Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK di dalam program SOHO #BetterU: Hari Gizi Nasional, membahas perihal obesitas, yang merupakan suatu kondisi penumpukan jaringan lemak hiperbola di dalam tubuh.
Masalah obesitas tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Angka obesitas di kalangan anak di Indonesia memperlihatkan tren meningkat. Salah satu faktornya alasannya meningkatkan kondisi ekonomi keluarga, yang berimplikasi semakin mudahnya terusan pada aneka macam bentuk macam makanan, terutama yang tinggi kandungan lemak dan gula.
Faktor lainnya, kini banyak anak yang menghabiskan waktunya bersama perangkat (gadget) permainan elektroniknya.
Disisi lain, tidak sedikit orang bau tanah yang senangnya ketika anaknya gemuk atau chubi, alasannya akan menjadi fokus utama lingkungan sekitar menjadi hal menyenangkan, bahkan banyak yang mencubit, mencium alasannya gemas melihatnya.
Penyebab lainnya obesitas (kelebihan berat badan) pada anak alasannya faktor keturunan. Resiko obesitas bisa meningkat pada anak yang mempunyai orang bau tanah yang juga mengalami obesitas.
Penyebab paling utama anak obesitas yakni pola makan, beberapa kuliner yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak memperlihatkan dampak kegemukan, menyerupai coklat, permen, minuman dan kuliner tinggi kandungan gula, junk food, keju, dll.
Faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab
Obesitas yang dialami oleh anak atau remaja, terkadang terjadi alasannya mereka menjadikan kuliner sebagai pelarian dari rasa putus asanya (frustrasi) terhadap pelajaran di sekolah atau duduk kasus lainnya yang dihadapinya.
Cara mengetahui obesitas pada anak
Masalah obesitas pada anak gampang dikenali. Beberapa tanda-tanda klinis gampang terlihat menyerupai tinggi dan berat tubuh yang tidak seimbang, ukuran penis yang terlihat kecil (karena karam akhir jaringan lemak di sekitar penis yang meninggi)...
...kemudian penumpukan lemak di sekitar perut dan sekitar payudara, dan bentuk kaki yang bengkok akhir terlalu berat menopang beban tubuh.
Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK menjelaskan pola makan yang buruk, kurangnya kegiatan fisik, rendahnya kontrol orang bau tanah terhadap kuliner yang dikonsumsi anak, menjadi faktor secara umum dikuasai anak terkena obesitas. Menurutnya, obesitas bisa dicegah.
Obesitas pada anak bahayanya tidak hanya meningkatkan risiko penyakit kronis. Anak yang mengalami obesitas juga sanggup mengalami duduk kasus secara sosial dan emosional.
Sehingga, duduk kasus ini tidak bisa dianggap sepele, kegemukan pada anak menimbulkan beberapa duduk kasus yang cukup serius, berikut di bawah ini pembahasannya:
(masalah pada fisik)
#1. Diabetes tipe 2
Obesitas pada anak banyak terjadi alasannya pola makan yang tidak baik (makan berlebihan), salah satunya konsumsi kuliner dan minuman manis yang telalu banyak.
Diabetes tipe 2 yakni sebuah penyakit kronis yang paling mungkin terjadi pada anak obesitas. Ilmu kedokteran di Amerika Serikat mengemukakan diabetes tidak hanya berpotensi menyerang orang dewasa, tetapi juga rentan menyerang anak usia belasan tahun yang mengalami kelebihan berat badan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sebelas anak. Sebelas anak yang sedang terjangkit diabetes dan membutuhkan lebih banyak insulin untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pil diabetes.
Seperti dilansir dari AP, seorang hebat bedah anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Center yaitu D. Thomas Inge menemukan keterkaitan kelebihan berat tubuh pada anak dengan resiko diabetes tipe ke-2.
#2. Asma
Anak-anak yang kelebihan berat tubuh lebih berisiko terjangkit asma. Hal itu alasannya kelebihan lemak di dalam tubuh yang sanggup berakibat anak rentan mengalami sesak napas
Bobot tubuh hiperbola mendatangkan beban embel-embel bagi paru-paru, mengakibatkan munculnya penyakit ini.
#3. Sistem imun yang terganggu
Obesitas meningkatkan resiko inflamasi. Dimana duduk kasus inflamasi bisa mensugesti otak, yang menciptakan suasana hati lebih gampang berubah.
#4. Kolesterol dan tekanan darah tinggi
Konsumsi kuliner secara berlebihan, ataupun konsumsi kuliner yang tidak sehat, tinggi lemak, tinggi kandungan gula dll, bisa menjadikan anak mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Hal itu alasannya terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah, alasannya terlalu banyak lemak didalam tubuh. Penumpukan plak ini, kalau berlangsung terus-menerus dalam waktu panjang menciptakan penumpulan tersebut masuk ke tahap mengeras, dan balasannya menyumbat pembuluh darah, yang artinya meningkatnya resiko serangan jantung dan stroke.
Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK menyampaikan bahwa obesitas sanggup mengakibatkan arteri karotis dan kolesterol tidak normal, alasannya kondisi di dalam darah terdapat banyak lemak sehingga membahayakan pembuluh darah.
"Orang yang mengalami obesitas juga berpotensi mengalami gangguan hati, gangguan makan, anoreksia, abuh kulit dan asma, serta gangguan pernafasan lainnya," katanya
#5. Perlemakan hati non-alkohol
Perlemakan hati non-alkohol merupakan penyakit organ hati alasannya duduk kasus kegemukan yang dialami, bukan alasannya konsumsi alkohol. Penyakit ini menjadikan jaringan parut dan kerusakan hati.
#6. Pubertas dini
Obesitas juga menjadikan anak mengalami ketidakseimbangan hormon, hal ini jarang dibahas. Akibat kondisi ketidakseimbangan hormon menciptakan anak bisa mengalami pubertas dini, menyerupai menstruasi lebih awal dari umumnya yang terjadi.
#7. Gangguan pernapasan
Anak yang mengalami obesitas lebih rentan terkena duduk kasus gangguan pernapasan. Sehingga, anak sering mendengkur dikala tidur.
#8. Gangguan tidur
Masalah obesitas bisa menciptakan pernapasan anak yang mengalaminya menjadi tidak normal, menyerupai yang sering terjadi yakni mendengkur dikala tidur. Kualitas istirahat (tidur) anak menjadi menurun akhir gangguan pada pernapasannya ini.
Salah gangguan tidur yang paling dikhawatirkan pada anak dengan obesitas yakni OSA (obstructive sleep apnea), merupakan sebuah kondisi napas berhenti dikala tidur yang balasannya sanggup mengakibatkan kematian.
(masalah sosial dan emosional)
#9. Merasa rendah diri
Tubuh dengan berat hiperbola kerap menciptakan orang menjadi tidak percaya diri dalam pergaulan sehari-hari. Tidak jarang kita lihat anak obesitas seringkali diledek atau bully di sekolah.
Tentunya, fenomena menyerupai ini tidaklah baik, yang menciptakan anak sering di-bully akan merasa rendah diri, sehingga sulit bisa memunculkan rasa percaya dirinya.
Hingga dampak yang terburuk yakni anak mengalami stres dan depresi, menyerupai di negara Jepang dimana banyak anak umur sekolah melaksanakan bunuh diri alasannya di-bully oleh teman-teman di lingkungannya.
#10. Gangguan perilaku
Anak obesitas lebih berisiko mengalami duduk kasus kecemasan, yang berimplikasi pada keterampilan yang menjadi kurang baik di sekolahnya. Hal ini terus berimplikasi pada gangguan sikap pada anak obesitas, yang menciptakan anak menarik diri dari lingkungan sosial.
#11. Depresi
Depresi menjadi komplikasi yang sangat serius sanggup dialami anak obesitas. Tanda-tanda anak yang depresi yaitu sering menangis, hilang semangat tiba-tiba, kehilangan minat dalam kegiatannya sehari-hari, dan tidur lebih usang waktunya (dari biasanya ia tidur).
Rasa tidak nyaman dan percaya diri menciptakan anak menjadi rentan mengalami depresi, sehingga orang bau tanah perlu mendampingi.
#12. Prestasi sekolah Anak menurun
Sebuah penelitian di Amerika dan Inggris menemukan bahwa obesitas tidak hanya mensugesti kesehatan anak, tetapi juga prestasinya di sekolah, terutama pada anak remaja perempuan.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada sekitar 6.000 pelajar di Inggris, membandingkan antara indeks massa tubuh pada para pelajar, dari ketika mereka berusia 11-16 tahun dengan prestasi mereka di sekolah.
Sekitar 71% pelajar mempunyai berat tubuh normal, dan sekitar 15% pelajar mengalami obesitas pada awal penelitian dilakukan.
Para peneliti kemudian memperlihatkan ujian akademis berupa ujian bahasa inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam sebanyak 3 kali, yaitu dikala mereka berusia 11, 13, dan 16 tahun.
Dengan menyingkirkan faktor-faktor resiko lainnya, diantaranya status sosial ekonomi, IQ anak, dan siklus menstruasi, para peneliti menemukan (dari hasil penelitian panjang tersebut) bahwa remaja wanita yang sudah terkena obesitas ketika berumur 11 tahun memperoleh nilai yang lebih jelek ketika berusia 11, 13, dan 16 tahun, dibandingkan remaja yang tidak mengalami obesitas.
Penyebab obesitas menurunkan prestasi sekolah anak (terutama pada remaja perempuan) masih belum bisa dipastikan, dugaan besar lengan berkuasa yakni bahwa obesitas mensugesti kesehatan mental para remaja.
Utamanya pada anak remaja wanita yang lebih terpengaruh oleh kondisi berat badannya (yang tidak ideal) dibandingkan anak laki-laki.
Obesitas menciptakan anak tidak percaya diri, tidak nyaman, tidak mengasihi dirinya sendiri, hingga bisa mengalami depresi. Hal ini berefek jelek pada kemampuannya dalam menyerap pelajaran di sekolah, bahkan anak bisa mangkir sekolah alasannya di-bully teman-temannya.
#13. Masalah lainnya
dr Damayanti R Syarif, SpA, dari Subbagian Nutrisi dan Metabolik Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, menjelaskan bahwa anak obesitas rentan mengorok dan terbangun pada malam hari, sering mengompol, sering mengantuk pada pagi hari, yang menciptakan porses belajarnya terganggu.
Obesitas juga menjadikan komplikasi seperti, nyeri abdomen, gangguan fungsi hati, psikososial dan perkembangan seksual. dr Damayanti R Syarif, SpA menyampaikan hingga dikala ini belum ditemukan obat-obatan resmi untuk mengatasi anak yang mengalami obesitas.
Selain itu, menurunkan berat tubuh pada anak obesitas dilarang secara drastis, tetap penting memperhatikan diet kalori seimbang sesuai dengan usianya.
Disrankan melaksanakan kegiatan 20-30 menit per hari (minimal 4 kali seminggu) untuk melaksanakan jalan-jalan, bersepeda, jongging, dll, hal ini menurut dari apa yang disukai anak.
dr Damayanti R Syarif, SpA juga meminta agr orang bau tanah mengurangi waktu anak untuk nonton televisi. Diring anak untuk melaksanakan kegiatan gerak, tetapi jangan hiperbola juga (seperti olahraga terus menerus hingga 2 jam, dll) karena malah memperlihatkan imbas negatif.
Ukur tingkat kegemukan berat tubuh dengan teknologi IMT
IMT merupakan pengukuran untuk memilih apakah berat tubuh seseorang diklasifikasikan sebagai berat tubuh di bawah normal, normal (ideal), kelebihan berat badan, dan obesitas.
IMT diukur dengan rumus berat (dalam kilogram) dibagi tinggi tubuh kuadrat (dalam meter2). Pengukuran IMT anak Anda akan dibandingkan dengan IMT bawah umur lain dengan jenis kelamin, usia dan tinggi yang sama.
Untuk menghitung IMT anak Anda bisa dilakukan dengan gampang di situs Kidshealth.org
Cara mengatasi ancaman obesitas pada anak sekolah
Perliu diingat, pengurangan berat tubuh harus dilakukan dalam jangka panjang, yang dilakukan secara bertahap. Normalnya sanggup menurunkan bobot tubuh sekitar 0,5-0,9 kilogram per minggu.
#Bicara dari hati ke hati dengan anak
Pembicaraan berat tubuh menjadi topik sensitif, terutama pada anak gres yang beranjak remaja. Tetapi, tidak membicarakannya sama sekali juga salah, sehingga disinilah pentingnya kebijakan orang tua.
Hal penting yang perlu dilakukan, yaitu pastikan anak tahu bahwa proses mengatur pola hidup mempunyai kegunaan untuk penurunan berat badannya, sehingga dirinya menyadari perihal apa yang dilakukannya demi kebaikan, sehingga anak tidak mengeluh walaupun dilakukan dalam jangka waktu yang usang sekali.
Orang bau tanah juga perlu “merayu” anak bisa terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapinya, berikan kebanggaan ketika ada keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh anak, walaupun kecil.
Ingatkan anak bahwa Anda mencintainya “tanpa syarat” apapun, walaupun tubuhnya yang gemuk, wajahnya yang tidak ganteng atau cantik, dsb. Sehingga bagaimanapun kondisi anak, bagaimanapun yang dikatakan orang lain tentangnya...
...pastikan sang anak mengetahui bahwa Anda mencintainya, hal ini menciptakan anak akan merasa diterima, serta mendorongnya untuk terbuka perihal semua duduk kasus yang dihadapinya.
#Pola makan sehat
Hal terpenting, ganti sebisa mugkin kuliner jenis kemasan, diganti buah-buah dan sayuran segar.
Jangan terlalu sering makan di luar bersama keluarga, terutama di restoran siap saji, yang umumnya makanannya mengandung kolesterol tinggi, gula tinggi dll.
Disarankan untuk memasak kuliner sendiri saja, hal ini semoga sanggup mengontrol kandungan kolesterol dan kalori di dalam kuliner yang dikonsumsi anak. Utamakan cara kuliner dengan cara mengukus atau merebus, dibandingkan dengan cara menggoreng.
Terapkan makan gotong royong pada anggota keluarga, yang memperlihatkan dampak kasatmata yaitu mendekatkan antar anggota keluarga, menyenangkan, serta menghindari anak menonton TV sambil makan besar maupun cemilan, alasannya menciptakan anak kehilangan kontrol dalam mengonsumsi makanan.
Dalam mengubah pola makan anak menjadi sehat, tentunya dilakukan secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang. Hal yang kurang bijak membatasi semua kuliner berkalori tinggi, dsb.
#Gunakan “metode 90/10”
Cobalah menciptakan hukum bijak dalam keluarga, seperti metode 90/10. Apa maksudnya? Yaitu 90 persen kuliner sehat, dan 10 persen yakni kuliner yummy (yang mungkin kurang sehat).
Memang penting menghindari kuliner tidak sehat, tetapi bukan berarti menghilangkannya sama sekali. Diet terlalu ketat malah sanggup menjadi bumerang bagi Anak, alasannya anak akan merasa terlalu dikekang yang tidak baik bagi psikologinya.
Dengan begitu, anak boleh sekali-kali untuk makan-makanan menyerupai pizza, es krim, hamburger, camilan manis ulang tahun, dsb.
#Penting untuk mengajak anak beraktivitas
Aktivitas fisik tidak melulu perihal olahraga terstruktur, kita bisa mengajak anak melaksanakan kegiatan fisik yang disukainya, itu bisa berupa lompat tali, bersepeda, dll.
Orang bau tanah harus semaksimal mungkin membatasi waktu anak untuk duduk menonton TV ataupun bermain game, minilnya batasi semoga tidak lebih dari dua jam dalam setiap harinya.
Ajarkan gaya hidup sehat, serta berikan teladan dengan mempraktikkan gaya hidup sehat pada anak, sehingga orang bau tanah juga harus mempunyai gaya hidup sehat, menyerupai suka makan sayur, rajin olahraga, tidak merokok, tidak munum-minuman beralkohol, dll.
Lebih baik jangan memasukan TV ke dalam kamar tidur anak, alasannya sanggup menganggunya, dengan meletakan TV ataupun komputer di luar kamar anak, hal ini membantu anak semoga bisa tidur lebih berkualitas, nyaman dan nyenyak.
Sumber: Voaindonesia.com | Life.viva.co.id | Alodokter.com | Dokter.id
Sumber http://kesehatantubuh-tips.blogspot.comMasalah obesitas tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Angka obesitas di kalangan anak di Indonesia memperlihatkan tren meningkat. Salah satu faktornya alasannya meningkatkan kondisi ekonomi keluarga, yang berimplikasi semakin mudahnya terusan pada aneka macam bentuk macam makanan, terutama yang tinggi kandungan lemak dan gula.
Faktor lainnya, kini banyak anak yang menghabiskan waktunya bersama perangkat (gadget) permainan elektroniknya.
Disisi lain, tidak sedikit orang bau tanah yang senangnya ketika anaknya gemuk atau chubi, alasannya akan menjadi fokus utama lingkungan sekitar menjadi hal menyenangkan, bahkan banyak yang mencubit, mencium alasannya gemas melihatnya.
Penyebab lainnya obesitas (kelebihan berat badan) pada anak alasannya faktor keturunan. Resiko obesitas bisa meningkat pada anak yang mempunyai orang bau tanah yang juga mengalami obesitas.
Penyebab paling utama anak obesitas yakni pola makan, beberapa kuliner yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak memperlihatkan dampak kegemukan, menyerupai coklat, permen, minuman dan kuliner tinggi kandungan gula, junk food, keju, dll.
Faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab
Obesitas yang dialami oleh anak atau remaja, terkadang terjadi alasannya mereka menjadikan kuliner sebagai pelarian dari rasa putus asanya (frustrasi) terhadap pelajaran di sekolah atau duduk kasus lainnya yang dihadapinya.
Cara mengetahui obesitas pada anak
Masalah obesitas pada anak gampang dikenali. Beberapa tanda-tanda klinis gampang terlihat menyerupai tinggi dan berat tubuh yang tidak seimbang, ukuran penis yang terlihat kecil (karena karam akhir jaringan lemak di sekitar penis yang meninggi)...
...kemudian penumpukan lemak di sekitar perut dan sekitar payudara, dan bentuk kaki yang bengkok akhir terlalu berat menopang beban tubuh.
Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK menjelaskan pola makan yang buruk, kurangnya kegiatan fisik, rendahnya kontrol orang bau tanah terhadap kuliner yang dikonsumsi anak, menjadi faktor secara umum dikuasai anak terkena obesitas. Menurutnya, obesitas bisa dicegah.
Obesitas pada anak bahayanya tidak hanya meningkatkan risiko penyakit kronis. Anak yang mengalami obesitas juga sanggup mengalami duduk kasus secara sosial dan emosional.
Sehingga, duduk kasus ini tidak bisa dianggap sepele, kegemukan pada anak menimbulkan beberapa duduk kasus yang cukup serius, berikut di bawah ini pembahasannya:
(masalah pada fisik)
#1. Diabetes tipe 2
Obesitas pada anak banyak terjadi alasannya pola makan yang tidak baik (makan berlebihan), salah satunya konsumsi kuliner dan minuman manis yang telalu banyak.
Diabetes tipe 2 yakni sebuah penyakit kronis yang paling mungkin terjadi pada anak obesitas. Ilmu kedokteran di Amerika Serikat mengemukakan diabetes tidak hanya berpotensi menyerang orang dewasa, tetapi juga rentan menyerang anak usia belasan tahun yang mengalami kelebihan berat badan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sebelas anak. Sebelas anak yang sedang terjangkit diabetes dan membutuhkan lebih banyak insulin untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pil diabetes.
Seperti dilansir dari AP, seorang hebat bedah anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Center yaitu D. Thomas Inge menemukan keterkaitan kelebihan berat tubuh pada anak dengan resiko diabetes tipe ke-2.
loading...
#2. Asma
Anak-anak yang kelebihan berat tubuh lebih berisiko terjangkit asma. Hal itu alasannya kelebihan lemak di dalam tubuh yang sanggup berakibat anak rentan mengalami sesak napas
Bobot tubuh hiperbola mendatangkan beban embel-embel bagi paru-paru, mengakibatkan munculnya penyakit ini.
#3. Sistem imun yang terganggu
Obesitas meningkatkan resiko inflamasi. Dimana duduk kasus inflamasi bisa mensugesti otak, yang menciptakan suasana hati lebih gampang berubah.
#4. Kolesterol dan tekanan darah tinggi
Konsumsi kuliner secara berlebihan, ataupun konsumsi kuliner yang tidak sehat, tinggi lemak, tinggi kandungan gula dll, bisa menjadikan anak mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Hal itu alasannya terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah, alasannya terlalu banyak lemak didalam tubuh. Penumpukan plak ini, kalau berlangsung terus-menerus dalam waktu panjang menciptakan penumpulan tersebut masuk ke tahap mengeras, dan balasannya menyumbat pembuluh darah, yang artinya meningkatnya resiko serangan jantung dan stroke.
Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK menyampaikan bahwa obesitas sanggup mengakibatkan arteri karotis dan kolesterol tidak normal, alasannya kondisi di dalam darah terdapat banyak lemak sehingga membahayakan pembuluh darah.
"Orang yang mengalami obesitas juga berpotensi mengalami gangguan hati, gangguan makan, anoreksia, abuh kulit dan asma, serta gangguan pernafasan lainnya," katanya
#5. Perlemakan hati non-alkohol
Perlemakan hati non-alkohol merupakan penyakit organ hati alasannya duduk kasus kegemukan yang dialami, bukan alasannya konsumsi alkohol. Penyakit ini menjadikan jaringan parut dan kerusakan hati.
#6. Pubertas dini
Obesitas juga menjadikan anak mengalami ketidakseimbangan hormon, hal ini jarang dibahas. Akibat kondisi ketidakseimbangan hormon menciptakan anak bisa mengalami pubertas dini, menyerupai menstruasi lebih awal dari umumnya yang terjadi.
#7. Gangguan pernapasan
Anak yang mengalami obesitas lebih rentan terkena duduk kasus gangguan pernapasan. Sehingga, anak sering mendengkur dikala tidur.
#8. Gangguan tidur
Masalah obesitas bisa menciptakan pernapasan anak yang mengalaminya menjadi tidak normal, menyerupai yang sering terjadi yakni mendengkur dikala tidur. Kualitas istirahat (tidur) anak menjadi menurun akhir gangguan pada pernapasannya ini.
Salah gangguan tidur yang paling dikhawatirkan pada anak dengan obesitas yakni OSA (obstructive sleep apnea), merupakan sebuah kondisi napas berhenti dikala tidur yang balasannya sanggup mengakibatkan kematian.
(masalah sosial dan emosional)
#9. Merasa rendah diri
Tubuh dengan berat hiperbola kerap menciptakan orang menjadi tidak percaya diri dalam pergaulan sehari-hari. Tidak jarang kita lihat anak obesitas seringkali diledek atau bully di sekolah.
Tentunya, fenomena menyerupai ini tidaklah baik, yang menciptakan anak sering di-bully akan merasa rendah diri, sehingga sulit bisa memunculkan rasa percaya dirinya.
Hingga dampak yang terburuk yakni anak mengalami stres dan depresi, menyerupai di negara Jepang dimana banyak anak umur sekolah melaksanakan bunuh diri alasannya di-bully oleh teman-teman di lingkungannya.
#10. Gangguan perilaku
Anak obesitas lebih berisiko mengalami duduk kasus kecemasan, yang berimplikasi pada keterampilan yang menjadi kurang baik di sekolahnya. Hal ini terus berimplikasi pada gangguan sikap pada anak obesitas, yang menciptakan anak menarik diri dari lingkungan sosial.
#11. Depresi
Depresi menjadi komplikasi yang sangat serius sanggup dialami anak obesitas. Tanda-tanda anak yang depresi yaitu sering menangis, hilang semangat tiba-tiba, kehilangan minat dalam kegiatannya sehari-hari, dan tidur lebih usang waktunya (dari biasanya ia tidur).
Rasa tidak nyaman dan percaya diri menciptakan anak menjadi rentan mengalami depresi, sehingga orang bau tanah perlu mendampingi.
#12. Prestasi sekolah Anak menurun
Sebuah penelitian di Amerika dan Inggris menemukan bahwa obesitas tidak hanya mensugesti kesehatan anak, tetapi juga prestasinya di sekolah, terutama pada anak remaja perempuan.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada sekitar 6.000 pelajar di Inggris, membandingkan antara indeks massa tubuh pada para pelajar, dari ketika mereka berusia 11-16 tahun dengan prestasi mereka di sekolah.
Sekitar 71% pelajar mempunyai berat tubuh normal, dan sekitar 15% pelajar mengalami obesitas pada awal penelitian dilakukan.
Para peneliti kemudian memperlihatkan ujian akademis berupa ujian bahasa inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam sebanyak 3 kali, yaitu dikala mereka berusia 11, 13, dan 16 tahun.
Dengan menyingkirkan faktor-faktor resiko lainnya, diantaranya status sosial ekonomi, IQ anak, dan siklus menstruasi, para peneliti menemukan (dari hasil penelitian panjang tersebut) bahwa remaja wanita yang sudah terkena obesitas ketika berumur 11 tahun memperoleh nilai yang lebih jelek ketika berusia 11, 13, dan 16 tahun, dibandingkan remaja yang tidak mengalami obesitas.
Penyebab obesitas menurunkan prestasi sekolah anak (terutama pada remaja perempuan) masih belum bisa dipastikan, dugaan besar lengan berkuasa yakni bahwa obesitas mensugesti kesehatan mental para remaja.
Utamanya pada anak remaja wanita yang lebih terpengaruh oleh kondisi berat badannya (yang tidak ideal) dibandingkan anak laki-laki.
Obesitas menciptakan anak tidak percaya diri, tidak nyaman, tidak mengasihi dirinya sendiri, hingga bisa mengalami depresi. Hal ini berefek jelek pada kemampuannya dalam menyerap pelajaran di sekolah, bahkan anak bisa mangkir sekolah alasannya di-bully teman-temannya.
#13. Masalah lainnya
dr Damayanti R Syarif, SpA, dari Subbagian Nutrisi dan Metabolik Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, menjelaskan bahwa anak obesitas rentan mengorok dan terbangun pada malam hari, sering mengompol, sering mengantuk pada pagi hari, yang menciptakan porses belajarnya terganggu.
Obesitas juga menjadikan komplikasi seperti, nyeri abdomen, gangguan fungsi hati, psikososial dan perkembangan seksual. dr Damayanti R Syarif, SpA menyampaikan hingga dikala ini belum ditemukan obat-obatan resmi untuk mengatasi anak yang mengalami obesitas.
Selain itu, menurunkan berat tubuh pada anak obesitas dilarang secara drastis, tetap penting memperhatikan diet kalori seimbang sesuai dengan usianya.
Disrankan melaksanakan kegiatan 20-30 menit per hari (minimal 4 kali seminggu) untuk melaksanakan jalan-jalan, bersepeda, jongging, dll, hal ini menurut dari apa yang disukai anak.
dr Damayanti R Syarif, SpA juga meminta agr orang bau tanah mengurangi waktu anak untuk nonton televisi. Diring anak untuk melaksanakan kegiatan gerak, tetapi jangan hiperbola juga (seperti olahraga terus menerus hingga 2 jam, dll) karena malah memperlihatkan imbas negatif.
Ukur tingkat kegemukan berat tubuh dengan teknologi IMT
IMT merupakan pengukuran untuk memilih apakah berat tubuh seseorang diklasifikasikan sebagai berat tubuh di bawah normal, normal (ideal), kelebihan berat badan, dan obesitas.
IMT diukur dengan rumus berat (dalam kilogram) dibagi tinggi tubuh kuadrat (dalam meter2). Pengukuran IMT anak Anda akan dibandingkan dengan IMT bawah umur lain dengan jenis kelamin, usia dan tinggi yang sama.
Untuk menghitung IMT anak Anda bisa dilakukan dengan gampang di situs Kidshealth.org
Cara mengatasi ancaman obesitas pada anak sekolah
Perliu diingat, pengurangan berat tubuh harus dilakukan dalam jangka panjang, yang dilakukan secara bertahap. Normalnya sanggup menurunkan bobot tubuh sekitar 0,5-0,9 kilogram per minggu.
#Bicara dari hati ke hati dengan anak
Pembicaraan berat tubuh menjadi topik sensitif, terutama pada anak gres yang beranjak remaja. Tetapi, tidak membicarakannya sama sekali juga salah, sehingga disinilah pentingnya kebijakan orang tua.
Hal penting yang perlu dilakukan, yaitu pastikan anak tahu bahwa proses mengatur pola hidup mempunyai kegunaan untuk penurunan berat badannya, sehingga dirinya menyadari perihal apa yang dilakukannya demi kebaikan, sehingga anak tidak mengeluh walaupun dilakukan dalam jangka waktu yang usang sekali.
Orang bau tanah juga perlu “merayu” anak bisa terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapinya, berikan kebanggaan ketika ada keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh anak, walaupun kecil.
Ingatkan anak bahwa Anda mencintainya “tanpa syarat” apapun, walaupun tubuhnya yang gemuk, wajahnya yang tidak ganteng atau cantik, dsb. Sehingga bagaimanapun kondisi anak, bagaimanapun yang dikatakan orang lain tentangnya...
...pastikan sang anak mengetahui bahwa Anda mencintainya, hal ini menciptakan anak akan merasa diterima, serta mendorongnya untuk terbuka perihal semua duduk kasus yang dihadapinya.
#Pola makan sehat
Hal terpenting, ganti sebisa mugkin kuliner jenis kemasan, diganti buah-buah dan sayuran segar.
Jangan terlalu sering makan di luar bersama keluarga, terutama di restoran siap saji, yang umumnya makanannya mengandung kolesterol tinggi, gula tinggi dll.
Disarankan untuk memasak kuliner sendiri saja, hal ini semoga sanggup mengontrol kandungan kolesterol dan kalori di dalam kuliner yang dikonsumsi anak. Utamakan cara kuliner dengan cara mengukus atau merebus, dibandingkan dengan cara menggoreng.
Terapkan makan gotong royong pada anggota keluarga, yang memperlihatkan dampak kasatmata yaitu mendekatkan antar anggota keluarga, menyenangkan, serta menghindari anak menonton TV sambil makan besar maupun cemilan, alasannya menciptakan anak kehilangan kontrol dalam mengonsumsi makanan.
Dalam mengubah pola makan anak menjadi sehat, tentunya dilakukan secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang. Hal yang kurang bijak membatasi semua kuliner berkalori tinggi, dsb.
#Gunakan “metode 90/10”
Cobalah menciptakan hukum bijak dalam keluarga, seperti metode 90/10. Apa maksudnya? Yaitu 90 persen kuliner sehat, dan 10 persen yakni kuliner yummy (yang mungkin kurang sehat).
Memang penting menghindari kuliner tidak sehat, tetapi bukan berarti menghilangkannya sama sekali. Diet terlalu ketat malah sanggup menjadi bumerang bagi Anak, alasannya anak akan merasa terlalu dikekang yang tidak baik bagi psikologinya.
Dengan begitu, anak boleh sekali-kali untuk makan-makanan menyerupai pizza, es krim, hamburger, camilan manis ulang tahun, dsb.
#Penting untuk mengajak anak beraktivitas
Aktivitas fisik tidak melulu perihal olahraga terstruktur, kita bisa mengajak anak melaksanakan kegiatan fisik yang disukainya, itu bisa berupa lompat tali, bersepeda, dll.
Orang bau tanah harus semaksimal mungkin membatasi waktu anak untuk duduk menonton TV ataupun bermain game, minilnya batasi semoga tidak lebih dari dua jam dalam setiap harinya.
Ajarkan gaya hidup sehat, serta berikan teladan dengan mempraktikkan gaya hidup sehat pada anak, sehingga orang bau tanah juga harus mempunyai gaya hidup sehat, menyerupai suka makan sayur, rajin olahraga, tidak merokok, tidak munum-minuman beralkohol, dll.
Lebih baik jangan memasukan TV ke dalam kamar tidur anak, alasannya sanggup menganggunya, dengan meletakan TV ataupun komputer di luar kamar anak, hal ini membantu anak semoga bisa tidur lebih berkualitas, nyaman dan nyenyak.
Jangan lupa:
- Pilihkan kuliner yang sehat, menyerupai susu yang rendah lemak, daging, sayur dan buah. Hindari memperlihatkan anak kuliner cepat saji, mie instan, junk food, snack ringan, kuliner yang tinggi kandungan manis, dan kuliner dengan lemak tinggi.
- Berikan sarapan pada anak sebelum berangkat ke sekolah, serta membawakannya bekal untuk makan siangnya di sekolah, sehingga orang bau tanah bisa mengontrol asupan gizi anak dengan baik.
- Dalam mengolah makanan, utamakan dengan dikukus atau direbus, jangan sering-sering mengolah kuliner dengan cara menggoreng.
- Biasakan semoga anak untuk makan di meja makan, bukan di depan tv, layar computer, atau kamarnya.
- Batasi aktifitas bermain game, menonton video atau penggunaan laptop, gadget, dan komputer. Latih anak semoga tebiasa bergerak tubuhnya.
- Ajaklah anak untuk melaksanakan kegiatan di luar rumah, apapun itu, hal ini baik untuk fisiknya, dan juga untuk bersosialisasi dengan lingkungan.
- Berikan susu yang rendah lemak serta tinggi kalsium pada Anak
Sumber: Voaindonesia.com | Life.viva.co.id | Alodokter.com | Dokter.id
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "13 Ancaman Obesitas Pada Anak Usia Sekolah (Penyebab & Cara Mengatasinya)"
Posting Komentar