√ Diangkat Menjadi Anak Etika Suku Kei

Sungguh perjalanan kali ini tidaklah hanya menyenangkan, tetapi juga sangat membanggakan. Dan menyerupai yang telah saya tuliskan dalam postingan Tour of Duty : Undangan Ke Kepulauan Kai, Kabupaten Maluku Tenggara Bagian Ke-3, bahwa saya diangkat menjadi anak watak suku Kei.


Sebenarnya di dalam ajakan serta jadwal program yang saya terima 1 hari sebelum keberangkatan ke Ambon, tertera bahwa ada upacara watak untuk mengangkat atasan saya menjadi anak adat. Namun menyerupai yang juga sudah saya tuliskan bahwa saya menggantikan atasan yang tidak sanggup hadir, untuk itu saya pun segera mengkonfirmasikan kepada teman-teman di kawasan perihal tersebut.


Sewaktu saya datang di Kepulauan Kai dan bertemeu dengan Camat Kei Kecil Barat, dia memberikan bahwa masyarakat kecewa atas absensi atasan saya, begitu pula pengangkatan anak watak bagi dia tidak sanggup diwakilkan, meskipun bekerjsama saya pun telah berusaha memberitahukan kondisi di Jakarta, namun keputusan para raja tidak sanggup diubah, dan pak Dey pun, meski seorang Camat, tidak berani untuk melawan raja mengubah keputusan tersebut.


Sungguh perjalanan kali ini tidaklah hanya menyenangkan √ Diangkat Menjadi Anak Adat Suku Kei
gelang anak watak orang Kai/Kei dan setiap gelang mempunyai goresan yang berbeda, berdasarkan dogma bahwa goresan tersebut mencerminkan personal orang yang dianugerahi

Pada tanggal 8 Agustus 2017, sesudah usai program pembukaan Festival Pendidikan Kei 2017 oleh Wakil Bupati, saya beranjak ke rumah dinas pak Dey untuk berkumpul bersama para raja di wilayah ini dan tidak disangka, tiba-tiba saya diminta berdiri oleh salah satu Raja yang hadir, yaitu Raja Ohoidertom, dengan disaksikan Pak Dey selaku Camat dan beberapa orang lainnya, dia mengatakan, “kami sangat tersanjung dan merasa terhormat atas kehadiran bapak yang mau menginap dan memikirkan serta memperjuangkan ohoi-ohoi kami di wilayah Kei Kecil Barat ini, untuk itu terimalah gelang tembaga emas ini sebagai tanda bahwa kami dari marga Kameubun mengangkat bapak sebagai anak watak kami dan kami berikan gelar Far-far, sembari lalu memasangkan gelang tersebut di lengan saya dan semenjak dikala itu saya berhak menyandangkan kalimat “Far-far Kameubun” di belakang nama saya. Dan lucunya, lalu sesudah kami berdiskusi perihal pembangunan ohoi serta kendala-kendalanya, seluruh Raja berebut memastikan bahwa saya juga diangkat sebagai anak watak mereka. Hahahaha ..


Terus terperinci saya tidak bisa berkata apa-apa selain berucap “terima kasih” atas kejutan ini, alasannya yaitu memang tidak ada wacana apalagi rencana bagi saya untuk diangkat sebagai anak adat. Bagi saya selain merupakan penghormatan yang tinggi, ini pun menambah beban moral saya sebagai bab dari keluarga orang Kai. Dan ternyata, mas Dwijo, Koordinator Konsultan Program generasi Sehat Cerdas Provinsi Maluku, beberapa waktu sebelumnya juga telah diangkat sebagai anak watak dan hal itu ditulis oleh mba Roesda Leikawa di Kompasiana, dengan judul “Dwijo, Pria Asal Garut Mendapat Gelar Adat”.


Semoga saya sanggup memperlihatkan yang terbaik dan sanggup membantu mewujudkan keinginan orang Kai.


 


Woi Kapitan..!!!


 




Series Tour of Duty : Undangan Ke Kepulauan Kai




Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "√ Diangkat Menjadi Anak Etika Suku Kei"

Posting Komentar