Bagaimana kabar, smart buddies? Pernah berimajinasi mengenai sekolah keinginan yang keren dan menyenangkan? Belajar tidak selalu identik dengan dingklik dan meja yang membosankan, lho. Inilah beberapa sekolah unik dengan konsep keren dan menarik dalam melaksanakan sistem pembelajaran. Keep scrolling :)
1. Steve Jobs School
Familiar dengan nama Steve Jobs, smart buddies? Meskipun begitu, sekolah ini bukan didirikan oleh pendiri Apple itu lho. Namun, slogan "think different" yang diusung oleh perusahaan itu menjadi motto pelopor utama di Steve Jobs School.
Pembelajaran sekolah yang terletak di Belanda ini dirancang agar akseptor didik sanggup mengembangkan bakat dan keunikan masing-masing individu. Sistem self paced learning membebaskan siswa untuk menciptakan rancangan belajarnya sendiri. Masa awal studi, siswa diminta untuk menciptakan individual development plan (IDP) sendiri yang akan dievaluasi setiap 6 ahad oleh siswa, wali, bahkan coach (sebutan untuk pengajar). Hasil dari IDP akan memilih arahan dan tantangan berguru selanjutnya.
Pembagian kelas tidak berlaku di Steve Jobs School. Setiap siswa akan masuk pada core groups tertentu yang berisi 25 siswa dengan perbedaan usia maksimum 4 tahun. Perbedaan usia ini dimaksudkan agar siswa yang lebih bau tanah sanggup membimbing yang lebih muda, dan terjalin perilaku saling menghormati satu sama lain. Setiap kelompok hanya berkumpul selama 30 menit setiap pagi untuk mendiskusikan apapun. Setelahnya, setiap siswa melaksanakan berguru dengan masing-masing subject specialist.
2. Big Picture Learning
Model pembelajaran Big Picture Learning ingin menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan dunia profesional. Siswanya didorong untuk mengeksplorasi dan mengejar passion di dalam diri mereka. Setelah memilih tujuan profesi yang ingin digeluti, sekolah memilih mentor yang sanggup mendampingi akseptor didik. Dari jadwal magang eksklusif pada jago ini membantu siswa lebih paham mengenai seluk beluk dunia profesional bidang yang ia minati. Namun, tak hanya terpaku pada satu profesi saja lho.
Meskipun memfasilitasi keunikan tiap individu, 15 siswa digabungkan dalam satu kelompok berguru yang dibimbing oleh satu advisor. Seorang advisor ini menjadi pendamping yang memberi nasihat-nasihat personal pada masing-masing akseptor didik.
Prinsip "learning by doing" benar-benar berlaku di sini. Pertama kali dijalankan di negara bab Rhode Island, jaringan Big Picture Learning meluas di banyak sekali negara bab Amerika Serikat.
3. Makoko Floating School
Sesuai namanya, Makoko Floating School benar-benar terapung di atas Laguna Lagos, Nigeria. Bahkan, siapapun yang ingin mendatangi sekolah itu harus memakai perahu-perahu kecil. Sebenarnya bangunan dengan materi utama kayu ini tidak hanya menampung bawah umur usia wajib belajar, namun juga sebagai communal learning space yang sanggup dimanfaatkan seluruh warga. Makanya jangan heran jika yang beraktivitas di sini tidak hanya anak-anak, smart buddies.
Tempat yang bisa memberi daerah pada terciptanya ide-ide gres dan ramah lingkungan menjadi tujuan utama Makoko Floating School. Kunle Adeyemi, sebagai arsitek, menciptakan konsep bangunan yang bisa menyesuaikan diri terhadap tipikal kota di pesisir pantai Afrika. Sempat terancam dibongkar, sekolah ini malah menjadi model pemerintah untuk pembangunan perumahan-perumahan baru.
4. Orestad Gymnasium
Alih-alih membagi gedung sekolah dalam bentuk ruangan-ruangan, Orestad Gymnasium memakai satu ruangan besar untuk banyak sekali keperluan. Sekolah menengah ini mendorong kerja sama antar siswa untuk membentuk sistem berfikir yang fleksibel dalam keberagaman. Konsep ini dibutuhkan sanggup membekali siswanya dengan kreativitas dan penemuan yang mempunyai kegunaan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, konsep open space ini juga semakin gampang bagi penghuni sekolah saling menyebarkan inspirasi.
Pengajar di Orestad Gymnasium berfungsi sebagai fasilitator dalam belajar. Mereka hanya memegang 50% pembelajaran, sementara sisanya diserahkan masing-masing pada akseptor didik. Ketika kelas berlangsung pun, guru tak selalu mengambarkan di depan kelas namun berkeliling di area berguru siswa. Meskipun siswa memakai iPads dan Googl apps selama belajar, prinsip yang ditanamkan sekolah yang ada di Denmark ini yakni "producers of content, not just consumers."
5. Innova Schools
Menanggapi pendidikan yang tertinggal di negaranya, Carlos Rodriguez, milyarder asal Peru ini membangun Innova Schools. Misi awalnya yakni menciptakan alternatif pendidikan bagi kaum menengah yang lebih terjangkau dari sekolah swasta namun lebih baik daripada institusi milik pemerintah.
Setiap kelas terdiri dari 30 siswa. Pada paruh pertama hari belajar, siswa berdiskusi menemukan pemecahan suatu duduk masalah bahu-membahu dengan seminimal mungkin campur tangan pengajar. Sementara paruh kedua, siswa berguru secara berdikari melalui Khan Academy dan Time to Know. Pada simpulan tahun, kelompok siswa ini mempresentasikansolusi yang mereka tawarkan.
Sebagai bab dari pendidikan holistik, akseptor didik didorong untuk melaksanakan acara fisik di luar ruang. Metode ini dirasakan berhasil. Sebanyak 61% siswa bisa melampaui batas nilai Matematika yang ditetapkan pemerintah federal, sementara secara nasional hanya diraih oleh 17% siswa.
Apakah ada smart buddies yang ingin mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah di atas? Atau malah ingin mengadaptasi model sekolah tersebut untuk pendidikan Indonesia? (NM/TN)
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "5 Konsep Sekolah Unik Yang Menciptakan Mencar Ilmu Menyenangkan"
Posting Komentar