Dasar-Dasar Budidaya Tanaman

     Dalam pertanian, Menanam dan Pola tanam sangat diperlukan. Tanam dan pola yang berbeda sanggup memilih tingkat produksi dalam kualitas maupun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanam dalam dunia pertanian. Ada yang menguntungkan bagi kita namun merugikan bagi alam, ada juga yang menguntungkan bagi alam namun merugikan bagi kita dilihat dari kualitas maupun kuantitasnya

2.1 MENANAM
     Menanam ialah menempatkan materi tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam satu bentuk pola tanam. 
Keberhasilan tanam sangat dipengaruhi faktor manusia. Seperti edukasi, skill, innovation, plan dan evaluation. Agar diperoleh interaksi yang baik maka kita memperhatikan materi tanamnya, menyerupai asal benih/ bibit jelas, bersertifikat, sesuai dengan habitat tumbuh.Media tanamnya menyerupai memahami karakteristik media, ketahui kandungan nutrisi, peralatan yang sesuia, persiapan media sesuai budidaya. 
     Dan lingkungan tumbuhnya menyerupai pahami iklim dan cuaca, pahami kebutuhan tumbuh tumbuhan per fase pertumbuhannya, sesuaikan dengan tanaman, lingkungan, penemuan manipulasi lingkungan tumbuh.
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan biji dan bibit diarea penanaman :
  • a. Daya tumbuh biji
  • b. Peralatan tanam
  • c. Kelembaban
  • d. Kedalaman tanam
  • e. Lubang tanam
  • f. Kekerasan tanah
  • g. Tekstur, kelembaban tanah
  • h. Waktu tanam
  • i. Berkaitan dengan ketersediaan air, suhu, dll

2.2 JARAK TANAM
     Penanaman tumbuhan budidaya pada suatu hamparan lahan lazim menggunakan jarak tanam, yaitu jarak antara satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain. Tujuan penggunaan jarak tanam diantara tumbuhan ialah semoga kanopi (tajuk tanaman) tidak saling menaungi.Oleh alasannya itu fatwa jarak tanam ialah diameter kanopi suatu tanaman.
     Penggunaan jarak tanam dalam budidaya tumbuhan akan memberi ruang yang cukup bagi tumbuhan terhadap kebutuhan lingkungan tumbuhan menyerupai udara, air, intensitas radiasi matahari dan nutrisi tanaman. Pengaturan jarak tanam yang sempurna akan memungkinkansemua tumbuhan dalam satu hampatan mendapat kebutuhan lingkungan tumbuhan secra optimal sehingga sanggup dicapai produksi per satuan optimal pula.
2.3 ALAT BANTU MENANAM
     Penanaman  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  tangan  saja,  dengan proteksi  alat-alat  sederhana  ataupun  dengan  bantuan  mesin-mesin  penanam. 
Dalam  perkembangan  alat  dan  mesin  penanam  ini  dikenal  dari  bentuk yang sederhana atau tradisional hingga dalam bentuk yang modern.
Macam dan  j enis alat/mesin penanam sanggup di gol ongkan menjadi  3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penari k  yang di gunakan, yaitu:
     1.  Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
     2.  Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
     3.  Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
     Alat bantu penanaman berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat penanaman dengan menanam pada jarak tanam tertentu.
Alat bantu penbuatan jarak tanam untuk bertanam padi dengan jarak 40 x 20 x 12,5 cm dalam sistem  jajar legowo.
     Di Indonesia ketika ini bnyak dipakai alat tanam untuk menawarkan tanda jarak tanam.Alat bantu ini banyak dipakai pada budidaya padi sawah sehingga dihasilkan jejak (goresan) pada tanah lumpur yang padat berupa jarak tanam tegel missal 20 x 20 cm atau jajar legowo 40 x 20 x 12,5.
2.4 WAKTU TANAM
     Waktu tanam suatu tumbuhan tergantung pada faktor agroktlimat selama satu musim, periode pertumbuhan tumbuhan dan daur hidup suatu tumbuhan (Beets, 1984). Waktu tanam di Indonesia sangat penting alasannya berkaitan dengan ketersediaan air yang melimpa pada ekspresi dominan hujan dan juga keterbarasan air pada ekspresi dominan kemarau. 
     Jika tumbuhan tahunan, awal ekspresi dominan hujan di manfaatkan untuk menanam bibit alasannya tumbuhan akan mendapat air yang cukup selama ekspresi dominan hujan.
     Pengaturan waktu tanam yang bersamaan akan menurunkan potensi serangan hama dan penyakit namun sisi lain dengan waktu tanam yang bersamaan tumbuhan akan serempak panen dan hal itu akan menurunkan harga jual produksi. Waktu tanam yang baik juga memperhatikan kapan tumbuhan sanggup dipanen sehingga harga bisa diramalkan terlebih dahulu.
2.5 Pola Tanam
     Pola tanam ialah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. Pola tanam merupakan potongan atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tumbuhan ini sanggup dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.
     Pola tanam sanggup dipakai sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya dibutuhkan pemahan kaedah teoritis dan keterampilan yang baik wacana semua faktor yang memilih produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempit untuk mendapat hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanian terpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tumbuhan merupakan produk utama ialah pendekatan yang bijak.

Jenis Pola Tanam :
   a.      Monokultur
     Monokultur berasal dari kata mono dan culture. Mono berarti satu. Culture berarti pengelolaan / pengolahan. Makara pola tanam monokultur merupakan suatu perjuangan pengolahan tanah pada suatu lahan pertanian dengan tujuan membudidayakan satu jenis tumbuhan dalam waktu satu tahun. Lebih ringkas, monokultur merupakan pola tanam denan membudidayakan hanya satu jenis tumbuhan dalam satu lahan pertanian selama satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya ditanami padi, dan penanaman tersebut dilakukan hingga tiga ekspresi dominan tanam (satu tahun).
     Pola monokultur merupakan suatu pola tanam yang bertentangan dengan aspek ekologis. Penanaman suatu komoditas seragam dalam suatu lahan dalam jangka waktu yang usang telah membuat lingkungan pertanian yang tidak mantap. Ketidak mantapan ekosistem pada pertanaman monokultur sanggup dilihat dari masukan-masukan yang harus diberikan semoga pertanian sanggup terus berlangsung. Masukan-masukan yang dimaksud ialah pupuk ataupun obat-obatan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Ketidakmantapan ekosistem juga sanggup dilihat dari meledaknya poulasi suatu jenis hama yang sulit dikendalikan alasannya musuh alami untuk setiap jenis hama yang menyerang terbatas jumlahnya.
     Pada intinya, kelebihan perjuangan tani dengan pola monokultur ialah sanggup mengintensifkan suatu komoditas pertanian serta lebih efisien dalam pengelolaan yang nantinya diharapkan mendapat laba yang lebih besar. Kelemahan dari pola monokultur ini ialah perlunya mendapat input yang banyak semoga didapatkan hasil yang banyak. Selain itu, pola monokultur menimbulkan meledaknya populasi hama yang membuat berkurangnya hasil pertanian. Kerugian lain ialah tidak adanya nilai tambah komoditas lain alasannya tidak adanya komoditas lain yang ditanam bersama dengan komoditas utama.

b.      Polikultur
     Polikultur berasal dari kata poly dan culture. Poly berarti banyak dan culture berarti pengolahan. Jadi, pola tanam polikultur ialah penanaman lebih dari satu jenis tumbuhan pada suatu lahan pertanian dalam waktu satu tahun. Penanaman lebih dari satu jenis tumbuhan ini bisa dalam satu waktu atau juga bisa dalam beberapa waktu tetapi dalam satu tahun. Dalam satu waktu contohnya ialah penanaman jagung bersamaan dengan kacang tanah dalam satu lahan dalam satu waktu tanam. Dalam beberapa waktu contohnya penanaman padi pada ekspresi dominan pertama kemudian dilanjutkan penanaman jagung pada ekspresi dominan kedua
     Polikultur seringkali bisa menambah kesuburan tanah secara alami sehingga meningkatkan hasil komoditas utamanya. Misalnya, penanaman kacang-kacangaan di sela-sela penanaman jagung sanggup meningkatkan kandungan N dalam tanah alasannya kacang-kacangan bisa memfiksasi nitrogen dari udara. Dengan demikian, hasil tumbuhan jagung sanggup meningkat. 
     Selain terdapat beberapa keuntungan, pola tanam polikultur juga mempunyai beberapa kelemahan. Dengan semakin banyaknya populasi tumbuhan dalam satu lahan, maka persaingan tumbuhan utnuk mendapat hara dan faktor pertumbuhan lainnya juga akan semakin tinggi. Kompetisi yang tinggi tidak jarang juga sanggup mengurangi hasil tanaman. Semakin banyak tumbuhan menimbulkan semakin banyak Janis hama yang menyerang .     Dengan demikian, pengendalian hama akan menjadi semakin sulit, walaupun tidak hingga menimbulkan ledakan populasi hama. Keanekaragaman tumbuhan juga akan mengurangi efisiensi dalam melaksanakan perawatan sehingga dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja. 
Pola tanam Polikultur terbagi menjadi :
a.       Tumpang sari (Intercropping), ialah penanaman lebih dari satu tumbuhan pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu daerah yang sama. Keuntungan tumpang sari yaitu:
     1)      Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
     2)      Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
     3)      Adanya pengolahan tanah yang minimal
     4)      Jika tumbuhan tumpang sari berhasil semua, masih sanggup diperoleh nilai tambah
     5)      Mengurangi pengikisan dan kalau salah satu tumbuhan gagal panen, sanggup diperoleh tumbuhan yang satu lagi.
Tidak semua tumbuhan yang sanggup ditumpang sarikan. Ada beberapa syarat yang dipilih dalam memilih tumbuhan yang akan ditumpang sarikan. 
Syarat – syarat Tumpang Sari tersebut antara lain:
     1)      Famili harus sama semoga pola pertumbuhan dan materi makanan yang dibutuhkan sama dan tidak saling menghambat pertumbuhan
     2)      Bagian tumbuhan yang dipanen setidaknya harus sama semoga hama yang akan menyerang tidak focus pada satu jenis tumbuhan saja
     3)      Syarat tumbuh tumbuhan harus diperhatikan semoga tidak saling berebut kebutuhan nutrisi.
     4)      Sistem perakaran harus berbeda, kalau sistem perakaran sama maka tumbuhan tersebut akan memperebutkan unsure hara yang terkandung dalam tanah yang sanggup menimbulkan penghambatan badan tanaman.  
     Salah satu jenis tumbuhan yang sanggup dijadikan sebagai tumbuhan sela pada pola tanam tumpangsari tumbuhan jagung ialah tumbuhan kedelai. Tanaman jagung dan kedelai memungkinkan untuk ditumpangsari alasannya tumbuhan jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara kedelai sanggup memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai.
b.      Tumpang gilir ( Multiple Cropping )
     adalah teknik budidaya tumbuhan dengan menanam lebih dari satu tumbuhan pada satu musim, kemudian dilanjutkan menanam lebih dari satu jenis tumbuhan pada ekspresi dominan berikutnya dengan lahan yang sama dalam waktu satu tahun. Tumpang gilir ialah tumpang sari yang dilakukan secara berurutan dan lebih dari satu periode tanam dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat laba maksimum. 
Faktor-faktor tersebut adalah 
     1)      Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah sanggup ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akhir terlalu sering diolah sanggup dihindari
     2)      Hasil panen secara beruntun sanggup memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan
     3)      Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
     4)      Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
     5)      Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
     6)      Sisa komoditi tumbuhan yang diusahakan sanggup dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

c.       Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ), merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tumbuhan selain tumbuhan pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda).
Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh alasannya itu pengelola dituntut untuk semakin jeli memilih tumbuhan apa yang perlu disisipkan semoga waktu dan nilai ekonomisnya sanggup membantu dalam perjuangan meningkatkan pendapatan. Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.

d.      Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ), merupakan penanaman terdiri beberapa tumbuhan dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Tanaman adonan (mixed cropping) ialah teknik budidaya tumbuhan yang membudidayakan lebih dari satu tumbuhan pada satu lahan yang sama pada periode tanam yang sama tetapi jarak tanam dan barisan antar tumbuhan tidak diperhatikan. Tanaman adonan ialah tumpang sari yang tidak memperhatikan jarak tanam. Contoh: tumbuhan adonan menyerupai jagung, kedelai, ubi kayu.

e.       Tanaman bergiliran ( Sequential Planting), merupakan penanaman lebih dari satu jenis komoditas yang dilakukukan pada satu lahan pertanian dalam waktu yang tidak bersamaan (bergiliran). Komoditas lain gres ditanam sesudah satu komoditas dipanen. Jadi, dalam satu periode tanam hanya menanam satu jenis komoditas. 
Perbedaan Tumpang Sari dan MonokulturTumpang sari

Tumpang sari
Monokultur
-Akan terjadi peningkatan efisiensi(tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun absorpsi sinar matahari),

- Populasi tumbuhan (berbeda) sanggup di atur sesuai yang dikehendaki

- Dalam satu areal diproduksi lebih dari satu komoditas

- Tetap mempunyai peluang mendapat hasil manakala satu jenis tumbuhan yang diusahakan gagal

- Kombinasi beberapa jenis tumbuhan sanggup membuat beberapa jenis tumbuhan sanggup membuat stabilitas biologis sehingga sanggup menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
- Tidak terjadi peningkatan efisiensi

- Tidak sanggup mengatur populasi, alasannya hanya terdapat satu jenis

- Hanya memproduksi satu komoditas

- Tidak ada peluang bila satu jenis tumbuhan yang diusahakan gagal

- Kombinasi beberapa jenis tumbuhan sanggup membuat beberapa jenis tumbuhan sanggup membuat stabilitas biologis sehingga sanggup menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.




























Dan pola tanam ialah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. Tanaman dalam satu areal sanggup diatur berdasarkan jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tumbuhan sejenis pada satu areal tanam. 
Ada pola tanam campuran, yakni bermacam-macam tumbuhan ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tumbuhan secara bergilir beberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral yang sama. Yang paling baik ialah pola tanam polikultur. 
Pola tanam yang dilakukan sejalan dengan apa yang hendak kita tanam


Sumber http://equatornusantara.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dasar-Dasar Budidaya Tanaman"

Posting Komentar