Hai...! Halo...! Apa kabar kalian hari ini? Mudah-mudahan masih dalam keadaan sehat luar biasa. Kesehatan itu anugerah Tuhan yang paling besar loh! Masih banyak di luar sana yang kurang beruntung lantaran dikala ini mungkin dalam keadaan yang kurang sehat. Tidak peduli sebanyak apa harta yang kita miliki kalau kita sakit-sakitan tetap saja tidak ada gunanya. Kaprikornus marilah kita mensyukuri setiap anugerah yang diberikan Tuhan dengan melaksanakan hal-hal yang positif.
Pada postingan kemarin kita sudah membahas perihal struktur cerpen "Pohon Keramat" oleh Yus R Ismail dan cerpen "Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan" oleh Glory Gracia Christabelle dalam buku teks Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018. Kita juga sudah membahas perihal ciri kebahasaan teks naratif khususnya cerpen. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih jauh lagi perihal salah satu ciri kebahasaan cerpen yaitu sudut pandang atau point of view. Dalam pembahasan kali ini nantinya kita akan memodifikasi atau mengubah sudut pandang kutipan cerpen "Pohon Keramat".
Sumber foto : Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018 |
Sebelum kita Modifikasi Cerpen Mengubah Sudut Pandang Kutipan Cerpen "Pohon Keramat", ada baiknya dijelaskan dulu apa itu sudut pandang.
Apa itu sudut pandang? Sudut pandang ialah suatu teknik yang dipakai pengarang untuk menampilkan tokoh dalam ceritanya. Ada beberapa macam sudut pandang yaitu:
- Sudut pandang orang pertama.
Contoh: "Siang itu saya sedang menjadi burung. Aku terbang tinggi dan kadang menukik seketika."
- Sudut pandang orang ketiga
Contoh: "Saat itu bulan purnama begitu indah dan Winda kecil menyaksikan semua semuanya dari balik pohon pisang"
- Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Contoh: "Bocah itu meresapi setiap kata yang diucapkan bapak itu dan menyimpannya baik-baik dalam ingatan."
Sebenarnya masih ada sudut pandang orang kedua, tapi yang paling banyak dipakai ialah yang sudah dijelaskan di atas. Untuk sudut pandang orang kedua dapat dibaca dalam novel "Cala Ibi" oleh Nukila Amal.
Mari kita lihat kutipan cerpen yang akan kita ubah sudut pandangnya!
"Bagi anak-anak, sawah ialah daerah yang paling banyak memberi kenangan. Kami mandi sore di pancuran sawah. Setiap sore, kecuali hari jumat, belum dewasa berguru mengaji di masjid. Kakek awalnya mengajar, tetapi risikonya diteruskan oleh kang Hasim. Saya menjadi anak emas apabila Kang Hasim mengajar. Selain dari kang Hasim, saya berguru mengaji dari Kakek, bagi saya mengaji bukan hal baru. Sebelum sekolah, setiap malam Kakek mengajar saya. Maka pelajaran yang diberikan Kang Hasim kepada belum dewasa lain sering merupakan hal yang sudah saya hafal betul.
Pulang dari mengontrol sawah sering saya diajak Kakek jalan-jalan ke pasar yang buka seminggu sekali. Kakek membeli banyak sekali keperluan sehari-hari dan saya selalu punya jajanan enak. Kalau tidak makanan ringan bagus serabi, saya menentukan makanan ringan bagus pukis. Para pedangan itu saya dikasih sebungkus besar makanan ringan bagus sebelum saya memilih."
Dinukil dari: Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018
Menggunakan sudut pandang apakah kutipan cerpen di atas?
Ya...! Kutipan cerpen di atas memakai sudut pandang orang pertama.
Kenapa?
Ya...! ditandai dengan adanya kata ganti saya dan kami.
Bagaimana cara mengubah sudut pandang menjadi orang ketiga?
Kuncinya ialah kata ganti orang pertama diganti dengan kata ganti orang ketiga.
Apakah kalau sudah mengubah semua kata ganti orang pertama lantas sudah selesai?
Tentu saja tidak. Selain mengubah kata ganti kita juga harus memperhatikan kepaduan kalimat-kalimatnya.
Yang harus diperhatikan adalah:
- Tokoh kakek ialah kakek dari tokoh utama (saya)
- Pahami makna tiap-tiap kalimat semoga dikala mengubahnya kita tidak mengubah makna dari kalimat itu sendiri.
Di bawah ini ialah pola hasil pengubahan sudut pandang orang pertama menjadi orang ketiga.
Sawah mungkin ialah daerah yang paling banyak memberi kenangan bagi belum dewasa di kampung itu. Setiap sore mereka mandi di pancuran sawah, kecuali hari jumat, mereka berguru mengaji di masjid. Kakek Arman awalnya mengajar, tetapi risikonya diteruskan oleh kang Hasim. Arman menjadi anak emas apabila Kang Hasim mengajar. Selain dari kang Hasim, Arman juga berguru mengaji dari Kakeknya. Mengaji bukanlah hal gres bagi Arman. Dulu sebelum sekolah, setiap malam Kakeknya sering mengajar kan Arman mengaji. Itulah sebabnya, sering Arman sudah hafal betul pelajaran yang diberikan kang Hasim kepada mereka.
Pulang dari mengontrol sawah sering Arman diajak Kakeknya jalan-jalan ke pasar yang buka seminggu sekali. Kakeknya membeli banyak sekali keperluan sehari-hari dan Arman pun selalu punya jajanan enak. Kalau tidak makanan ringan bagus serabi, Arman menentukan makanan ringan bagus pukis. Para pedangan di pasar bahkan memperlihatkan sebungkus besar makanan ringan bagus sebelum Arman memilih.
Seperti itulah kira-kira pola perubahannya. Kalian juga dapat mengubahnya menjadi lebih baik lagi!
Sekian dulu tentang Modifikasi Cerpen Mengubah Sudut Pandang Kutipan Cerpen "Pohon Keramat", semoga bermanfaat, Wassalam!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Modifikasi Cerpen Mengubah Sudut Pandang Kutipan Cerpen Pohon Keramat"
Posting Komentar