√ Teror Di Masjid Al-Noor

Teror di Masjid Al-Noor

Aksi t3r0risme terjadi di masjid tertua kedua di Selandia Baru dan salah satu masjid terjauh dari Kabah di Makkah.

15 March 2019

 Aksi t3r0risme terjadi di masjid tertua kedua di Selandia Baru dan salah satu masjid terj √ Teror di Masjid Al-Noor
 Aksi t3r0risme terjadi di masjid tertua kedua di Selandia Baru dan salah satu masjid terj √ Teror di Masjid Al-Noor Masjid Al-Noor di Christchurch, Selandia Baru yang jadi sasaran t3r0risme hingga menewaskan puluhan jamaah Salat Jumat (Foto: Wikipedia)
NEGERI Kiwi yang lazimnya hening mendadak jadi sorotan dunia. Total 49 jemaah Salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch, Canterbury, Selandia Baru, meninggal dunia, Jumat siang, 15 Maret 2019 sekira pukul 13.40 waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, terpukul dan mengecam agresi t3r0risme itu.
“Hari ini yaitu salah satu hari paling kelam di Selandia Baru. Kita telah melihat insiden yang belum pernah kita alami sebelumnya. Aksi ini hanya dapat dijelaskan sebagai serangan t3r0ris,” kata Jacinda Ardern dalam konferensi pers dengan suasana haru, dikutip RTE, Jumat (15/3/2019).
Selain 49 orang meninggal, sekira 20 lainnya terluka dan dua di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI). “Kami berduka untuk para keluarga dan kerabat korban, termasuk dua WNI yang terluka dalam insiden itu,” cuit Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di akunnya, @Menlu_RI.
Secara biadab pelaku t3r0ris di Masjid Al-Noor menyiarkannya secara pribadi di Live Facebook
Jemaah Salat Jumat itu jadi korban penembakan keji empat pelaku yang diduga simpatisan kelompok rasisme sayap kanan. Masing-masing menyerang dua lokasi erat sentra Kota Christchurch: Islamic Centre di wilayah Linwood dan Masjid Al-Noor di Riccarton.

Mula Masjid Al-Noor

Masjid Al-Noor atau Masjid Cahaya dibangun pada 1982 dan diresmikan pada 1985 oleh MAC (Asosiasi Muslim Canterbury). Masjid ini tertua kedua di Selandia Baru, sesudah masjid di Ponsonby yang dibangun tahun 1979.
Desainnya dirancang seorang mualaf asal Australia, Martin “Rasjid” Wallen. Bangunan megah itu juga diakui sebagai salah satu masjid terjauh dari kiblat di Kabah, Makkah, Arab Saudi, sesudah Masjid Dunedine di Kota Auckland.

Menurut Abdullah Martin Drury, MAC mulai mengajukan usulan pembangunan masjid pertama kali pada 1979, mengingat mulai bertambahnya jumlah komunitas muslim di Canterbury, khususnya Riccarton yang sebelum 1989 masih jadi kota kecil yang berdikari dan terpisah dari Kota Christchurch.
Proyek pembangunan Masjid Al-Noor pada Desember 1984 (Foto: Christchurch Star)
“Di awal 1982, MAC membeli sebuah properti di Deans Avenue, Kota Riccarton seharga 80 ribu dolar Selandia Baru (NZD). Mulanya properti itu hanya sekadar istal kuda. Pada 10 Mei 1982, Dewan Kota Riccarton gres menyetujui anjuran MAC untuk perizinan pembangunan,” tulis Drury dalam “Once Were Mahometans: Muslims in the South Island of New Zealand, Mid-19th to Late 20th Century, with Special Reference to Canterbury,” tesis di University of Waikato.
MAC pula yang menentukan Martin Wallen yang bermukim di Christchurch semenjak 1965 sebagai arsiteknya, dibantu seorang mualaf lainnya, Abdul Hadi Bollard. Tidak lupa, desain interiornya dibantu Osman Mahgoub Gaafar, arsitek ekspatriat Sudan, khusus untuk mendekorasi hiasan-hiasan kaligrafinya berupa dua kalimat Syahadat dan kepingan Surah al-Jinn ayat 18.
 
 “Peletakan watu pertama pembangunannya dilakukan 12 Juni (1982) kala bulan suci Ramadan. Salah satu donatur terbesarnya yaitu Dr. Salih al-Samahy yang punya koneksi erat dengan anggota-anggota Kerajaan Arab Saudi dengan dukungan NZD300 ribu,” tulis Drury yang juga penulis buku Islam in New Zealand: The First Mosque.
Ditambah dukungan NZD460 ribu dalam bentuk cek dari sejumlah donatur asal Saudi, Kuwait, dan Bahrain yang disampaikan melalui Duta Besar Saudi untuk Australia, Dr. Alohaly, sesudah mengunjungi situs pembangunan masjid itu pada Juli 1984.
Pembangunan masjid selesai pada 1985 dan dinamai Al-Noor oleh MAC. “Masjid Al-Noor berarti Masjid Cahaya. Ungkapan dari simbol kesucian yang dibutuhkan menjadi sumber cahaya. Makna yang merupakan kombinasi dari cat putih dengan beberapa motif hijau, serta kubah yang juga hijau sebagai warna favorit Rasulullah Muhammad SAW,” lanjut Drury.

Kubahnya kemudian tak lagi berwarna hijau, melainkan berwarna emas. Ternyata, perubahan warna itu terjadi pada 2003, seiring terjadi kisruh pemegang kepengurusan masjid.
Masjid Al-Noor dalam fase pembangunan tahap final pada Januari 1985 (Foto: Christchurch Star)
Menurut Nahid al-Kabir dalam “Muslim Minorities in Australia, New Zealand and the Neighbouring Islands” yang termuat di The Different Aspects of Islamic Culture: Volume Six,
komunitas muslim di internal MAC dari Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh) dengan muslim Arab serta Afrika, memperebutkan kepengurusan masjid untuk mendapat posisi yang dihormati secara politik dan sosial-ekonomi dalam masyarakat muslim di Selandia Baru.
“Pada 2003 terjadi konflik kepengurusan masjid yang semenjak usang dipegang kelompok muslim asal Asia Selatan di MAC. Kisruh berawal dari komunitas muslim asal Jazirah Arab dan Somalia yang ingin memegang kepengurusannya,” tulis Nahid.


Sumber http://penulissnazzily.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "√ Teror Di Masjid Al-Noor"

Posting Komentar