Membaca postingan sobat di instagram perihal mekarnya bunga nagapushpa, di postingannya ditulis “megapuspa”, yang disebut mekar 33 tahun sekali dan hanya ada di pegunungan Jayawijaya, Papua. Berarti bunga itu sangat langka, bahkan melebihi bunga bangkai mirip rafflesia arnoldi, yang membutuhkan waktu 6 – 9 tahun untuk mekar. Benarkah itu?
Gambar berwarna-warni ibarat bulu, cambuk atau cacing tidak Ular bunga Nagapushpa, itu bantu-membantu sebuah Sea Pen, jenis karang. Jenis Sea Pens bermacam-macam dan termasuk sebagai binatang air, dan nama mereka sanggup terlihat dari bentuknya yang mirip berusia bulu pena untuk menulis. Mereka mempunyai kerangka internal yang keras dan beberapa dari mereka bahkan sanggup bersinar dalam gelap dan warna-warni Sea Pens menghiasi dasar samudera. Foto ini mulai beredar secara online sekitar Januari, 2016.
Gary Williams, yang menemukan dan mengabadikan dalam bentuk foto di tahun 2013, seorang kurator zoologi invertebrata di California Academy of Sciences, menjelaskan bahwa Sea Pen sanggup tumbuh antara 5 cm hingga 2 meter, dan apa yang menarik perihal mereka yaitu Sea Pen sanggup tumbuh pada semua karang dengan berkoloni atau secara tunggal.
Jadi bantu-membantu Nagapushpa yaitu kata Sanskerta untuk dewadaru pohon (Nagakesara dalam bahasa Telugu). Dewadaru (pohon Nagapushpa) yaitu pohon yang dikenal cukup usang pertumbuhannya dan mempunyai kayu yang keras, dibudidayakan untuk tujuan dekoratif alasannya yaitu bentuknya anggun, daun muda dan besar, bunga putih yang harum. Pohon Nagapushpa (dewadaru) sanggup ditemukan di timur Himalaya dan Western Ghats India, di mana ia tumbuh hingga ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Pohon ini juga ditemukan di wilayah tropis berair mirip Sri Lanka, Thailand, Nepal selatan, Burma, Indocina, Filipina, Malaysia dan Sumatera, di mana ia tumbuh diantara hutan cemara, terutama di lembah sungai.
Semoga bermanfaat ..
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Bunga Nagapushpa Mekar 33 Tahun Sekali Di Pegunungan Jayawijaya, Papua"
Posting Komentar