Kebingungan bisa melanda dikala berhadapan dengan siswa korban bullying (perundungan). Jika terjadi salah perlakuan, bisa saja siswa malah semakin tertekan dengan keadaan di sekitarnya. Padahal, lingkungan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan anak pulih dari stress berat bullying.
Korban-korban perundungan cenderung pasif, takut, hingga depresi menghadapi kehidupannya. Padahal siswa tersebut masih mempunyai kesempatan untuk berdiri dan berprestasi. Siswa yang menjadi korban harus dibekali keberanian untuk pulih. Nah, berikut Ruangguru telah merangkum 5 langkah yang bisa Anda lakukan untuk menanamkan keberanian pada siswa korban bullying.
1. Beri tanggung jawab
Seringkali korban bullying menerima kata-kata intimidasi yang menegaskan bahwa korban tidak berkhasiat atau hidup si korban tidak berharga sama sekali. Maka, memberi tugas-tugas yang pasti bisa dilakukan oleh siswa dapat dicoba untuk menumbuhkan doktrin diri dan keberanian. Sebelum menuntaskan tugasnya sendiri, biarkan siswa membantu pekerjaan yang Anda lakukan.
Di sekolah, coba minta anak untuk membawakan buku dari kelas ke ruang guru atau membersihkan papan tulis dikala berganti pelajaran. Selain itu, pekerjaan rumah tangga di rumah menyerupai menyiapkan meja makan atau menyiram pot bunga sanggup mulai diberikan pada anak. Setiap anak menuntaskan tugasnya, pastikan Anda memperlihatkan ucapan terima kasih yang nrimo dan sampaikan betapa berharganya proteksi yang telah ia berikan.
2. Sediakan ruang eksplorasi talenta dan kemampuannya
Pada dasarnya, pelaku maupun korban bullying memiliki karakteristik yang sama, yaitu low self-esteem. Ini merupakan suatu keadaan dikala seorang individu memandang rendah pada dirinya sendiri. Pihak pelaku melampiaskan perasaan itu dengan merendahkan diri orang lain untuk memperlihatkan kuasa, sementara pihak korban mencicipi dirinya lemah dan tidak sanggup mengubah keadaan. Oleh sebab itu, penting untuk menemukan talenta dan kemampuan pada pihak-pihak yang terkait dalam bullying.
Memberikan siswa ruang untuk mengeksplorasi diri sanggup membuka jalan untuk menemukan talenta alaminya. Hal ini sanggup dimulai dari minat anak. Apakah itu dalam bidang sains, bahasa, seni, atau olahraga. Setiap individu diciptakan unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bila perhatian difokuskan pada potongan kelebihan, maka prestasi tentunya sanggup dituai. Prestasi yang diraih anak sanggup memupuk keberanian dalam dirinya.
3. Ajak siswa bergabung dengan klub olah raga
Akan berbagai manfaat bila bergabung dengan klub olah raga. Bentuk-bentuk latihan yang diberikan sanggup menciptakan akseptor mengenali kelemahan dan kekurangan dalam dirinya. Selain menambah kebugaran, olah raga regu juga akan mengasah doktrin diri dan kolaborasi di dalam tim. Adanya komunikasi dalam permainan ini tentunya berbagi bulat pertemanan siswa.
Siswa yang terlihat susah bersosialisasi dan tidak mempunyai sobat cenderung menjadi objek bullying. Oleh sebab itu, membekali cara-cara berkomunikasi sanggup menanamkan keberanian dalam berteman. Bila siswa tidak mempunyai ketertarikan pada olah raga, aktivitas-aktivitas lain yang melibatkan fisik sanggup dicoba menyerupai menari, bersepeda, hiking, hingga menciptakan kerajinan tangan.
4. Ajarkan berkomunikasi secara asertif
Takut, marah, hingga depresi yaitu perasaan yang diharapkan pelaku bullying pada korban. Ketika korban memperlihatkan perasaan-perasaan tersebut melalui ucapan atau perilaku, maka pihak pelaku telah berhasil mengambil kendali pada perasaan korban. Hal ini sanggup terus berlanjut hingga korban tidak memperlihatkan reaksi yang diharapkan.
Individu yang mempunyai kemampuan asertif sanggup merespon secara efektif situasi yang berada di sekitarnya. Dalam hal ini, respon yang diberikan kalem dan konkret tanpa terlihat bernafsu ataupun pasif. Misalnya, dikala diejek mengenai rambut yang dimiliki, siswa sanggup menjawab "Terima kasih sudah turut memperhatikan rambutku,". Atau dikala dicemooh, "Kamu kurang berilmu dan pecundang,", maka ia menjawab "Kalau saya berusaha, niscaya saya bisa melakukannya,". Kemampuan asertif ini sanggup menanamkan keberanian dalam diri siswa korban bullying dan mencegahnya kembali menjadi korban.
5. Pujilah secara tulus
Pujian yang diberikan pada individu, terutama pada siswa dapat membuatnya merasa dihargai. Bila akhirnya belum memuaskan, kebanggaan sanggup ditujukan pada usaha yang telah ia lakukan. Pada korban bullying, sikap dihargai ini perlu ditekankan. Pujian yang sempurna akan memacu sang anak untuk semakin berprestasi dan percaya diri menghadapi kehidupan. Namun, perlu diingat juga terlalu berlebihan memuji hanya akan menjatuhkan mentalnya.
Menanamkan keberanian pada korban bullying ini mungkin membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dukungan baik di sekolah maupun di rumah mutlak diperlukan. Namun, semua keadaan niscaya sanggup dihadapi, dan kesempatan untuk berprestasi senantiasa terbuka lebar. Tetap semangat, bapak/ibu guru! (NM/TN)
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Memulihkan Trauma Bullying Dengan Menanamkan Keberanian Pada Siswa"
Posting Komentar