Semalam Di Cirebon

Mumpung lewat Cirebon, ada waktu satu malam untuk beristirahat dan menikmati suasana kota Cirebon, sesudah ada program di Purwokerto. Kebetulan jalur yang kami lewati ialah dari Purwokerto menuju jalur pantura via Tegal – Brebes – Cirebon.

Tapi masalahnya ialah dimana menginap dan kemana bila mau mencoba kuliner khas, sambil beristirahat. Sementara rombongan kami tidak pernah ada yang pengalaman jalan-jalan ke kota Cirebon, info pun minim. Saya sendiri pernah ke Cirebon lebih dari 10 tahun lalu. Tentu saja saya sudah lupa dan Cirebon niscaya sudah jauh berubah dari semenjak saya ke sana.

Sekarang yang jadi andalan hanyalah gosip dari internet lewat google. Sambil melaksanakan perjalanan Tegal – Cirebon kami mencari gosip hotel, tempat makan, dan tempat lain yang menarik dikunjungi.

Tempat menginap

Setelah kontak ke beberapa hotel balasannya kami menentukan hotel yang tidak mengecewakan higienis di daerah Jl. Siliwangi. Kami sengaja menentukan daerah ini alasannya banyak sekali hotel dari banyak sekali kelas yang berlokasi di sini. Lokasinya di tengah kota sehingga strategis bila akan berkeliling kota. Kami menginap hotel Aurora Baru, berseberangan dengan Amaris dan Metland hotel. Ternyata tidak terlalu sulit untuk mendapat kamar, padahal telponnya sudah sore, di malam ahad yang biasanya agak susah untuk mendapat kamar kosong.

Sekitar jam 7 malam kami hingga hotel. Kamarnya tidak mengecewakan luas dan cukup bersih, walau ada sedikit kekurangan di kamar mandinya. Ada kran yang bocor dan kloset duduknya bergerak dikala diduduki. Itu kami ketahui pas sudah malam jadi kami terima aja tanpa komplen petugas hotelnya.
Kami cek-in dan membersihkan tubuh sebentar sebelum berangkat mencari makan malam.

Makan malam

Rencananya ingin makan nasi jamblang khas Cirebon. Disebut nasi jamblang, alasannya nasinya dibungkus dengan daun jamblang (daun jati). Kami berkunjung ke Nasi Jamblang Mang Dul, jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 4 atau berseberangan dengan Mal Grage Cirebon. Ternyata dari hotel tidak hingga 10 menit perjalanan memakai kendaraan beroda empat untuk hingga ke tempat ini.

 ada waktu satu malam untuk beristirahat dan menikmati suasana kota Cirebon Semalam di Cirebon
Nasi jamblang habis tersantap

Saat kesana tidak mengecewakan ramai, mungkin alasannya malam ahad dan nasi jamblang Mang Dul ini tidak mengecewakan terkenal, makanya jadi ingin tau untuk mencoba.

Saya memesan nasi 2 bungkus, jangan kaget, 1 bungkusnya ini tidak mengecewakan kecil, menyerupai sego kucing, makanya saya perlu 2. Lauknya telur dadar, ikan asin jambal, tempe goreng dan tentu saja sambel nasi jamblang yang khas, walau tidak terlalu pedas. Atau bila suka dapat dicoba juga semur jengkol dan tahu.

Kami lahap makannya, mungkin alasannya lapar jawaban perjalanan yang lumayan. Tapi bukan hanya kami, di meja lain di sekitar kami juga tampak pada lahap makannya. Seakan-akan menyerupai lomba menyantap kuliner saja.

Di sela-sela semangat nya kami makan, ada sedikit 'kehebohan' yang dilakukan oleh salah satu pelayan di tempat makan ini, tampaknya pelayan yang sudah senior. Ia dengan bunyi agak keras menyerupai mengucapkan pengumuman, “Ayo kumpul-kumpul... ayo nambah.. jangan ragu-ragu.. jangan pikir-pikir...” Begitu kira-kira teriakannya yang membikin kami sedikit terkaget dan tersenyum dikala memperhatikannya. Rupanya ini cara khas di warung ini untuk menarik perhatian para pengunjungnya. Saya tidak tahu apa selalu ada teriakan menyerupai ini atau pas kebetulan dikala kami berkunjung saja.

Harganya pun tergolong murah untuk ukuran tempat makan yang tidak mengecewakan terkenal, ramai pengunjung dan rasa yang enak. Yang saya makan tadi termasuk minum cuma habis sekitar Rp 15 ribuan.

Kalau tidak suka nasi jamblang, di sederetan ini ada beberapa tempat makan yang juga ramai pengunjung. Ada nasi lengko dan ada juga empal gentong. Atau barangkali ingin mencoba ketiganya? Saya sendiri dikala belum makan, menyerupai lapar mata ingin makan ini-itu. Tapi sesudah menghabiskan sepiring kuliner yang saya pesan, perut terasa kenyang dan sudah tidak tertarik untuk mencoba kuliner lain. Hanya bahagia melihat-lihat saja.

Setelah makan nasi jamblang, bahu-membahu kami ingin berkeliling menikmati suasana kota Cirebon di malam ahad dengan catatan bila tidak terlalu capai dan ngantuk. Tapi apa daya, sesudah perut terisi dan kena udara segara di malam hari, ternyata menciptakan kantuk jadi terasa. Akhirnya kami mengarahkan kendaraan beroda empat ke arah hotel di jl. Siliwangi.

Tempat makan kaki lima yang ramai pengunjung

Tapi dalam perjalanan menuju hotel ada tempat makan kaki lima yang kelihatan tampak ramai yang ada di pinggir jl. Dr. Wahidin. Kami ingin tau kuliner apa yang hingga ramai dikunjungi orang itu. Setelah mendekat ternyata tempat ini menjual kuliner dengan nama Mi Get. Saya tidak tahu apa artinya, tapi yang terang ini ialah mi instan yang dimasak secara khusus. Bumbu yang ada di bungkusnya tidak digunakan semuanya, terus ditambahi dengan kecap dan saos cabai dan bumbu lain sehingga rasanya jauh berbeda dengan mi intan aslinya. Yang niscaya tentu rasa pedasnya alasannya banyaknya irisan cabai rawit yang disertakan dikala masak.

 ada waktu satu malam untuk beristirahat dan menikmati suasana kota Cirebon Semalam di Cirebon
Kerumunan kru mie get. Kerumunan pengunjungnya ada di ujung sananya lagi

Kami pun ingin tau untuk mencobanya, walau kami memesan 1 porsi untuk 2 orang alasannya kami gres saja makan nasi jamblang. Menu yang favorit ialah mi goreng super pedas. Atau bila tidak suka mi goreng dapat menentukan mi rebus. Tentu yang dimasak secara khas.

Setelah mencoba mi get, kami benar-benar pulang ke hotel, alasannya sudah kenyang dan ingin istirahat biar besok pagi segar berdiri tidurnya.

Cari sarapan dan oleh-oleh

Sekitar jam 8 pagi kami berkemas-kemas untuk chek cout. Rencana mau cari sarapan yang khas, cari buah tangan dan cari tempat wisata sambil melanjutkan perjalanan pulang ke jakarta. Untuk tempat sarapan bahu-membahu kami tidak mempunyai tujuan yg pasti. Hanya jalan saja dan nanti bila ada tempat yang menarik gres kita berhenti.

Waktu itu melintasi jalan di sudut kota, ada tempat yang pagi itu sudah ramai orang makan. Sementara di kiri kanannya toko-toko masih belum buka. Nama warungnya Nasi Lengko H. Barno, jl. Pagongan no. 15B.

 ada waktu satu malam untuk beristirahat dan menikmati suasana kota Cirebon Semalam di Cirebon
Beberapa kendaraan beroda empat pengunjung nasi lengko h. barno

 ada waktu satu malam untuk beristirahat dan menikmati suasana kota Cirebon Semalam di Cirebon
Nasi lengko, sate kambing dan kerupuk.. nyamm

Kami memesan nasi lengko dengan komplemen sate kambing. Tidak menyerupai nasi jamblang yang porsi nasinya kecil, nasi lengko ini porsinya tidak mengecewakan besar. Buat saya 1 porsi dapat untuk 2 orang untuk porsi sarapan pagi. Akibatnya kami tidak dapat menghabiskan porsi makanannya. Nasi lengko terdiri dari nasi, irisan tahu dan tempe, timun, daun kucai, toge yang diatasnya dilumuri dengan bumbu kacang dan kecap.

Setelah makan nasi lengko, kami mencari oleh-oleh. Kebetulan dikala menuju nasi lengko H. Barno, kami melewati ujung Jl. Siliwangi yang banyak sekali toko buah tangan yang berderet di sini. Tepatnya di sekitaran depan Pusat Grosir Cirebon (PGC). Agar leluasa, saya memarkirkan kendaraan beroda empat di parkiran PGC dan berburu buah tangan di sederetan toko-toko itu.

Bermacam-macam buah tangan khas Cirebon dapat diperoleh di daerah ini. Mulai terasi, ikan asin, kerupuk dan lain-lain.

Kini saatnya untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta sambil mencari tempat wisata yang searah dengan perjalanan pulang. Tapi sayangnya tempat yang tuju tidak ketemu dikala dicari. Akhirnya kita eksklusif bablas masuk tol ke luar kota Cirebon dan pulang menuju Jakarta.

Sepertinya perlu waktu lebih usang untuk menjelajah dan menikmati kota Cirebon.
Sumber http://akamali.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Semalam Di Cirebon"

Posting Komentar