Kata "policy", sekilas konotasinya mirip-mirip kata "police/polisi" atau "politic/politik", dan semua itu terdengar menyeramkan, mengekang dan menekan. Setidak-tidaknya, policy and procedure dapat menjadikan kesan sesuatu yang akan menghambat dan memperlambat. Konotasi dan persepsi itu ada benarnya, kalau policy yang dibentuk tidak mengikuti rytme perusahaan, terang itu akan menjadi pengahmbat, menjadi birokrasi yang tidak penting.
Tetapi, kalau anda menciptakan kebijakan yang tepat, justru kebijakan yang anda buat malah mendukung, menopang, dan menaikkan productifitas perusahaan. Meningkatkan value added, sekaligus menjadi pencegah kebocoran dan pemborosan. Bagaimana caranya?
Segala sesuatu yang berisi kata "policy (kebijakan)" terdengar agak sakral. Sesuatu yang taboo untuk diubah. Kenyataannya, operasional perusahaan berjalan begitu dynamic, mengikuti tumbuh kembangnya perusahaan, market competitiveness, global animo yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Benarkah credit policy dihentikan diubah?
Bukan hanya sekedar berbicara bagaimana sebuah credit policy sebaiknya di set, tetapi saya juga memperlihatkan panduan bagaimana menciptakan kebijakan kredit (credit policy). Sebagai aksesori saya akan post satu contoh credit policy (kebijakan kredit) yang mungkin dapat dijadikan sebagai reference. Posting selengkapnya ada di blog saya yang gres (Accounting, Financial, Taxation yang baru), kalau anda tertarik anda dapat baca melalui link ini: Receivable Control: Credit Policy (Kebijakan Kredit).
Sumber http://wizii.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58Related Posts :
Pengendalian: Kebijakan Kredit (Credit Policy)Kebijakan Kredit (credit policy) sangat penting dalam pengendalian piutang (receivable). Banyak atau sedikitnya piutang tak tertagih (bad de… Read More...
0 Response to "Pengendalian: Kebijakan Kredit (Credit Policy)"
Posting Komentar