5 Informasi Hoax Yang Mengiringi Agresi Demo 22 Mei 2019

Technologue.id, Jakarta – Sejumlah konten yang memuat ujaran kebencian, fitnah dan hoaks tersebar melalui media umum dan pesan instan. Konten yang terkait agresi demonstrasi 22 Mei 2019 itu berhasil diidentifikasi oleh Subdit Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika.


“Setidaknya terdapat lima postingan yang beredar luas sejak agresi yang dimulai pada Selasa malam, ujar Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, memberikan lima kabar hoaks tersebut, di Jakarta, Rabu (22/05/2019) pagi.


Pertama, hoaks Pengumuman KPU Senyap-Senyap. Telah beredar sebuah postingan di Facebook wacana Pengumuman KPU senyap-senyap.


Setelah ditelusuri, KPU membantah pernyataan Capres Prabowo Subianto yang menilai hasil rekapitulasi diumumkan secara senyap-senyap. KPU mengatakan, tidak ada yang janggal alasannya ialah rekapitulasi sudah final dilakukan.


“Tidak ada yang janggal. Ketentuan undang-undang paling lambat 35 hari. Jatuhnya tanggal 22 Mei 2019 sudah rampung. Rekapitulasi provinsi dan luar negeri sudah selesai, maka kami tuntaskan malam tadi,” kata Ferdinandus mengutip pernyataan resmi Komisioner KPU RI Ilham Saputra saat dihubungi wartawan, Selasa (21/5).


Kedua, Personil Brimob menyamar pakai baju Tentara Nasional Indonesia AL. Sebuah postingan berupa foto anggota Tentara Nasional Indonesia yang menggunakan kaos kaki Brimob dan pasukan Brimob yang menyamar pakai pakaian Tentara Nasional Indonesia AL.


Namun faktanya, foto yang diposting tersebut ialah anggota pasukan Marinir Tentara Nasional Indonesia AL dengan tanda menggunakan baret ungu sesuai dengan warna baret yang telah diperuntukan.


Ketiga, Polisi menembaki para demonstran di dalam Masjid. Sebuah video pendek tersebar luas yang berisi mengenai rekaman situasi di sebuah Masjid di tempat Tanah Abang.


Dalam video tersebut, dinarasikan bahwa Polisi menyerang para demonstran yang berada di dalam Masjid tersebut dengan cara menembakinya.


Faktanya, suara-suara tembakan yang terdengar dari video tersebut ialah bunyi dari luar Masjid, suara-suara itu berasal dari kerusuhan yang terjadi di sekitar tempat Masjid tersebut, yaitu di tempat Tanah Abang.


“Dalam kericuhan itu, terdapat banyak bom molotov yang dipakai para demonstran untuk melempari Polisi dan bunyi tembakan gas air mata yang dipakai Polisi untuk menarik mundur para demonstran,” ungkap Ferdinandus.


Keempat soal adanya penembakan peluru tajam di Jalan Sabang. Polisi Republik Indonesia menegaskan anggotanya yang bertugas melaksanakan pengamanan di depan KPU pada 22 Mei 2019 hanya dibekali tameng dan gas air mata.


Aparat yang bertugas dihentikan membawa senjata api dan peluru tajam. Jadi, isu yang beredar bahwa ditemukannya selongsong senjata api yang dipakai pegawanegeri keamanan tersebut ialah tidak benar.


Kelima, Hoaks pemberitaan yang menarasikan, “Tanggal 22 Mei Pendukung 02 Kepung KPU, Wiranto: Biarkan Saja, Untuk Bahan Berburu Menembak TNI-POLRI”. Narasi tersebut dipadukan dengan sebuah foto korban agresi unjuk rasa 22 Mei 2019.


Namun faktanya, tidak ditemukan pernyataan Wiranto menyerupai yang diunggah diakun Facebook. Dalam rapat tersebut, Wiranto menyampaikan jelang tanggal 22 mei banyak isu people power yang akan menciptakan banyak masyarakat cemas.


Oleh alasannya ialah itu, rapat tersebut merupakan satu sinergitas dari sentra dan daerah, dari semua kementerian dan forum termasuk yang ada dibawahnya kepolisian, Tentara Nasional Indonesia sampai pemerintah daerah. Hal ini guna mensinergikan hal-hal negatif yang mungkin terjadi yang berujung pada konflik sosial.


Wiranto menuturkan pihaknya mengapresiasi pemilu sudah final dan menerima apresiasi dari 39 negara.


Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "5 Informasi Hoax Yang Mengiringi Agresi Demo 22 Mei 2019"

Posting Komentar