Fakta Unik Tontowi Dan Liliyana Cetak Hattrick

RANDOMINFO - Ganda adonan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir jadinya memenuhi ambisi untuk mencetak "hattrick" di All England. Gelar yang diraih di National Indoor Arena, Birmingham, Senin (10/3) dini hari melengkapi gelar yang diraih pada 2012 dan 2013 silam.

Ada fakta menarik dari kemenangan pasangan yang erat disapai Owi dan Butet ini, dini hari tadi. Mereka kembali menjadi juara sehabis mengalahkan pasangan nomor satu dunia asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei, lawan yang sama di final All England tahun lalu. Skornya pun sama persis, 21-13, 21-17. Tak cukup hingga di situ, durasi pertandingan pun sama persis, 42 menit. Dan bahkan catatan poinnya pun sama.

Di final 2013, Totowi dan Liliyan pernah ada pada posisi match point di kedudukan 20-16. Begitu pula final dini hari tadi. Dan kemudian duo ZZ menambah satu poin sehingga kedudukan menjadi 20-17. Pada 2013, Zhang Nan lah yang melaksanakan serve pada kedudukan 20-17. Uniknya, hal serupa juga terjadi pada final 2014.

Dan sorotan utama di poin penentu pun sama. Tahun kemudian Tontowi dan Liliyana meraih gelar kedua sehabis pengembalian Zhao Yunlei menyangkut di net. Dan tahun ini hal yang sama kembali terjadi, lagi-lagi Owi/Butet juara sehabis pukulan Zhao melabrak net. Tambah lagi, jikalau dilihat dari tayangan televisi, ketika menjadi juara tahun kemudian maupun kini pasangan itu juga ada di posisi lapangan sebelah atas.

Melihat penampilan Tontowi dan Liliyana di final dini hari tadi, hanya sedikit cela yang dimiliki ganda adonan nomor dunia dunia ini. Owi tampil damai dan bertenaga sebagai tukang gebuk, sementara Liliyana mayoritas di depan net. Zhao Yunlei yang biasanya bagus dalam membaca serangan dibentuk kewalahan. Zhao juga kehabisan nalar mengatur permainan alasannya Owi tanpa diduga dapat meladeninya di permainan depan.

Gelar ketiga beruntun di All England ini menjadi catatan sejarah di perbulutangkisan Indonesia. Tontowi dan Liliyana menjadi ganda adonan pertama yang dapat mencetak "hattrick". Pemain Indonesia lain yang pernah mencatat prestasi serupa ialah Rudy Hartono (1968-1974) dan Tjun Tjun/J. Wahjudi (1977-1980).