Konsumsi gula di Indonesia sanggup dikatakan cukup tinggi, lantaran hampir semua masakan memakai materi tersebut untuk mengolah makanan. Konsumsi gula yang tinggi ini sanggup berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi dan menimbulkan penyakit diabetes mellitus.
Industri masakan maupun minuman juga telah banyak yang memakai pelengkap sintesis untuk menggantikan gula tebu lantaran faktor ekonomi. Pemanis sintesis mempunyai harga yang lebih murah daripada gula tebu, mempunyai tigkat kemanisan yang jauh lebih tinggi, diproduksi melalui rekayasa kimia
Saat ini, banyak terdapat varian jenis pelengkap buatan. Diantara jenis pelengkap buatan yakni, siklamat, sakarin dan aspartam. Pemanis buatan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Mengkonsumsi sakarin pada minuman atau masakan terus menerus sanggup menimbulkan kanker pada kandung kemih. Demikian pula siklamat yang sering digunakan sebagai pemanis minuman kemasan menawarkan imbas yang sama lantaran hasil metabolisme seklamat mempunyai sifat karsinogenik yang sanggup menimbulkan tumor pada kandung kemih bahkan merusak kromosom.
Sedangkan materi pelengkap yang dipergunakan sebagai pelengkap masakan kering dan minuman penyegar kalau digunakan secara terus menerus memicu gangguan kerusakan otak, kalau keadaan lebih parah mengakibatkan cacat mental. Pengujian terhadap produk minuman segar didapat masih mengandung sakarin, siklamat yang melebihi batas maksimum.
Karena hal yang cukup serius tersebut, perlu adanya pemakaian pelengkap alami sebagai materi tambahan makanan. Salah satunya didapat dari daun stevia.
KANDUNGAN DAUN STEVIA
Stevia telah digunakan sebagai pelengkap alami selama bertahun-tahun di banyak sekali negara, antara lain di negara-negara Amerika Selatan dan Jepang. Di Jepang dan Brazil stevia digunakan sebagai materi aditif masakan yaitu pelengkap non-kalori
Pemanis stevia berasal dari tumbuhan dan diperoleh melalui ekstraksi daun stevia, sehingga pelengkap stevia yang berasal dari daun Stevia rebaudiana Bertoni merupakan tumbuhan perdu orisinil dari Paraguay ditemukan oleh Dr. Moises Santiago Bertoni, Director of the College of Agriculture Paraguay pada tahun 1889.
Stevia merupakan tumbuhan semak semusim dengan tinggi antara 30-90 cm, sanggup tumbuh pada 10-1300 dpl. Stevia ditanam dengan populasi 60.000-125.000 tanaman/ha, usia produktif 2-3 tahun, masa panen 6-7 kali/tahun. Didataran rendah stevia cepat berbunga dan gampang mati apabila sering dipanen. Stevia yang ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan tumbuhan tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tumbuhan stevia di lapangan sangat beragam
Daun stevia mengandung: apigenin, austroinulin, avicularin, beta-sitosterol, caffeic acid, kampesterol, kariofilen, sentaureidin, asam klorogenik, klorofil, kosmosiin, sinarosid, daukosterol, glikosida diterpene, dulkosid A-B, funikulin, formic acid, gibberellic acid, giberelin, indol-3-asetonitril, isokuersitrin, isosteviol, jihanol, kaempferol, kaurene, lupeol, luteolin, polistakosid, kuersetin, kuersitrin, rebaudiosid A-F, skopoletin, sterebin A-H, steviol, steviolbiosid, steviolmonosida, steviosid, steviosid a-3, stigmasterol, umbelliferon, dan santofil (5). Kandungan utama daun stevia yakni derivat steviol terutama steviosid (4-15%) ,rebausid A (2-4%) dan C (1-2%) serta dulkosida A (0,4-0,7%)
Kegunaan dan Keunggulan Pemanis Daun Stevia
Pemanis dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1. pelengkap alami dan
2. pemanis sintesis.
Pemanis alami diperoleh dari tumbuhan sedangkan pelengkap buatan (sintetis) diperoleh melalui hasil sintesis materi kimia. Contoh dari pelengkap alami, yaitu gula tebu (sukrosa), gula aren, dan madu sedangkan pelengkap sintesis, yaitu siklamat dan sakarin.
Pemanis alami sanggup digunakan pada semua jenis golongan dan usia, tetapi kurang cocok bagi penderita diabetes. Oleh lantaran itu, diciptakan pelengkap yang sanggup digunakan untuk penderita diabetes, yaitu pelengkap sintesis.
Penggunaan pelengkap sintesis pada awalnya ditujukan bagi penderita diabetes, tetapi penggunaannya semakin meluas pada banyak sekali produk pangan. Namun, penggunaan pelengkap sintesis perlu diwaspadai lantaran dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan imbas samping yang merugikan kesehatan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa beberapa jenis pelengkap buatan berpotensi mengakibatkan tumor, keruskan organ, dan bersifat karsinogenik
Pemanis sintesis yang telah diketahui bersifat karsinogenik dan merusak organ tubuh, yaitu siklamat dan sakarin.
Pemanis siklamat misalnya hasil metabolisme dalam badan akan menghasilkan senyawa sikloheksamina merupakan senyawa karsinogenik. Eskresinya memalui urine sanggup merangsang pertumbuhan tumor. Selain itu, siklamat sanggup mengakibatkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom
Natrium sakarin yang diberikan dalam takaran tunggal mempunyai sifat retensi Kalau diberi takaran terus menerus atau takaran berulang, natrium sakarin yang tersisa mengalami akumulasi. Natrium sakarin yang tertimbun dalam organ akan bersifat racun terhadap organ tersebut, akhirnya organ akan mengalami kerusakan bahkan sanggup menimbulkan tumor. Selain natrium sakarin, pemanis buatan lain yang menimbulkan dilema kesehatan yakni siklamat
Stevia merupakan materi pemanis alami yang mempunyai tingkat kemanisan yang tinggi dibandingkan pelengkap lainnya menyerupai aspartam.Stevia juga berfungsi sebagai materi antioksidan alami ekstrak daun stevia dalam mengikat radikal bebas dan superoksida, sehingga meminimalkan berkembangnya sel-sel kanker.
Kandungan utama pada daun stevia yakni steviosida ysng merupakan glikosida dengan kadar kemanisan paling tinggi. Pemanis stevia mempunyai karakteristik rendah kalori, sanggup menurunkan indeks glikemik dan tidak menimbulkan rasa pahit sehingga sejauh ini pelengkap stevia kondusif digunakan dengan batasan konsumsi (ADI) 4 mg/kg body weight/day.
Stevioside stabil pada suhu tinggi (100oC), range ph 3-9 dan tidak menimbulkan warna gelap pada waktu pemasakan.
Proses Pengolahan Daun Stevia
Pemanis stevia yang berasal dari daun Stevia rebaudiana dan sanggup diperoleh dengan proses ekstraksi.
Proses Ekstraksi yakni kegiatan penarikan kandungan kimia yang sanggup larut sehingga terpisah dari materi yang tidak sanggup larut dengan memakai pelarut cair.
Proses ekstraksi secara umum sanggup dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi, refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet, digesti, dan infudasi.
MASERASI
Maserasi yakni metode ekstrasi dengan prinsip pencapaian kesetimbangan konsentrasi, memakai pelarut yang direndamkan pada simplisia dalam suhu kamar, bila dibantu pengadukan secara konstan maka disebut maserasi kinetik. Remaserasi adalalah penambahan pelarut kedalam simplisia yang diekstrasi, maserat (hasil maserasi) pertama disaring, sisa simplisia (residu) diekstrasi dengan menambahkan pelarut yang gres dengan cara yang sama menyerupai diatas. kekurangan metode ini, butuh waktu yang usang dan memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak.
PERKOLASI
Perkolasi yakni ekstraksi dengan memakai pelarut yang selalu gres hingga semua pelarut tertarik dengan tepat (exhaustive extraction), umunya dilakukan pada suhu kamar. tahapan perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolat nya hingga didapat volume 1 hingga 5 kali jumlah bahan.
Proses keberhasilan ekstraksi dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan suhunya, ukuran simplisia dihentikan terlalu halus, karna sanggup menyumbat pori-pori saringan perkolator.
REFLUKS
Refluks yakni proses ekstraksi dengan pelarut yang didihkan beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah pelarutnya konstan, karna pelarut terus bersirkulasi didalam refluks (menguap, didinginkan, kondensasi, kemudian menetes kembali ke menstrum (campuran pelarut dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan pengulangan pada residu pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat proses ekstraksi tepat (exhaustive extraction).
SOXHLET
Soxhlet yakni proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah hingga batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang sanggup diperiksa mencakup investigasi lemak,trigliserida,kolesterol.
DIGESTI
Digesti yakni proses ekstraksi dengan pengadukan kontinu pada temperature tinggi dari temperatu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 °C.
INFUDASI dan DEKOK
Infudasi yakni ekstraksi dengan memakai air yang mendidih pada suhu 96-98 C, dalam waktu tertentu sekitar 15-20 menit, sedangkan dekok yakni proses infus yang terjadi selama skitar 30 menit lebih, untuk dekok kini sudah sangat jarang digunakan.
Proses pengolahan pelengkap stevia terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengeringan, ekstraksi, dan pemurnian.
Tahap awal dalam pengolahan pelengkap stevia adalah
1. Pencucian.
Daun stevia yang telah dipetik dan disortasi dicuci terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Tujuannya yakni menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan daun, menyerupai pasir, debu, dan tanah.
2. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran dilakukan dengan memakai blender kering atau sanggup juga memakai mortar, kemudian dilakukan penyeragaman ukuran memakai saringan mesh (40-80 mesh). Pengecilan ukuran sangat penting peranannya lantaran dengan cdireduksinya ukuran maka luas permukaan materi per satuan berat menjadi luas dan kontak yang terjadi dengan pelarut akan semakin efisien.
3. Pengeringan
Pengeringan stevia bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga mikroorganisme dan enzim tidak berkembang. Pengeringan daun stevia sanggup dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau dengan alat pengering oven. Pengeringan stevia sanggup dilakukan pada suhu 40-50OC selama 24-48 jam atau 70 OC selama 5 jam.
Proses simpulan pengeringan ditandai dengan daun stevia yang berwarna hijau kekuningan. Mutu daun stevia kering berkadar air maksimum 10%. Proses pengeringan akan membutuhkan waktu yang lebih cepat dengan semakin tingginya suhu pengeringan. Hal ini disebabkan lantaran dengan meningkatnya suhu maka penguapan air dalam materi akan lebih cepat.
Kadar air pada daun dibutuhkan maksimum 10%. Semakin rendah kadar air daun stevia maka daya simpan semakin usang dan kerusakan akhir aktifitas serangga, jamur, dan enzim semakin kecil
Suhu pengeringan mempengaruhi penampakan daun stevia kering yang dihasilkan. Pada suhu 60 OC, warna daun masih hijau sedangkan pengeringan di atas 60OC mengakibatkan daun menjadi coklat
Untuk mendapat daun kering yang berkadar air rendah, kadar steviosida tidak berubah dan masih berwarna hijau dan maka dipilih pengeringan dengan suhu 60 OC selama 10 jam
Setelah dikeringkan, tahap selanjutnya yakni proses ekstraksi.
4. Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan dengan memakai pelarut air yang bersifat polar. Hal ini dikarenakan senyawa glikosida bersifat polar. Sebelum diekstrak, daun stevia kering sanggup juga diperkecil ukurannya
Proses ekstraksi sanggup dilakukan pada suhu 70-100 OC selama 30-60 menit. Proses ekstraksi dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu suhu ekstraksi, waktu ekstraksi, dan perbandingan pelarut.
Pada suhu 100C, diperoleh kadar stevioside dan total gula dengan jumlah paling besar. semakin tinggi suhu menimbulkan pori-pori pada bubuk stevia cenderung lebih terbuka, sel-sel akan gampang hancur dan melarutkan stevioside dalam air lebih cepat sehingga meningkatkan jumlah stevioside yang terekstrak
Filtrat yang diperoleh berwarna coklat kemerahan hingga hijau kehitaman. Warna ini diperkirakan berasal dari senyawa bukan gula yang terkandung pada daun stevia, menyerupai klorofil, alkaloid, tanin, steroid, flavonoid dan makromolekul yang larut dalam air
Selain itu juga stevia mengandung protein, karbohidrat, fosfor, besi, kalsium, potasium, sodium, flavonoid, zinc (Seng), vitamin C dan vitamin A
5. Proses pemurnian
Proses pemurnian pada ekstrak gula stevia bertujuan untuk menghilangkan dan memisahkan senyawa glikosida dengan senyawa pengotor yang mempengaruhi penampakan dan sifat organoleptik gula dari ekstrak daun stevia
Pemurnian gula stevia umumnya dilakukan memakai proses pertukaran ion, kromatografi, fixed-bed reaktor memakai zeolite atau adsorben
Setelah proses pemurnian, ekstrak dikeringkan dengan memakai spray dryer. Pengeringan dengan spray dryer bertujuan mengubah ekstrak stevia menjadi serbuk stevia.
Proses pengeringan ekstrak stevia dengan spray dryer dilakukan pada suhu 170 OC. Produk simpulan yang diperoleh berupa serbuk berwarna putih.
Maltodekstrin didefinisikan sebagai produk hidrolisis pati gabungan dari glukosa, maltosa, oliigosakarida, dan dekstrin.
Maltodekstrin merupakan larutan terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh dari hidrolisa pati degan penambahan asam atau enzim. Kebanyakan produk ini ada dalam bentuk kering dan hampir tak terasa. Maltodekstrin intinya merupakan senyawa hidrolisis pati yang tidak sempurna, terdiri dari gabungan gula-gula dalam bentuk sederhana (mono- dan disakarida) dalam jumlah kecil.
Maltodekstrin merupakan produk dari modifikasi pati salah satunya singkong (tapioka). Maltodektrin sangat banyak aplikasinya. Seperti halnya pati maltodekstrin merupakan materi pengental sekaligus sanggup sebagai emulsifier. Kelebihan maltodekstrin yakni materi tersebut sanggup dengan gampang melarut pada air dingin.
Sumber http://equatornusantara.blogspot.com
Industri masakan maupun minuman juga telah banyak yang memakai pelengkap sintesis untuk menggantikan gula tebu lantaran faktor ekonomi. Pemanis sintesis mempunyai harga yang lebih murah daripada gula tebu, mempunyai tigkat kemanisan yang jauh lebih tinggi, diproduksi melalui rekayasa kimia
Saat ini, banyak terdapat varian jenis pelengkap buatan. Diantara jenis pelengkap buatan yakni, siklamat, sakarin dan aspartam. Pemanis buatan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Mengkonsumsi sakarin pada minuman atau masakan terus menerus sanggup menimbulkan kanker pada kandung kemih. Demikian pula siklamat yang sering digunakan sebagai pemanis minuman kemasan menawarkan imbas yang sama lantaran hasil metabolisme seklamat mempunyai sifat karsinogenik yang sanggup menimbulkan tumor pada kandung kemih bahkan merusak kromosom.
Sedangkan materi pelengkap yang dipergunakan sebagai pelengkap masakan kering dan minuman penyegar kalau digunakan secara terus menerus memicu gangguan kerusakan otak, kalau keadaan lebih parah mengakibatkan cacat mental. Pengujian terhadap produk minuman segar didapat masih mengandung sakarin, siklamat yang melebihi batas maksimum.
Karena hal yang cukup serius tersebut, perlu adanya pemakaian pelengkap alami sebagai materi tambahan makanan. Salah satunya didapat dari daun stevia.
KANDUNGAN DAUN STEVIA
Stevia telah digunakan sebagai pelengkap alami selama bertahun-tahun di banyak sekali negara, antara lain di negara-negara Amerika Selatan dan Jepang. Di Jepang dan Brazil stevia digunakan sebagai materi aditif masakan yaitu pelengkap non-kalori
Pemanis stevia berasal dari tumbuhan dan diperoleh melalui ekstraksi daun stevia, sehingga pelengkap stevia yang berasal dari daun Stevia rebaudiana Bertoni merupakan tumbuhan perdu orisinil dari Paraguay ditemukan oleh Dr. Moises Santiago Bertoni, Director of the College of Agriculture Paraguay pada tahun 1889.
Stevia merupakan tumbuhan semak semusim dengan tinggi antara 30-90 cm, sanggup tumbuh pada 10-1300 dpl. Stevia ditanam dengan populasi 60.000-125.000 tanaman/ha, usia produktif 2-3 tahun, masa panen 6-7 kali/tahun. Didataran rendah stevia cepat berbunga dan gampang mati apabila sering dipanen. Stevia yang ditanam di Indonesia berasal dari Jepang, Korea dan China. Bahan tumbuhan tersebut berasal dari biji sehingga pertumbuhan tumbuhan stevia di lapangan sangat beragam
Daun stevia mengandung: apigenin, austroinulin, avicularin, beta-sitosterol, caffeic acid, kampesterol, kariofilen, sentaureidin, asam klorogenik, klorofil, kosmosiin, sinarosid, daukosterol, glikosida diterpene, dulkosid A-B, funikulin, formic acid, gibberellic acid, giberelin, indol-3-asetonitril, isokuersitrin, isosteviol, jihanol, kaempferol, kaurene, lupeol, luteolin, polistakosid, kuersetin, kuersitrin, rebaudiosid A-F, skopoletin, sterebin A-H, steviol, steviolbiosid, steviolmonosida, steviosid, steviosid a-3, stigmasterol, umbelliferon, dan santofil (5). Kandungan utama daun stevia yakni derivat steviol terutama steviosid (4-15%) ,rebausid A (2-4%) dan C (1-2%) serta dulkosida A (0,4-0,7%)
Kegunaan dan Keunggulan Pemanis Daun Stevia
Pemanis dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1. pelengkap alami dan
2. pemanis sintesis.
Pemanis alami diperoleh dari tumbuhan sedangkan pelengkap buatan (sintetis) diperoleh melalui hasil sintesis materi kimia. Contoh dari pelengkap alami, yaitu gula tebu (sukrosa), gula aren, dan madu sedangkan pelengkap sintesis, yaitu siklamat dan sakarin.
Pemanis alami sanggup digunakan pada semua jenis golongan dan usia, tetapi kurang cocok bagi penderita diabetes. Oleh lantaran itu, diciptakan pelengkap yang sanggup digunakan untuk penderita diabetes, yaitu pelengkap sintesis.
Penggunaan pelengkap sintesis pada awalnya ditujukan bagi penderita diabetes, tetapi penggunaannya semakin meluas pada banyak sekali produk pangan. Namun, penggunaan pelengkap sintesis perlu diwaspadai lantaran dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan imbas samping yang merugikan kesehatan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa beberapa jenis pelengkap buatan berpotensi mengakibatkan tumor, keruskan organ, dan bersifat karsinogenik
Pemanis sintesis yang telah diketahui bersifat karsinogenik dan merusak organ tubuh, yaitu siklamat dan sakarin.
Pemanis siklamat misalnya hasil metabolisme dalam badan akan menghasilkan senyawa sikloheksamina merupakan senyawa karsinogenik. Eskresinya memalui urine sanggup merangsang pertumbuhan tumor. Selain itu, siklamat sanggup mengakibatkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom
Natrium sakarin yang diberikan dalam takaran tunggal mempunyai sifat retensi Kalau diberi takaran terus menerus atau takaran berulang, natrium sakarin yang tersisa mengalami akumulasi. Natrium sakarin yang tertimbun dalam organ akan bersifat racun terhadap organ tersebut, akhirnya organ akan mengalami kerusakan bahkan sanggup menimbulkan tumor. Selain natrium sakarin, pemanis buatan lain yang menimbulkan dilema kesehatan yakni siklamat
Stevia merupakan materi pemanis alami yang mempunyai tingkat kemanisan yang tinggi dibandingkan pelengkap lainnya menyerupai aspartam.Stevia juga berfungsi sebagai materi antioksidan alami ekstrak daun stevia dalam mengikat radikal bebas dan superoksida, sehingga meminimalkan berkembangnya sel-sel kanker.
Kandungan utama pada daun stevia yakni steviosida ysng merupakan glikosida dengan kadar kemanisan paling tinggi. Pemanis stevia mempunyai karakteristik rendah kalori, sanggup menurunkan indeks glikemik dan tidak menimbulkan rasa pahit sehingga sejauh ini pelengkap stevia kondusif digunakan dengan batasan konsumsi (ADI) 4 mg/kg body weight/day.
Stevioside stabil pada suhu tinggi (100oC), range ph 3-9 dan tidak menimbulkan warna gelap pada waktu pemasakan.
Proses Pengolahan Daun Stevia
Proses Ekstraksi yakni kegiatan penarikan kandungan kimia yang sanggup larut sehingga terpisah dari materi yang tidak sanggup larut dengan memakai pelarut cair.
Proses ekstraksi secara umum sanggup dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi, refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet, digesti, dan infudasi.
MASERASI
Maserasi yakni metode ekstrasi dengan prinsip pencapaian kesetimbangan konsentrasi, memakai pelarut yang direndamkan pada simplisia dalam suhu kamar, bila dibantu pengadukan secara konstan maka disebut maserasi kinetik. Remaserasi adalalah penambahan pelarut kedalam simplisia yang diekstrasi, maserat (hasil maserasi) pertama disaring, sisa simplisia (residu) diekstrasi dengan menambahkan pelarut yang gres dengan cara yang sama menyerupai diatas. kekurangan metode ini, butuh waktu yang usang dan memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak.
PERKOLASI
Perkolasi yakni ekstraksi dengan memakai pelarut yang selalu gres hingga semua pelarut tertarik dengan tepat (exhaustive extraction), umunya dilakukan pada suhu kamar. tahapan perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolat nya hingga didapat volume 1 hingga 5 kali jumlah bahan.
Proses keberhasilan ekstraksi dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan suhunya, ukuran simplisia dihentikan terlalu halus, karna sanggup menyumbat pori-pori saringan perkolator.
REFLUKS
Refluks yakni proses ekstraksi dengan pelarut yang didihkan beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah pelarutnya konstan, karna pelarut terus bersirkulasi didalam refluks (menguap, didinginkan, kondensasi, kemudian menetes kembali ke menstrum (campuran pelarut dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan pengulangan pada residu pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat proses ekstraksi tepat (exhaustive extraction).
SOXHLET
Soxhlet yakni proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah hingga batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang sanggup diperiksa mencakup investigasi lemak,trigliserida,kolesterol.
DIGESTI
Digesti yakni proses ekstraksi dengan pengadukan kontinu pada temperature tinggi dari temperatu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 °C.
INFUDASI dan DEKOK
Infudasi yakni ekstraksi dengan memakai air yang mendidih pada suhu 96-98 C, dalam waktu tertentu sekitar 15-20 menit, sedangkan dekok yakni proses infus yang terjadi selama skitar 30 menit lebih, untuk dekok kini sudah sangat jarang digunakan.
Proses pengolahan pelengkap stevia terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengeringan, ekstraksi, dan pemurnian.
Tahap awal dalam pengolahan pelengkap stevia adalah
1. Pencucian.
Daun stevia yang telah dipetik dan disortasi dicuci terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Tujuannya yakni menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan daun, menyerupai pasir, debu, dan tanah.
2. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran dilakukan dengan memakai blender kering atau sanggup juga memakai mortar, kemudian dilakukan penyeragaman ukuran memakai saringan mesh (40-80 mesh). Pengecilan ukuran sangat penting peranannya lantaran dengan cdireduksinya ukuran maka luas permukaan materi per satuan berat menjadi luas dan kontak yang terjadi dengan pelarut akan semakin efisien.
3. Pengeringan
Pengeringan stevia bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga mikroorganisme dan enzim tidak berkembang. Pengeringan daun stevia sanggup dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau dengan alat pengering oven. Pengeringan stevia sanggup dilakukan pada suhu 40-50OC selama 24-48 jam atau 70 OC selama 5 jam.
Proses simpulan pengeringan ditandai dengan daun stevia yang berwarna hijau kekuningan. Mutu daun stevia kering berkadar air maksimum 10%. Proses pengeringan akan membutuhkan waktu yang lebih cepat dengan semakin tingginya suhu pengeringan. Hal ini disebabkan lantaran dengan meningkatnya suhu maka penguapan air dalam materi akan lebih cepat.
Kadar air pada daun dibutuhkan maksimum 10%. Semakin rendah kadar air daun stevia maka daya simpan semakin usang dan kerusakan akhir aktifitas serangga, jamur, dan enzim semakin kecil
Suhu pengeringan mempengaruhi penampakan daun stevia kering yang dihasilkan. Pada suhu 60 OC, warna daun masih hijau sedangkan pengeringan di atas 60OC mengakibatkan daun menjadi coklat
Untuk mendapat daun kering yang berkadar air rendah, kadar steviosida tidak berubah dan masih berwarna hijau dan maka dipilih pengeringan dengan suhu 60 OC selama 10 jam
Setelah dikeringkan, tahap selanjutnya yakni proses ekstraksi.
4. Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan dengan memakai pelarut air yang bersifat polar. Hal ini dikarenakan senyawa glikosida bersifat polar. Sebelum diekstrak, daun stevia kering sanggup juga diperkecil ukurannya
Proses ekstraksi sanggup dilakukan pada suhu 70-100 OC selama 30-60 menit. Proses ekstraksi dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu suhu ekstraksi, waktu ekstraksi, dan perbandingan pelarut.
Pada suhu 100C, diperoleh kadar stevioside dan total gula dengan jumlah paling besar. semakin tinggi suhu menimbulkan pori-pori pada bubuk stevia cenderung lebih terbuka, sel-sel akan gampang hancur dan melarutkan stevioside dalam air lebih cepat sehingga meningkatkan jumlah stevioside yang terekstrak
Filtrat yang diperoleh berwarna coklat kemerahan hingga hijau kehitaman. Warna ini diperkirakan berasal dari senyawa bukan gula yang terkandung pada daun stevia, menyerupai klorofil, alkaloid, tanin, steroid, flavonoid dan makromolekul yang larut dalam air
Selain itu juga stevia mengandung protein, karbohidrat, fosfor, besi, kalsium, potasium, sodium, flavonoid, zinc (Seng), vitamin C dan vitamin A
5. Proses pemurnian
Proses pemurnian pada ekstrak gula stevia bertujuan untuk menghilangkan dan memisahkan senyawa glikosida dengan senyawa pengotor yang mempengaruhi penampakan dan sifat organoleptik gula dari ekstrak daun stevia
Pemurnian gula stevia umumnya dilakukan memakai proses pertukaran ion, kromatografi, fixed-bed reaktor memakai zeolite atau adsorben
Setelah proses pemurnian, ekstrak dikeringkan dengan memakai spray dryer. Pengeringan dengan spray dryer bertujuan mengubah ekstrak stevia menjadi serbuk stevia.
Proses pengeringan ekstrak stevia dengan spray dryer dilakukan pada suhu 170 OC. Produk simpulan yang diperoleh berupa serbuk berwarna putih.
Maltodekstrin didefinisikan sebagai produk hidrolisis pati gabungan dari glukosa, maltosa, oliigosakarida, dan dekstrin.
Maltodekstrin merupakan larutan terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh dari hidrolisa pati degan penambahan asam atau enzim. Kebanyakan produk ini ada dalam bentuk kering dan hampir tak terasa. Maltodekstrin intinya merupakan senyawa hidrolisis pati yang tidak sempurna, terdiri dari gabungan gula-gula dalam bentuk sederhana (mono- dan disakarida) dalam jumlah kecil.
Maltodekstrin merupakan produk dari modifikasi pati salah satunya singkong (tapioka). Maltodektrin sangat banyak aplikasinya. Seperti halnya pati maltodekstrin merupakan materi pengental sekaligus sanggup sebagai emulsifier. Kelebihan maltodekstrin yakni materi tersebut sanggup dengan gampang melarut pada air dingin.
Sumber http://equatornusantara.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Daun Stevia Embel-Embel Alami"
Posting Komentar