Menjadi seorang guru memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang guru harus bisa menjadi pola yang baik bagi para siswanya. Sayangnya, di dalam proses mencar ilmu mengajar, guru sering kali tidak sadar telah melaksanakan beberapa kesalahan. Hal ini tentunya bisa berdampak jelek bagi para siswa. Agar bisa menjadi pola yang baik atau guru teladan bagi para siswanya, sebaiknya seorang guru menghindari beberapa kesalahan ini dalam mengajar.
Bapak/Ibu pernah menemukan siswa yang terlihat kurang bersemangat dikala aktivitas mencar ilmu mengajar? Atau bahkan hingga ada siswa yang tertidur di dalam ruang kelas?
Mungkin selama ini Bapak/Ibu selalu menerapkan metode mencar ilmu mengajar yang monoton, menyerupai mengajar secara satu arah. Ada baiknya sesekali Bapak/Ibu memakai metode mencar ilmu mengajar yang berbeda dari biasanya. Sebagai variasi, Bapak/Ibu bisa mencoba berdiskusi dengan para siswa, mencar ilmu di luar kelas, atau membentuk dingklik di dalam kelas menjadi bulat besar, lho.
Setiap siswa niscaya pernah melaksanakan suatu kesalahan. Itu ialah bagian dari proses pembelajaran. Ketika hal ini terjadi, sebaiknya Bapak/Ibu jangan pribadi memperlihatkan komentar negatif. Telusuri lebih dulu apa penyebab siswa tersebut melaksanakan kesalahan. Kemudian, nasihati mereka dengan memakai kata-kata yang positif.
Hal ini penting untuk membangkitkan kepercayaan diri para siswa. Jika Bapak/Ibu sering mengeluarkan kata-kata negatif, siswa bisa saja menjadi merasa tidak berkhasiat dan malas untuk menjadi lebih berkembang. Sebagai pola sosok yang menerapkan hal ini ialah Mr.Kobayashi.
Masing-masing siswa niscaya mempunyai latar belakang, kemampuan, dan huruf yang berbeda-beda. Banyaknya jumlah siswa yang diajar oleh seorang guru, menciptakan guru seringkali menyamaratakan semua siswanya. Padahal, tindakan tersebut bisa dibilang kurang adil. Tindakan diskriminatif biasanya dilakukan para guru pada dikala proses penilaian. Tak jarang beberapa guru memperlihatkan nilai yang lebih tinggi keapada siswa yang disukai, begitu juga sebaliknya. Diskriminatif pada proses evaluasi bisa saja menghambat perkembangan para siswa. Proses evaluasi ialah sebuah upaya untuk menghargai para siswa sesuai dengan perjuangan yang dilakukannya. Oleh alasannya ialah itu, proses evaluasi ini sebaiknya dilakukan secara adil dan sungguh-sungguh.
Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh para guru yang memanfaatkan "pekerjaan sampingan" untuk menerima penghasilan tambahan. Hal itu tentunya sah-sah saja asalkan pekerjaan tersebut tidak memanfaatkan para siswa sebagai objeknya. Di Indonesia sendiri, ada beberapa guru yang suka memaksakan para siswanya untuk membeli buku pelajaran tertentu. Selain itu, mengikuti pelajaran komplemen berbayar pada guru tersebut biar nilai mereka bagus. Padahal, tidak semua siswa berasal dari keluarga yang berkecukupan. Bahkan, di Kota Garut hingga ada seorang siswa yang berasal dari keluarga kurang bisa bunuh diri alasannya ialah dipaksa gurunya untuk membeli alat-alat pelajaran. Sekadar merekomendasikan alat pendukung mencar ilmu kepada para siswa boleh saja Bapak/Ibu lakukan, tetapi sebaiknya jangan hingga memaksa mereka juga ya.
Ini ialah kesalahan yang sangat penting untuk Bapak/Ibu hindari. Mengapa? Jika kurang persiapan dikala mengajar, Bapak/Ibu tentunya menjadi kurang menguasai materi. Bagaimana bisa menghasilkan siswa yang berkualitas jikalau guru sendiri tidak menguasai materi dengan baik? Bukankah segala sesuatu yang baik harus dimulai dari diri sendiri? ☺
Kebiasaan yang susah dihindari oleh kebanyakan orang Indonesia ialah terlambat. Guru sebagai contoh bagi para siswa, sebaiknya hindari tiba terlambat. Selain alasannya ialah memperlihatkan pola yang tidak baik, siswa pun akan menjadi kurang respect kepada Bapak/Ibu. Dengan menjadi pribadi yang sempurna waktu artinya Bapak/Ibu juga telah menghargai perjuangan para siswa yang sudah semangat untuk belajar.
Di masa digital menyerupai kini ini, sebaiknya guru mulai “melek” terhadap teknologi. Jangan hingga para siswa lebih berilmu memakai teknologi dibanding gurunya. Teknologi bisa mempermudah Bapak/Ibu dalam mepersiapkan dan memberikan materi anutan lho. Sebagai metode mencar ilmu masa kini, Bapak/Ibu juga bisa memakai aplikasi mobile Ruangguru untuk berkomunikasi ihwal pelajaran secara pribadi dengan para siswa.
Demikianlah kesalahan-kesalahan yang perlu dihindari oleh guru dikala mengajar. Semoga bermanfaat bagi Bapak/Ibu Guru sekalian yang ingin menjadi guru teladan! Selain mengajar di kelas, guru bisa loh menjadi guru privat di Ruangguru dan tiba ke rumah siswa. Jangan lupa untuk merekomendasikan ruangles ke siswa anda ya! ☺
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Ingin Menjadi Guru Teladan? Hindari 7 Kesalahan Ini!"
Posting Komentar