Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Dan Ebi/Puebi Tahun 2015 Serta Pola Perubahannya

Masih banyak orang beranggapan bahwa ejaan bekerjasama dengan pengucapan bahasa atau menyebutkan huruf pada kata atau nama. Sebenarnya ejaan bekerjasama dengan ragam bahasa tulis. Ejaan yakni cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan memakai huruf maupun tanda baca. 

Bahasa indonesia telah mengalami beberapa perubahan ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia pada waktu itu masih berjulukan bahasa melayu dengan huruf Latin mengikuti hukum ejaan yang disebut ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melajoe tahun 1901. Buku ini disusun dengan pertolongan Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Peraturan ejaan itu dipakai hingga bulan Maret 1947, hingga dikeluarkannya peraturan ejaan yang gres oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan kebudayaan, Mr. Soewandi, dengan Surta Keputusan No. 264/Bhg. A, tanggal 19 Maret 1947. Kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A. Peraturan ejaan yang gres itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
 Masih banyak orang beranggapan bahwa ejaan bekerjasama dengan pengucapan bahasa atau meny Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, dan EBI/PUEBI Tahun 2015 Serta Contoh Perubahannya
Pada ketika ini bahasa Indonesia memakai ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, sesudah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian hukum ejaan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972 dengan nama Ejaan Yang Disempurnakan. Penjelasan lebih lanjut mengenai hukum ejaan itu dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0196/U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ini telah berkali-kali diperbaharui. 

Terakhir dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015, Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Berikut beberapa pola perubahan antara Ejaan Van Opuijsen, Ejaan Soeswandi, dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEBI)
Ejaan Van Ophuijsen
1901
Ejaan Soewandi
1947
EYD
1972 (PUEBI)
Tj
Dj
Nj
Sj
ē
Z
Ch
J
É,E
OE
Tj
Dj
Nj
Sj
-
-
-
J
É,È
U
C
J
Ny
Sy
-
Z
Kh
Y
E
U
Di dalam Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diatur hal-hal mengenai:

  1. Pemakaian huruf
  2. Penulisan huruf
  3. Penulisan kata
  4. Penulisan unsur serapan
  5. Tanda baca
Pada Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PUEBI) sistematikanya sedikit berbeda dengan EYD. Pada PUEBI ini sistematikanya secara garis besar adalah:


  1. Pemakaian huruf
  2. penulisan kata
  3. Pemakaian tanda baca
  4. Penulisan unsur serapan.
Hal gres yang ada dalam PUEBI yakni penambahan huruf diftong ei dan adanya hukum penulisan huruf tebal.


Bersambung .............

Demikianlah sedikit klarifikasi tentang Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, dan EBI/PUEBI Tahun 2015 Serta Contoh Perubahannya. Semoga bermanfaat. Wassalam.

Sumber: Widodo, S. Modul Pelatihan Oleh Badan Pengembangan Bahasa KEMENDIKBUD 

Sumber http://armandrivay.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Dan Ebi/Puebi Tahun 2015 Serta Pola Perubahannya"

Posting Komentar