Model Silabus Sd Halaman 1 -5



-  


MODEL SILABUS
SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
(SD/MI)

















TEMATIK TERPADU




















KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKARTA, 2017


DAFTAR ISI







                                                                    



I. PENDAHULUAN


A.    Rasional


Ahli pendidikan Piaget membagi tahap perkembangan kognitif dalam 4 tahapan, yaitu tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal.  Usia sekolah dasar umumnya 7 hingga 12 tahun masuk pada tahap operasional aktual dimana anak belum bisa memahami problem abstrak, segala sesuatu akan bermakna bila dikaitkan dengan objek aktual (nyata) yang mereka temui sehari-hari.  Untuk itu pembelajaran yang cocok di SD memakai pendekatan tematik.  Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan banyak sekali kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran dalam banyak sekali tema.  Shoemaker (1989) mendefinisikan kurikulum terintegrasi (tematik) sebagai “...pendidikan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga melintasi garis-garis batas mata pelajaran, membawa bersama bermacam-macam aspek kurikulum ke dalam asosiasi yang bermakna semoga terfokus kepada bidang-bidang studi yang luas. Ia memandang berguru dan mengajar secara holistik dan merefleksikan dunia nyata, yang interaktif”.

Pembelajaran dengan pendekatan tematik ini meliputi kompetensi mata pelajaran yaitu: PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti tidak termasuk mata pelajaran dalam tematik. Pembelajaran tematik dilaksanakan di semua kelas di SD baik di kelas I-III (kelas rendah) maupun kelas IV–VI (kelas tinggi). Di kelas rendah belum ada mata pelajaran IPA dan IPS yang berdiri sendiri namun muatan IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.  Untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dilakukan secara tematik hanya hingga dengan kelas III, untuk kelas IV, V, dan VI diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Integrasi kurikulum sebagai suatu pengelolaan pembelajaransekitar problem dan isu di masyarakat, sehingga dibutuhkan kerja sama oleh guru dan siswa tanpa memandang pada mata pelajaran.  Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan banyak sekali kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran ke dalam banyak sekali tema. Penentuan tema yang dijadikan sebagai wangsit besar dari pembelajaran yang menghubungkan konsep dan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.

Pendekatan ini dimaksudkan semoga siswa tidak berguru secara parsial sehingga pembelajaran sanggup memperlihatkan makna yang utuh pada siswa menyerupai yang tercermin pada banyak sekali tema yang tersedia.  Tema yang pilih sedapat mungkin didekatkan dengan hal-hal yang dialami siswa.  Pembelajaran tematik disusun menurut banyak sekali proses integrasi yaitu integrasi intradisipliner, multi-disipliner inter-disipliner, dan trans-disipliner. Muatan-muatan yang sanggup diintegrasikan dalam pembelajaran merujuk pada kegiatan besar yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu kemaritiman, agraris, dan niaga/jasa.

Oleh alasannya itu, kontekstual pendidikan perlu dipersiapkan pada akseptor didik semoga sanggup hidup di masa depan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus berubah melalui kemampuan berfikir kritis/memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.  Selain itu akseptor didik juga disiapkan dengan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan sebagai suatu keterampilan dalam kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi dari kemampuan baca tulis, berhitung, literasi sains, literasi informasi teknologi dan komunikasi, literasi keuangan, dan literasi budaya dan kewarganegaraan.  Terpenting dari semua itu, pendidikan diarahkan untuk membangun kecintaan sebagai bab dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merepresentasikan kebhinekaan agama, suku bangsa, bahasa, sosial, ekonomi, dan budaya masyakarat Indonesia. Peserta didik juga diharapkan menjadi warga negara yang bertanggung jawab dengan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang juga dibatasi oleh hak dan kewajiban warga negara lainnya.  Untuk itu pembelajaran diarahkan untuk membangun empati, demokratis, dan memperlihatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta mendapatkan pendapat orang lain.

Silabus tematik yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan merupakan suatu model, satuan pendidikan sanggup berbagi silabus tematik dengan mengambil tema yang diubahsuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan.  Satuan pendidikan juga sanggup pribadi memakai model silabus ini atau sanggup juga dengan mengadaptasi sesuai karakteristik satuan pendidikan. Selain itu, bagi guru yang ingin menyusun sendiri pembelajaran tematik terpadu sanggup memakai Silabus Mata Pelajaran di SD/MI yang terpisah dari dokumen ini.

B.     Karakteristik Mata Pelajaran di SD


Kurikulum 2013 mempunyai tujuan khusus untuk mempersiapkan generasi gres dan penerus bangsa yang mempunyai kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta bisa berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.  Untuk itu, perancangan kurikulum 2013 perlu memperhatikan kebutuhan siswa dikala ini dan di masa depan yang dinamis ditengah imbas globalisasi dan kemajemukan masyarakat Indonesia. 

Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia itu, misi dan orientasi kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus semoga siswa mempunyai kompetensi yang dibutuhkan bagi kehidupan masyarakat di masa sekarang dan di masa mendatang. Kompetensi yang dimaksud meliputi tiga kompetensi, yaitu: (1) menguasai pengetahuan; (2) mempunyai keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan; (3) menumbuhkan sikap spiritual dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang  proses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam berbagi abjad siswa lebih lanjut. Mata pelajaran yang diajarkan secara tematik di SD adalah:

  1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) membentuk siswa menjadi insan yang mempunyai rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh 4 substansi inti kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aturan dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk tamat Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia; (4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kesepakatan keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang utuh dan kohesif secara nasional. Pembelajaran PPKn dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran pribadi (direct teaching).
Mata pelajaran kewarganegaraan diarahkan untuk berbagi potensi akseptor didik dalam bersikap sebagai warganegara termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab.  Sikap sebagai warganegara itu terbentuk dari pengetahuan kewarganegaraan yang yang dipraktikkan dengan berpartisipasi menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.




2.      Bahasa Indonesia

Ruang lingkup bahasa Indonesia di SD ialah memakai bahasa secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara ekspresi maupun tulis, menghargai dan gembira memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara dan menggunakannya dengan sempurna dan kreatif untuk banyak sekali tujuan. Selain itu,siswa di SD sanggup memakai bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan  intelektual,serta kematangan emosional dan sosial, memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus kebijaksanaan pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching).

Mata pelajaran Bahasa Indonesia memakai teks-teks dengan muatan atau berisi materi IPA dan IPS pada kelas I s.d III. Pemilihan teks-teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan memperhatikan karakteristik akseptor didik, gampang dipahami, dan akrab dengan kehidupan sehari-hari akseptor didik (kontekstual). Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk memperlihatkan kemampuan berkomunikasi baik secara ekspresi maupun goresan pena secara efektif. Kemampuan berkomunikasi ini mensyaratkan akseptor didik untuk mencari informasi di sekitarnya, melalui membaca buku, membaca koran, mendengarkan berita, menonton video, dan lainnya. 

  1. Matematika

Ruang Lingkup Matematika SD ada tiga yaitu bilangan (bilangan cacah,  bulat, prima, pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan akar sederhana), geometri dan pengukuran (bangun datar dan bangkit ruang, korelasi antar garis,  pengukuran (berat, panjang, luas,  volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak dan koordinat suatu benda),  serta statistika (menyajikan dan menafsirkan data tunggal) dalam penyeleaian  problem kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika di SD diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari banyak sekali sumber, bisa merumuskan problem bukan hanya menuntaskan problem sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta bisa bekerja sama dan berkolaborasi dalam menuntaskan masalah. Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching).
Mata pelajaran Matematikapada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI) dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.

  1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD meliputi enam lingkup sains yaitu kerja ilmiah dan keselamatan kerja, makhluk hidup dan sistem kehidupan (bagian badan insan dan perawatannya, makhluk hidup di sekitarnya, tumbuhan, hewan, dan manusia), energi dan perubahannya (gaya dan gerak, sumber energi, bunyi, cahaya, sumber daya alam, suhu dan kalor, rangkaian listrik dan magnet),  materi dan perubahannya (ciri benda, penggolongan materi perubahan wujud), bumi dan alam semesta (rorasi dan revolusi bumi, cuaca dan musim, dan sistem tata surya), serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (dampak perubahan isu terkini terhadap kegiatan sehari-hari, lingkungan dan kesehatan, dan sumber daya alam). Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI kelas I, II, dan III (kelas rendah) muatan sains diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) Ilmu Alam menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran di SD  dilakukan secara terpadu antar mata pelajaran yang diikat oleh tema tertentu. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjangproses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam berbagi abjad siswa lebih lanjut

  1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ruang lingkup materi IPS di Sekolah Dasar, diawali dari pengenalan lingkungan dan masyarakat terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara satu wilayah dengan wilayah lainnya mempunyai koneksi. Lingkungan internasional di lingkup SD dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, bahagia membaca, mempunyai kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif.  Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial.  Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses berguru yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan. 
Pada jenjang SD kelas I, II dan III muatan IPS diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,  sedangkan untuk kelas IV hingga kelas VI, IPS menjadi mata pelajaran tersendiri tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu dengan mata pelajaran lainnya. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang  proses pembelajaran berlangsung, dan sanggup dipakai sebagai pertimbangan guru dalam berbagi abjad siswa lebih lanjut

  1. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Di SD pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif melalui eksperimentasi, keberanian mengutarakan pendapat serta sanggup dilaksanakan secara terpadu maupun single subject. Terpadu dalam bentuk mencipta karya seni yang dikaitkan dengan pengetahuan lain dan rasionalisasi penciptaannya, di dalamnya memuat sikap (perilaku, apresiatif, toleransi dan bertanggung jawab penuh), keterampilan (bersifat fragmatis, aplicable, dan teknologis-sistemis), pengetahuan (kemampuan merekronstruksi dan mengungkapkan kembali wangsit dan gagasan secara sistematis).
Ruang lingkup SBdP di SD meliputi dinamika gerak, karya dekoratif, menampilkan contoh irama dan  menciptakan karya dari materi alam, berkarya seni estetis melalui kegiatan apresiasi dan kreasi berupa gambar dongeng dan reklame, interval nada, tari kreasi daerah, menciptakan kolase, topeng dan patung dengan memperhatikan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.

  1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

Pembelajaran banyak sekali kegiatan di dalam PJOK pada satuan pendidikan SD diarahkan untuk mencapai kompetensi dalam penyempurnaan dan pemantapan contoh gerak dasar, pengembangan kebugaran jasmani serta contoh hidup sehat pada kelas rendah (kelas I-III) melalui banyak sekali permainan sederhana dan tradisional, kegiatan senam, kegiatan gerak berirama, kegiatan air, dan materi kesehatan, sedangkan pada kelas tinggi (kelas IV-VI) pengembangan contoh gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani serta contoh hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, kegiatan air, dan materi kesehatan.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak pribadi (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Mata pelajaran PJOK pada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI) dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.

C.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.
2.      Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema yang paling akrab dengan kehidupan akseptor didik.
3.      Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang berkaitan dengan banyak sekali konsep, keterampilan dan sikap.
4.      Sumber berguru tidak terbatas pada buku.
5.      siswa sanggup bekerja secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri maupun berkelompok sesuai dengan karakteristik kegiatan yang dilakukan
6.      Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran semoga sanggup mengakomodasi siswa yang mempunyai perbedaan tingkat kecerdasan, pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topik.
7.      Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak sanggup dipadukan sanggup diajarkan tersendiri.
8.      Memberikan pengalaman pribadi kepada siswa(direct experiences) dari hal-hal yang aktual menuju ke abstrak.
9.      Pembelajaran tematik yang dirancang dalam silabus bukan merupakan urutan Pembelajaran, melainkan bentuk Pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar guru sanggup melaksanakan penyesuaikan.

D.    Pengembangan Silabus Tematik

Silabus tematik di SD dikembangkan memakai model jaring laba-laba (webbed).  Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed) dikembangkan dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang diikat dalam suatu tema. Pengembangan silabus dilakukan merujuk silabus mata pelajaran, untuk Materi Pokok menyesuaikan dengan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Sedangkan Pembelajaran merupakan adonan Pembelajaran untuk satu tema/subtema untuk seluruh kompetensi dasar dari muatan mata pelajaran yang diikat dalam tema/subtema tersebut.
Alokasi waktu pembelajaran dalam satu ahad sebagaimana yang tercantum dalam struktur kurikulum untuk SD ialah sebagai berikut.
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah jam pelajaran per minggu
30
32
34
36
36
36
Alokasi waktu tersebut termasuk Pendidikan Agama sebanyak 4 jam pelajaran per minggu.  Selain itu untuk kelas I, II, dan III yang menekankan pada penguasaan kompetensi membaca, menulis, dan berhitung untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika, maka perlu menerima perhatian dalam integrasi dengan tema dan mendapatkan alokasi waktu yang cukup.  Selain itu ada beberapa kompetensi dasar dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yang memerlukan pemenuhan sarana dan prasarana khusus oleh satuan pendidikan yang harus diajarkan tersendiri sebagai mata pelajaran dan bersifat pilihan bagi satuan pendidikan yang tidak sanggup memenuhinya.  Alokasi waktu pembelajaran tematik untuk setiap minggunya perlu memperhatikan kekhasan-kekhasan di atas.  Untuk itu alokasi waktu pembelajaran tematik setiap minggunya diberikan alokasi minimal sebagai berikut.

Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah jam pelajaran per minggu
30
32
34
36
36
36
Mata pelajaran Agama
4
4
4
4
4
4
Mata Pelajaran Matematika
-
-
-
6
6
6
Mata Pelajaran PJOK
-
-
-
4
4
4
Jumlah jam pelajaran tematik per minggu
26
28
30
22
22
22

Langkah-langkah yang dilakukan dalam berbagi silabus tematik model ini adalah:
1.      Mengidentifikasi materi pelajaran dari setiap kompetensi dasar yang ingin dicapai dari semua mata pelajaran yang akan diintegrasikan.
2.      Mengidentifikasi tema-tema yang menarik bagi siswa, kemudian menentukan beberapa tema yang akan dijadikan sebagai tema pembelajaran.
3.      Memetakan materi pelajaran untuk setiap tema/subtema yang sesuai.  Pemetaan materi perlu juga memperhatikan keruntutan dari materi untuk setiap mata pelajaran dan tingkat kesulitan dari materi tersebut semoga mendapatkan alokasi waktu yang cukup.
4.      Merancang Pembelajaran menurut pemetaan materi pelajaran yang telah dilakukan.
5.      Mendesain penilaian yang akan dilakukan untuk proses pembelajaran yang telah dirancang menurut tema atau sub tema yang telah diajarkan.
6.      Melaporkan hasil penilaian sesuai dengan kompetensi mata pelajaran yang telah dicapai.  Hasil penilaian ini akan dijadikan dasar bagi pendidik untuk melaksanakan penilaian pembelajaran.  Hasil penilaian ini dipakai untuk mengidentifikasi tema dan Materi Pokok kembali.
Tahapan pengembangan silabus tematik sanggup digambarkan sebagaimana skema berikut.
Gambar 1. Alur Pengembangan SilabusTematik SD

E.     Pembelajaran dan Penilaian

1.   

Sumber http://aqdaffa.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Model Silabus Sd Halaman 1 -5"

Posting Komentar