Budidaya Jagung

KLASIFIKASI TANAMAN JAGUNG
Kingdom      : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio         : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio  : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis        : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo           : Graminae (rumput-rumputan)
Familia        : Graminaceae
Genus         : Zea
Species       : Zea mays L.

    Jagung merupakan tumbuhan semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tumbuhan jagung sangat bervariasi. Meskipun tumbuhan jagung umumnya berketinggian antara 1 m hingga 3 m, ada varietas yang sanggup mencapai tinggi 6 m.Tinggi tumbuhan biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan
    Jagung mempunyai bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Bunga jantan tumbuh di pecahan pucuk tanaman, berupa karangan bunga.Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. 
Tongkol tumbuh dari satu buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tumbuhan hanya sanggup menghasilkan satu tongkol produktif meskipun mempunyai sejumlah bunga betina, beberapa varietas unggul sanggup menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betina .
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang menempel secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. 
Biji jagung terdiri dari tiga pecahan utama, yaitu; 
   a) pericarp yang merupakan lapisan tipis terluar pada biji, 
   b) endosperm (82%) sebagai cadangan makanan, dan
   c) embrio (11,6%) .

Jagung termasuk kedalam jenis tumbuhan C4 yang mempunyai sifat-sifat menguntungkan antara lain kegiatan fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah, serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil, tumbuhan jagung termasuk tumbuhan menyerbuk silang alasannya yakni 95% persariannya berasal dari tumbuhan lain dan hanya 5% berasal dari tumbuhan sendiri.
Jenis jagung sanggup dikelompokkan menurut umur dan bentuk biji.
   a) Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan:
       1. Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu dan Arjuna.
       2. Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI            2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
       3. Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning,Bima dan Harapan
   b) Menurut bentuk biji, dibagi menjadi 7 golongan:
       1. Dent Corn
       2. Flint Corn
       3. Sweet Corn
       4. Pop Corn
       5. Flour Corn
       6. Pod Corn
       7. Waxy Corn
SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman jagung berasal dari kawasan tropis yang sanggup mengikuti keadaan dengan
lingkungan di luar kawasan tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, sanggup tumbuh pada banyak sekali macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki beberapa persyaratan.
1. IKLIM
   a) Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tumbuhan jagung yakni daerah-daerah
beriklim sedang hingga kawasan beriklim sub-tropis/tropis yang basah.
Jagung sanggup tumbuh di kawasan yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
   b) Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tumbuhan ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tumbuhan jagung perlu mendapat cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal demam isu hujan, dan menjelang demam isu kemarau.
   c) Pertumbuhan tumbuhan jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak sanggup membentuk buah.
   d) Suhu yang dikehendaki tumbuhan jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagipertumbuhan tumbuhan yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat
C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
   e) Saat panen jagung yang jatuh pada demam isu kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, alasannya yakni kuat terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
2. MEDIA TANAM
   a) Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
   b) Jenis tanah yang sanggup ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat
(grumosol) masih sanggup ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu yakni yang terbaik untuk pertumbuhannya.
   c) Keasaman tanah dekat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tumbuhan jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5.
   d) Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
   e) Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % sanggup ditanami jagung, alasannya yakni disana kemungkinan terjadinya abrasi tanah sangat kecil. Sedangkan kawasan dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
3. KETINGGIAN TEMPAT
Jagung sanggup ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah hingga di daerah pegunungan yang mempunyai ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan
ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tumbuhan jagung.

PEDOMAN BUDIDAYA
1. PEMBIBITAN
   1) Persyaratan Benih
   Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak terkotori hama dan penyakit). Benih yang demikian sanggup diperoleh bila memakai benih bersertifikat. 
Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih.
   Penggunaan benih jagung bibit unggul biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung bibit unggul mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas. 
   Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C 1, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa, Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit,Sadewa, Nakula. Selain itu, jenis-jenis unggul yang belum usang dikembangkan adalah: CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5, C-3, Semar 1 dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida).
   2) Penyiapan Benih
   Benih sanggup diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tumbuhan terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot,dan tidak terjangkit oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada ketika lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul.       Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil
biji pecahan tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di pecahan ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar.
   3) Pemindahan Benih
   Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida seperti Benlate, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Sedangkan bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang gotong royong dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G.

2. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan tanah, drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara umum.
   1) Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak.Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak kemudian dihaluskan dan diratakan.
   2) Pembukaan Lahan
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tumbuhan yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
   3) Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibentuk susukan drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar susukan 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
   4) Pengapuran
Di kawasan dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan takaran 300 kg/ha per demam isu tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
   5) Pemupukan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tumbuhan sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.
Adapun cara dan takaran pemupukan untuk setiap hektar:
   a) Pemupukan dasar: 1/3 pecahan pupuk Urea dan 1 pecahan pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm kemudian ditutup tanah;
   b) Susulan I: 1/3 pecahan pupuk Urea ditambah 1/3 pecahan pupuk KCl diberikan setelah tumbuhan berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm kemudian di tutup tanah;
   c) Susulan II: 1/3 pecahan pupuk Urea diberikan ketika tumbuhan berumur 45 hari.
3. TEKNIK PENANAMAN
   1) Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam mempunyai arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan banyak sekali komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di kawasan tropis menyerupai di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu diadaptasi dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. 

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan yakni sebagai berikut:
   a) Tumpang sari (Intercropping), melaksanakan penanaman lebih dari 1 tumbuhan (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur menyerupai jagung dan kedelai;
tumpang sari beda umur menyerupai jagung, ketela pohon, padi gogo.
   b) Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun
dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
   c) Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu
atau beberapa jenis tumbuhan selain tumbuhan pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
   d) Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman
dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman gabungan menyerupai jagung, kedelai, ubi kayu.
   2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibentuk dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm,dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.
Jarak tanam jagung diadaptasi dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tumbuhan akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas.
Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ≥ 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibentuk 40x100 cm (2 tumbuhan /lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3-5 cm.
   3) Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman.
Tanaman ini tidak sanggup tumbuh dengan baik pada ketika air kurang atau ketika air berlebihan. Pada waktu demam isu penghujan atau waktu demam isu hujan hampir berakhir, benih jagung ini sanggup ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tumbuhan jagung. Pada ketika penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan
menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tumbuhan per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tumbuhan per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.
   4) Lain-lain
Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada demam isu kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada simpulan demam isu hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan simpulan demam isu hujan.

4. PEMELIHARAAN
   1) Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka sanggup ditentukan jumlah tumbuhan per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tumbuhan tersebut harus dikurangi.
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam sempurna di atas permukaan tanah. Pencabutan tumbuhan secara langsung tidak boleh dilakukan, alasannya yakni akan melukai akar tumbuhan lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati.
Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari setelah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya memakai benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua ahad setelah tanam.
   2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tumbuhan pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 ahad sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tumbuhan berumur 15 hari.
   3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tumbuhan tidak gampang rebah. Selain itu
juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 6 minggu,bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tumbuhan diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman.
Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tumbuhan berumur 1 bulan.
   4) Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya yakni pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan sanggup dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tumbuhan jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tumbuhan jagung berumur 8 ahad atau setelah malai keluar.
   5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tumbuhan berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
   6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya menunjukkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

PANEN
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tumbuhan padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak bau tanah dan masak kering/masak mati.
   1. Ciri dan Umur Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
   a) Umur panen yakni 86-96 hari setelah tanam.
   b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji pecahan lembaga.
   c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh.
Saat itu diameter tongkol gres mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar,dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan banyak sekali keperluan lainnya dipanen kalau sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.
   2. Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis yakni dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau sanggup dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung.
Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila memakai alat mesin pemetikan.
   3.Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, sanggup dipetik 15 hingga dengan 21 hari setelah tumbuhan berbunga.
Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi sanggup dilakukan ± 4 ahad setelah tumbuhan berbunga atau sanggup mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.
PASCAPANEN
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan karenanya produk siap disimpan atau dipasarkan.
   1. Pengupasan
Jagung dikupas pada ketika masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga biar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau menjadikan tumbuhnya cendawan. Pengupasan sanggup memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak mati sebagai materi makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.
   2. Pengeringan
Pengeringan jagung sanggup dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9–11 %.
Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran sanggup dilakukan di lantai, dengan bantalan anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.
Secara buatan sanggup dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada demam isu hujan. Terdapat banyak sekali cara pengeringan buatan,
tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38-43 derajat C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13 %.
Mesin pengering sanggup digunakan setiap ketika dan sanggup dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan
   3. Pemipilan
Setelah dijemur hingga kering jagung dipipil. Pemipilan sanggup memakai tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya “memipil” jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung menempel pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.
   4. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung.
Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah,biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga sanggup memperbaiki peredaran udara.
Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada banyak sekali cara membersihkan atau memisahan jagung dari gabungan kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi menyerupai pada proses pencucian padi, akan mendapat hasil yang baik





Sumber http://equatornusantara.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budidaya Jagung"

Posting Komentar