Kebanyakan beasiswa luar negeri memberi standar tertentu untuk IPK dan skor bahasa Inggris. Bagaimana kalau IPK dan kemampuan bahasa Inggris kamu pas-pasan? Akankah kau berpikir untuk tetap nekad mencoba beasiswa luar negeri?
Well, nilai kurang memenuhi standar memang bikin minder. Dengan modal segitu, untuk menembus beasiswa dengan ribuan pelamar terdengar sangat tidak mungkin ya, smart buddies. Eits, jangan berkecil hati dulu. Nilai pas-pasan bukan berarti udik ya. Mungkin ada sesuatu yang mempengaruhi di balik itu semua. Seperti halnya waktu dan konsentrasi yang terbagi dengan acara lain yang menyita waktu belajar. Jadikan hal ini sebagai motivasi untuk mendapat cara biar potensimu yang lain sanggup menonjol. Nilai akademis memang penting. Tapi, banyak hal lain di luar akademis yang bisa dijadikan nilai plus kok.
Jangan putus asa! Ada caranya lho supaya kau yang IPK-nya kurang dari standar dan kemampuan bahasa Inggrisnya kurang. Simak yuk!
#1. Organisasi
Banyak-banyaklah aktif dalam organisasi. Pemberi beasiswa tidak hanya menilaimu dari sisi akademis saja, tapi juga kemampuan dalam menghadapi aneka macam persoalan. Semakin banyak pengalamanmu berorganisasi, kau akan sering bertemu aneka macam abjad orang beserta masalah-masalah. Dengan demikian, kau akan jadi terbiasa menghadapi macam-macam kondisi. So, hal ini akan menarik perhatian pemberi beasiswa untuk memilihmu.
#2. Surat rekomendasi
Surat rekomendasi sangat penting untuk jadi paspormu mendapat beasiswa. Dokumen ini bisa jadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi pelamar beasiswa. Banyak perkara di mana si pelamar berhasil sanggup beasiswa lantaran surat rekomendasi, meskipun nilai rapor, IPK, bahasa Inggris, nilai tes, dan wawancaranya tidak outstanding.
Siapa saja yang sebaiknya dimintai rekomendasi? Dosen, guru, mentor, atau atasanmu bila kau sudah pernah bekerja. Setidaknya, mereka tahu kemampuanmu. Nah, akan lebih baik lagi bila orang-orang yang kau jadikan perekomendasi tersebut sudah pernah mempublikasikan jurnal internasional. Setidaknya, punya pengalaman mengikuti seminar internasional.
#3. Motivation Letter
Ketika mendaftarkan diri untuk beasiswa, niscaya kau akan diminta untuk menciptakan motivation letter. Apa itu motivation letter? Surat yang menceritakan apa alasan, tujuan, serta motivasimu ingin berguru di negara tujuan. Biasanya, surat ini dikirimkan bersama dengan dokumen untuk persyaratan beasiswa.
Apa saja yang sebaiknya kau tuliskan di sana? Apa pencapaian terbaikmu, skill yang membedakan kau dengan orang lain, masa tersulit yang pernah kau lewati selama hidup, termasuk kegagalan, dan sebagainya. Bahkan hobi, bacaan, dan film favoritmu pun akan menggambarkan kamu. Jadi, buatlah sedetil mungkin, namun jangan hingga berbelit-belit.
Jangan pernah anggap remeh motivation letter lho. Buatlah semaksimal mungkin sehingga si pemberi beasiswa akan terkesan pada semangatmu. Sajikan dengan tata bahasa yang rapi, jujur, dan tidak mainstream. Surat ini akan menawarkan kesungguhanmu dan akan kembali dipertimbangkan dikala tes wawancara.
#4. Akses lain
Ingat, kesempatan beasiswa bukan hanya tiba dari lembaga-lembaga menyerupai ADS, AMINEF, NESO, dan sebagainya. Rajin-rajinlah mencari gosip dari international office di universitas, mailing-list beasiswa, forum pemberi beasiswa, dan kerabat yang juga akseptor beasiswa.
Mungkin kau juga bisa coba cara cerdas dengan mencari beasiswa pintu belakang. Daripada ikut tes yang pelamarnya ribuan orang, carilah jalur beasiswa anti-mainstream. Here's some tips for you:
- Hubungi universitas tujuanmu, kirimkan CV serta riwayat pendidikan. Kemudian, tanyakan apa universitas tersebut membuka jalur beasiswa independen atau tidak.
- Cari kontak profesor universitas tujuan. Pilih profesor yang setidaknya sudah pernah menulis buku di bidang-bidang yang sudah kau pelajari. Ajukan dirimu untuk membantu risetnya. Nah, di dikala inilah kau harus menawarkan performa sebaik mungkin. Perlahan, bernegoisasilah biar ia bersedia mendanaimu kuliah di sana. Kalau sang profesor berpikir kau cukup kompeten, ia tidak akan ragu membiayai kuliahmu dengan kocek pribadinya lho!
- Hubungi kembali senior yang dikala ini di luar negeri. Mereka niscaya sudah tahu kondisi di negara asing. Terutama jalur khusus untuk mendapat beasiswa jalur belakang.
#5. Tes wawancara
Kalau kau bisa tampil meyakinkan dikala tes wawancara, bisa jadi pemberi beasiswa akan 'lupa' dengan nilai IPK, bahasa Inggris, dan tes lainnya yang kurang memenuhi syarat. Oleh lantaran itu, tunjukkan kesan cerdas, profesional, dan bertanggungjawab. Oh ya, jangan pernah berbohong demi terlihat keren ya. Kalau hingga kau didapati mengada-ada, karenanya akan fatal.
#6. Kelebihan lain
Kalau IPK-mu rendah, kau harus bisa menawarkan kelebihanmu di bidang lain. Tulisan, karya ilmiah, penghargaan baik nasional maupun internasional niscaya akan banyak membantu. Jangan lupa ceritakan juga bila kau aktif dalam acara sosial. Di luar negeri, kemampuan yang bermanfaat bagi masyarakat sangat dihargai. Kalau skor TOEFL di bawah standar, coba pilih jurusan sains. Di jurusan ini biasanya tidak akan terlalu mengutamakan bahasa lantaran akan lebih banyak bertemu hitung-hitungan.
#7. Negara yang pakai bahasa non-Inggris
Pada umumnya, beberapa negara non-bahasa Inggris tidak menuntut nilai skor TOEFL/IELTS terlalu tinggi. Ada Belanda, Spanyol, Jepang, Italia, dan masih banyak lagi. Biasanya sebelum keberangkatan, kau akan diberi kesempatan untuk berguru bahasa setempat biar lebih memudahkan proses berguru nantinya. Skill tentu akan semakin banyak dong pastinya.
Intinya, apa pun jadi mungkin kalau kau mau berusaha. Inovasi dan keberhasilan tidak muncul dari pribadi yang cepat menyerah. Remember! If there's a will, there's a way, smart buddies! Cheers! (TN)
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Ingin Beasiswa Luar Negeri Tapi Ipk Rendah Dan Bahasa Inggris Pas-Pasan? Ini Triknya!"
Posting Komentar