifikasi Anak?"
Posting Komentar