Bagi sebagian besar orang, menuntut ilmu bukan merupakan suatu perkara besar. Setiap hari berangkat ke sekolah atau kampus, belajar, kemudian mengerjakan tugas. Tidak ada perjuangan ekstra yang harus dikerahkan demi menerima ilmu. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk Lusita Meilana. Ia harus berjuang keras untuk meraih gelar sarjana dan masternya. Yuk, simak kisah Lusita di sini.
Masa kecil Lusita dihabiskan di sebuah rumah berukuran 5x5 meter bersama kedua orangtua dan kakaknya. Rumah sederhana itu bahkan tak bisa melindungi Lusita dan keluarganya dari air hujan. Kondisi perekonomian orangtuanya mengharuskan Lusita untuk bekerja sebagai ajudan rumah tangga (ART) dikala duduk di dingklik Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Ia pun pernah menjadi tukang masak untuk pekerja kebun. Meski begitu, gadis kelahiran tahun 1992 ini tetap berprestasi di sekolah. Selepas SMA, ia melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan beasiswa penuh dari Bidikmisi.
Mahasiswi berprestasi asal Desa Pematang Tahalo ini terus menandakan kecerdasannya dikala kuliah. Di IPB, Lusita mengambil jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Selain cerdas, ia juga kerap mengikuti banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan jurusannya. Prestasi yang berhasil diraih Lusita dikala S1 patut diacungi jempol, lho. Ia dan timnya menjadi peserta salah satu konferensi internasional di Jepang. Pada tahun 2013, Lusita juga mempresentasikan hasil penelitiannya di Cina. Menyambangi negara Jepang dan Cina yaitu hal yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya. Ia pun pernah menjadi runner up kompetisi IPB Green Living Movement. Tidak hanya itu, gadis berkerudung ini juga aktif mengikuti event internasional di bidangnya.
Lusita kemudian mendapatkan kesempatan untuk menlanjutkan studinya ke jenjang S2 melalui aktivitas Fast Track. Program ini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan gelar S1 dan S2 dalam waktu 5 tahun saja. Tanggal 21 September yang lalu, Lusita gres saja menjalani wisuda S2-nya. Ia meraih predikat cum laude dengan IPK 3,91, lho. Belum berhenti di situ, ia juga akan menerima gelar magisternya yang kedua dari Xiamen University Cina tahun depan.
Ada dongeng menarik sekaligus mengharukan di balik keberangkatan Lusita ke Cina untuk S2. Di ujung masa perkuliahannya, Lusita tidak bisa mempresentasikan hasil penelitiannya akhir masih menunggak biaya SPP sebesar 16 juta rupiah. Yup, dikala menjalani kuliah S2, ia tidak lagi didanai oleh Bidikmisi. Gadis yang mendukung kampanye go green ini membiayai kuliahnya dengan bekerja paruh waktu sebagai penerjemah dan guru les. Sayangnya, uang hasil dari pekerjaan tersebut masih tidak mencukupi. Untungnya, ia bertemu dengan seseorang yang mau meminjamkan uang supaya Lusita bisa menuntaskan studinya. Namun, uang tersebut harus dikembalikan dalam jangka waktu tiga bulan.
Saat mempresentasikan hasil penelitiannya, Lusita lebih kebingungan memikirkan cara melunasi hutangnya dibanding menjawab pertanyaan dari penguji. Ia terus menerus mencari cara untuk bisa mengembalikan uang yang ia pinjam. Sampai balasannya seorang temannya memberitahu bahwa ada beasiswa untuk studi S2 di Cina. Setelah dihitung-hitung, uang yang akan diterima Lusita dari beasiswa tersebut sanggup mencukupi pelunasan hutangnya. Anak bungsu dari dua bersaudara ini pun kembali berjuang untuk bisa menjadi salah satu peserta beasiswa.
Lusita berlatih mengerjakan soal TOEFL secara intensif di kamarnya. Salah satu persyaratan untuk mendapatkan beasiswa tersebut yaitu skor TOEFL di atas 550. Berkat kegigihan dan juga segudang prestasinya, Lusita berhasil mendapatkan beasiswa untuk S2 di Cina. Ia pun berangkat ke Cina untuk mempelajari ihwal ekologi dan lingkungan di Xiamen University. Bagaikan menerima rezeki berlipat ganda, Lusita bisa membayar hutangnya dan bersekolah di Cina sekaligus.
Saat ini Lusita sedang menuntaskan penelitiannya. Jika semua lancar, ia akan meraih gelar ketiga di belakang namanya, yaitu Master of Science di tahun 2017 mendatang. Good luck, Lusita! Semoga penelitiannya lancar dan meraih hasil terbaik.
Selamat Hari Sarjana Nasional! Ayo persiapkan diri kau dari kini untuk menghadapi SBMPTN, melalui video pelajaran dan latihan soal di ruangbelajar, Squads. (AZN/TN)
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Lusita Meilana: Dulu Ajun Rumah Tangga, Sekarang Peraih Gelar Master Dengan Predikat Cum Laude"
Posting Komentar