Prosedur investigasi fisik:
- Inspeksi.
- Auskultasi.
- Perkusi.
- Palpasi.
Persiapan pemeriksaan:
Ruangan nyaman cahaya dan suhu cukup hangat. Abdomen yang terbuka ialah antara prosesus xiphodeus – simfisis pubis.
Untuk menjaga relaksasi dinding perut:
- Vesika urinaria harus kosong.
- Posisi terlentang –> kepala diatas satu bantal, satu bantal dibawah lutut.
- Lengan disisi badan.
- Tungkai bawah –> fleksi pada sendi lutut.
- Tangan pemeriksa yang hangat, kuku yang pendek.
- Tanyakan tempat yang sakit untuk dipalpasi terakhir.
- Perhatikan muka/ekspresi –> nyeri pada abdomen.
Titik Mc Burney: Titik pada kuadran kanan bawah yang terletak pada 1/3 lateral dari garis yang menghubungkan SIAS dengan umbilikus.
Garis Schuffner: Garis yang menghubungkan titik SIAS kanan dengan umbilikus dan diteruskan hingga arkus kosta. Garis ini dipergunakan untuk menyatakan pembesaran limpa. Garis ini terbagi di dalam 8 titik (S1 hingga S8).
INSPEKSI
Keadaan Umum:
- Tampak nyeri atau tidak.
- Kolik ginjal/empedu –> menggeliat di tempat tidur.
- Pasien dengan peritonitis –> tidak bergerak di tempat tidur/lutut ditarik ke atas untuk membantu relaksasi otot perut dan mengurangi tekanan intra abdominal.
Bentuk Abdomen:
Perut yang membesar ditemukan pada:
- Orang sangat gemuk –> penimbunan lemak.
- Meteorismus –> penimbunan gas.
- Penimbunan cairan.
- Pembesaran organ.
- Kehamilan.
Pembesaran lokal ditemukan pada:
- Vesika urinaria yang penuh.
- Karsinoma lambung.
- dan lain-lain.
Perut yang sangat cekung (scapoid), ditemukan pada:
- Gizi jelek (cachexia).
- Dehidrasi.
Rambut suprapubis:
--> Masa pubertas (tanda kelamin sekunder).
--> Berubah pada sirosis, hipogonadisme, adrenal virilis dan hipopituitarisme.
Gerakan pernapasan:
Gerakan pernapasan pada abdomen berkurang hingga tidak ada pada peritonitis.
Kelainan kulit:
- Perubahan warna.
- Benjolan: hemangioma.
- Striae: ungu – merah muda ialah tanda klasik kelebihan adrenokortikal.
- Jaringan parut post operasi.
Vena-vena mengambang atau vena kolateral:
Pada sirosis hepatis –> obstruksi v. cava superior/v. cava inferior (bendungan).
Posisi umbilikus:
- Posisi sentra (umbilikus) –> hernia umbilikus atau posisi sentra tergeser –> dorongan organ tubuh.
- Posisi reversi –> peningkatan tekanan abdominal biasanya lantaran asites atau masa yang besar.
- Tanda cullen –> umbilikus kebiru-biruan yang disebabkan oleh hemoperitoneum lantaran karena apapun.
Gerakan-gerakan/kontur usus:
Gerakan usus disebut darm steifung, dan kontur usus (darm countur). Keduanya terlihat pada ileus obstruksi yang berat, dan penyakit Hirschprung.
AUSKULTASI
- Auskultasi –> stetoskop diafragma diatas mid abdomen.
- --> gerakan udara dan cairan di dalam jalan masuk cerna.
- --> bising usus normal timbul kira-kira tiap 5 – 10 detik. Jika 2 menit tidak terdengar bunyi usus –> “tidak ada bunyi usus”.
- --> meningkat pada ileus obstruksi, terdengar menyerupai ada arus “denting” bernada tinggi yang disebut borborigmi, dan menurun pada ileus paralitik atau peritonitis.
Gambar teknik menyelidiki bunyi usus. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 250).
Gambar teknik “succussion splash” untuk menyelidiki distensi visera abdomen. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 251).
PERKUSI
Pada keadaan normal, perkusi abdomen menghasilkan bunyi timpani. Dengan perkusi abdomen, pemeriksa sanggup menentukan:
- Timpani gaster.
- Pembesaran hati.
- Pembesaran limpa.
- Adanya cairan bebas, dengan investigasi shifting dullness.
Timpani gaster:
Perkusi gaster dilakukan pada cavum iga, pecahan anterior bawah kiri.
Teknik perkusi hati:
Pekak hati –> pada linea midklavikularis kanan, pekak hati 6 – 12 cm. Pada linea sternalis kanan, pekak hati 4 – 8 cm.
Gambar teknik perkusi hati.
Teknik perkusi limpa:
Perkusi dilakukan pada iga X kiri, pada linea midklavikularis. Ruang ini dinamakan Ruang Traube. Jika Ruang Traube terisi, berarti ada pembesaran limpa.
Teknik investigasi asites:
- Shifting dullness –> Pada penderita yang terlentang, dicari batas timpani pekak (permukaan cairan) di pecahan lateral abdomen.
- Bila posisi penderita dimiringkan, maka batas timpani pekak menjadi bergeser.
Gambar teknik untuk menyelidiki redup yang berpindah. Daerah berwarna memperlihatkan tempat timpani. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 252).
Undulasi:
- Dua telapak tangan ditaruh di kiri dan kanan dinding abdomen.
- Telapak tangan penderita atau pemeriksa kedua, pada sisi ulnar ditekan ke dinding abdomen.
- Ujung-ujung jari memperlihatkan tekanan pada satu sisi, maka telapak tangan yang lain mencicipi adanya gelombang.
Fluid Wave
Pemeriksaan asites sanggup dilakukan dengan cara menekan secara dalam ke arah garis tengah dinding abdomen (untuk mencegah vibrasi sepanjang dinding abdomen), letakkan telapak tangan yang satu berlawanan dengan telapak tangan yang lain untuk mendengarkan adanya cairan asites.
Pudle Sign
Pasien pada posisi bertumpu pada lutut dan siku tangan, yang mana akan menjadikan cairan asites berkumpul di pecahan bawah abdomen. Lakukan perkusi dari pecahan samping perut (lank) ke garis tengah. Pada area asites bunyi perkusi akan lebih mengeras.
PALPASI
Yang dihasilkan dari investigasi palpasi yaitu:
- Rasa sakit –> nyeri tekan lantaran peregangan organ-organ, peregangan peritonium, dan tumor.
- Defans muskuler.
Pembesaran organ yang sanggup dipalpasi:
- Hepar: pinggir hati 1 cm di bawah arcus costa.
- Kutub bawah ginjal kanan.
- Pulsasi aorta abdominalis.
- Vertebra L3 – L5 terutama orang kurus.
- Sigmoid: terisi feses.
- Vesika urinaria atau uterus yang terisi.
- Pulsasi arteri iliaka (lower quadran).
Bila hepar teraba, tentukanlah:
- Besar hepar, berapa cm di bawah arcus costa.
- Pinggir hepar, apakah tumpul atau tajam.
- Permukaan hepar, kenyal atau tidak.
- Nyeri tekan, ada atau tidak.
Limpa
Bila teraba, tentukanlah:
- Pembesaran lien, garis schuffner (1 – 8).
- Permukaan.
- Konsistensi.
- Pinggir.
- Nyeri tekan.
- Diingat adanya incisura lienalis.
Gambar teknik palpasi limpa. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 255).
Gambar teknik lain untuk palpasi limpa. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 256).
Palpasi Kandung Empedu
- Palpasi midklavikularis kanan, dengan cara menyerupai palpasi hepar.
- Murphy’s Sign pada cholecystitis acuta yaitu tangan diletakkan di abdomen pada garis midklavikularis.
- Pasien bernapas dalam dan asisten naik ke atas, suatu ketika napas pasien terhenti berarti Murphy’s Sign positif.
Palpasi Tumor:
Palpasi tumor –> dinding perut, intraperitoneal, atau retroperitoneal, caranya:
- Tumor dari dinding perut: dengan mengangkat dinding perut –> pembengkakan bertambah atau tetap.
- Tumor dari intraperitoneal: dengan menegangkan dinding perut –> pembengkakan menghilang berarti tumor berasal dari intra abdominal.
- Tumor retroperitoneal: dengan investigasi bimanual, ballotementnya positif.
Palpasi untuk tumor dilakukan untuk mengetahui:
- Lokasi: intra abdominal atau retroperitoneal.
- Posisi.
- Besar.
- Permukaan.
- Konsistensi.
- Nyeri.
- Hubungan dengan alat-alat lain.
- Pulsasi.
- Perlengketan.
Pemeriksaan Apendix
Sumber http://timbangrasaclinic.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Investigasi Fisik Abdomen"
Posting Komentar