Persepektif Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bab integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh alasannya yaitu itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan acara jasmani itu sendiri, tetapi untuk membuatkan potensi siswa melalu acara jasmani
Gerak memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Sejak bayi, kanak-kanak sampai dewasa, perkembangan gerak sangat mempengaruhi perkembangan secara keseluruhan fisik, intelektual, sosial, dan emosional. Berikut ini yaitu teori-teori dan tujuan didalam penajas :
Pertama.
Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan nasional berfungsi membuatkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi akseptor didik semoga menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Kedua. Teori-teori penjas berdasarkan pakar
- Menurut SK Menpora nomor 053A/MENPORA/1994 “Pendidikan jasmani yaitu suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui aneka macam kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuandan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak”
- Pendidikan Jasmani bertujuan untuk membuatkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, referensi hidup sehat dan pengenalan lingkungan higienis melalui acara jasmani yang direncanakan secara sistematis (CDC, 2000; Disman, 1990; Pate dan Trost, 1998)
- Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan adaptasi referensi hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang (Schmith, 1983; Brophy & Good,1986; Rosenshill & Stevens, 1986; Evertson, 1989).
Ketiga. Hakikat Penjas
a. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diperlukan mengajarkan aneka macam keterampilan gerak dasar, teknik dan taktik permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta adaptasi referensi hidup sehat.
b. Pendidikan jasmani menunjukkan kesempatan anak untuk meningkatkan kepekaan sosial yang kooperatif, mempunyai rasa hormat dan apresiasi terhadap perbedaan (Hamied, 2003: 9)
Ke Empat. Tujuan Penjas
Digolongkan dalam tiga ranah/domain (Bloom & Krathwohl, 1956) :
1. Ranah kognitif (pengetahuan/intelektual)
2. Afektif (perasaan/emosi/sikap)
3. Psikomotor (keterampilan gerak)
Menurut Annarino (1980), ditambah satu ranah/domain lagi:
- 4. Ranah jasmani (berfungsinya sistem tubuh)
Ke Lima. Tujuan Penjas
Ranah Kognitif (Pengetahuan)
1. Mengetahui makna perilaku tubuh yang baik;
2. Mengetahui fungsi tubuh yang baik;
3. Memahami makna dan pentingnya kebugaran jasmani;
4. Memahami peraturan, strategi, dan nilai-nilai jasmani;
5. Mengetahui peraturan bagi keselamatan di air
Ke Enam. Ranah Kognitif (Pengetahuan)
- Mengetahui makna perilaku tubuh yang baik;
- Mengetahui fungsi tubuh yang baik;
- Memahami makna dan pentingnya kebugaran jasmani;
- Memahami peraturan, strategi, dan nilai-nilai jasmani;
- Mengetahui peraturan bagi keselamatan di air
Ke Tujuh. Ranah Afektif (Perasaan/sikap)
1. Berkeinginan untuk sehat;
2. Membutuhkan latihan jasmani semoga bugar;
3. Menghargai nilai sportivitas;
4. Memelihara korelasi yang sehat dalam kelompok;
5. Menghargai hak-hak orang lain;
Ke Delapan. Ranah Psikomotorik (keterampilan gerak)
1. Kemampuan berjalan, berlari, duduk yang baik;
2. Menguasai cabang olahraga ………. ;
3. Memiliki kemampuan berenang dengan baik;
4. Memiliki keterampilan beladiri dengan baik;
5. Memiliki kemampuan keterampilan dasar (lari’ lompat, lempar, angkat dalam
acara jasmani.
Ke Sembilan. Tujuan Penjas
Menurut Bucher (1983)
1. Perkembangan kesehatan, jasmani, dan organ - organ tubuh;
2. Perkembangan mental-emosional;
3. Perkembangan neuro-muskular;
4. Perkembangan sosial; dan
5. Perkembangan intelektual.
Menurut Nurhasan
- Meletakkan landasan moral yang besar lengan berkuasa dalam pendidikan jasmani
- Membangun landasan kepribadian yang kuat, perilaku cinta damai, soial, toleransi.
- Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pendidikan jasmani
- Mengembangkan perilaku sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, dan percaya diri.
Ke sepuluh. Pandangan tradisional wacana penjas
Menganggap bahwa Pendidikan jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain pendidikan jasmani hanya sebagai pelengkap
Di Amerika Serikat, pandangan dikotomi ini muncul pada simpulan masa 19 (1885-1900), yang dipengaruhi oleh sistem Eropa, ibarat sistem Jerman dan system Swedia; yang menekankan pada perkembangan aspek fisik, kehalusan gerak, dan huruf akseptor didik, dengan gymnastik sebagai
Penjas lebih berperan sebagai “medicine” (obat) dari pada pendidikan. Oleh alasannya yaitu itu para pengajar Pendidikan jasmani berlatarbelakang akademis kedokteran dasar, sehingga dalam merumuskan tujuan, acara pelaks, dan evaluasi menjadi salah kaprah. Yaitu cenderung kepada upaya memperkuat badan, memperhebat ketr fisik yg mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri.
Ke Sebelas. Pandangan Modern
Pandangan modern atau sering disebut juga pandangan holistik, menganggap bahwa insan bukan sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yg terpilah-pilah. Manusia adl kesatuan dari aneka macam bab yang terpadu. Oleh alasannya yaitu itu pendidikan jasmani tidak hanya berorientasi pada jasmani (satu komponen
Di Amerika Serikat dipelopori oleh Wood dilanjutkan Hetherington tahun 1910. Pendidikan jasmani dipengaruhi “progressive education” bahwa semua pendidikan harus memberi bantuan terhadap perkembangan anak secara menyeluruh, dan penjas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan tersebut.
3. Pandangan di Indonesia
Pandangan holistik oleh Jawatan Pendidikan Jasmani tahun 1960: “Pendidikan jasmani yaitu pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi acara insan berupa sikap, tindak, dan karya yg diberi bentuk isi, dan arah menuju kebulatan langsung sesuai dengan harapan kemanusiaan”
Definisi yang relatif sama, oleh Pangrazi dan Dauer (1992) Pendidikan jasmani merupakan bab dari acara pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yg sempurna semoga mempunyai makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan acara pembelajaran yang menunjukkan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Teori Dan Tujuan Penjaskes"
Posting Komentar