Bangsa Yunani juga mempunyai keyakinan yang tidak jauh berbeda. Para nelayan mengembalikan alasannya yaitu pasang-surut air maritim dengan keberadaan hewan buas yang mereka sebut karbids yang menyedot air kemudian menyemburkannya. Manusia tidak mengetahui kedalaman pantai yang permukaan, apalagi mengetahui samudera yang dalam dan gerakan air di dalamnya. Sebagaimana seseorang tidak bisa menyelam di tepi pantai kecuali sebatas dua puluh meter selama beberapa detik, kemudian segera kembali ke permukaan untuk menghirup nafas. Dan ketika ditemukannya alat pernafasan bagi para penyelam, insan tidak bisa menyelam lebih dari tiga puluh meter, mengingat bertambahnya tekanan air pada badan penyelam seiring bertambahnya kedalaman laut.
Ketika hingga pada kedalaman tiga puluh meter, maka tekanan udara bisa mencapai empat kali lipat dari tekanan udara di permukaan bumi. Pada ketika itu, gas nitrogen masuk ke dalam dalam darah penyelam dan mempengaruhi kerja otaknya, sehingga ia kehilangan kontrol terhadap geraknya. Akibatnya, penyelam akan mengalami penyakit yang dalam dunia medis dikenal dengan penyakit penyelam. Dan apabila penyelam turun lebih dalam lagi, maka tekanan air cukup untuk meremukkan tubuhnya.
Informasi Terkini dalam Ilmu Kelautan
1. Laut terbagi menjadi dua kepingan besar:
a. Laut permukaan yang tercampur dengan energi dan sinar matahari.
b. Laut dalam dimana energi dan sinar matahari tidak lenyap.
2. Laut permukaan dan maritim dalam berbeda dari segi suhu, massa, tekanan dan tingkat cahaya matahari, serta biota-biota yang hidup di masing-masing laut. Kedua maritim ini dipisahkan dengan gelombang dalam.
3. Gelombang Dalam
Gelombang dalam menutupi maritim dalam dan merupakan garis pemisah antara maritim dalam dan maritim permukaan. Sebagaimana arus permukaan itu menutupi permukaan maritim dan menjadi pemisah antara air dan udara. Gelombang dalam ini tidak ditemukan kecuali pada 1904 M. Panjang gelombang dalam berkisar antara puluhan hingga ratusan kilometer. Sedangkan tinggi gelombang dalam berkisar antara 10 hingga 100 meter.
4. Kegelapan di maritim dalam semakin bertambah seiring kedalaman laut, hingga didominasi kegelapan pekat yang dimulai dari kedalaman + 200 meter. Pada kedalaman ini dimulai penurunan suhu yang memisahkan antara air permukaan yang hangat dan air kedalaman yang dingin. Selain itu, pada kedalaman ini terdapat gelombang dalam yang menutupi air hambar di kedalaman laur. Lalu cahaya tidak ada sama sekali pada kedalaman + 1000 meter. Terkait dengan sebaran kegelapan di kedalaman laut, para nelayan menemukan bahwa cahaya terhisap bahkan pada perairan yang jernih, bahwa dasar maritim yang miring dan berpasir putih itu berubah warnanya secara bertahap, hingga tersembunyi secara total seiring bertambahnya kedalaman, dan bahwa tembusan cahaya itu berbanding terbalik dengan bertambahnya kedalaman. Alat paling sederhana untuk mengukur kedalaman tembusan cahaya di perairan samudera yaitu The Secchi Disk.
Meskipun alat tersebut yaitu alat paling gampang untuk mengukur penembusan cahaya ke dalam air secara perkiraan, dan meskipun alat ini dipakai secara luas, namun pengukuran kegelapan di air maritim secara cermat tidak bisa dilakukan kecuali setelah memakai alat-alat potret pada selesai periode yang lalu. Kemudian alat pengukuran cahaya mengalami perkembangan dengan memakai sel-sel elektrolight pada tahun 30-an, dan setelah insan membuat alat yang memungkinkan mereka untuk menyelam hingga kedalaman, bahkan ke dasar laut.
Informasi wacana kekuatan cahaya pada aneka macam kedalaman samudera
Di dalam samudera yang dalam, cahaya tidak ada sama sekali, dan kegelapannya berlapis-lapis. Biota dan ikan yang hidup di dalamnya bertumpu potensi kimiawi untuk melahirkan cahaya yang mereka gunakan untuk menuntut jalan. Bahkan ada beberapa jenis yang tidak mempunyai penglihatan dan memakai cara lain selain penglihatan untuk mencicipi apa yang ada di sekitarnya. Kegelapan-kegelapan ini dimulai pada kedalaman + 200 meter, dan seluruh sinar matahari tertutup pada kedalaman + 1000 meter, dimana cahaya tidak ditemukan sama sekali. Sebagaimana sebagian besar unsur ikan pada kedalaman tersebut dal air. Hal itu untuk menghadapi tekanan yang sangat besar.
Kegelapan yang Berlapis-Lapis
Kegelapan pekat yang dimulai dari 50 hingga 1000 meter itu terjadi akhir berlapis-lapisnya kegelapan, dan itu timbul lantaran dua alasannya yaitu utama:
1. Kegelapan Kedalaman. Cahaya matahari terdiri dari tujuh warna (merah, oranye, kuning, hijau, nila dan ultraviolet dan biru. Masing-masing warna mempunyai panjang gelombang tersendiri. Kemampuan cahaya untuk menembus air tergantung pada panjang gelombangnya. Semakin pendek gelombang cahaya, maka semakin besar kekuatannya untuk menembus air. Karena itu, cahaya warna merah akan terserap pada kedalaman + 20 meter, dan setelah itu keberadaannya tersembunyi. Dari sinilah muncul kegelapan warna merah. Seandainya penyelam terluka pada kedalaman 25 meter dan ia ingin melihat darah yang mengalir, maka ia akan melihatnya berwarna hitam lantaran tidak adanya cahaya warna merah.
Sementara cahaya oranye terserap pada kedalaman sekitar 30 meter. Di sini muncul kegelapan lain di bawah kegelapan warna merah, yaitu kegelapan warna oranye. Pada kedalaman sekitar 50 meter warna kuning terserap, pada kedalaman sekitar 50 meter warna hijau terserap, pada kedalaman sekitar 125 meter, warna ultraviolet dan ungu terserap. Dan warna yang paling terakhir terserap yaitu warna biru, yaitu pada kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut. Dengan demikian, terciptalah kegelapan warna cahaya matahari secara berlapis-lapis, yang disebabkan air yang menyerap warna pada kedalaman yang berbeda-beda.
2. Kegelapan tabir.
Kegelapan tabir dan kegelapan kedalaman bahu-membahu membuat kegelapan yang pekat di samudera yang dalam. Kegelapan tabir itu berupa:
a. Kegelapan awan. Biasanya awan menutupi permukaan samudera yang dalam akhir penguapan air, dan awan itu menjadi tabir yang relatif bagi cahaya matahari, sehingga terjadilah kegelapan pertama pada tabir-tabir, yang kita lihat dalam bentuk bayangan awan pada permukaan tanah dan laut.
b. Kegelapan gelombang permukaan. Permukaan yang miring pada gelombang permukaan maritim merupakan permukaan yang memantulkan cahaya matahari. Orang yang mengamati permukaan maritim sanggup melihat sejauh mana kilauan cahaya yang dipantulkan permukaan miring dari gelombang permukaan.
c. Kegelapan pada gelombang dalam.
Ditemukan gelombang dalam yang menutupi maritim yang dalam. Gelombang dalam itu dimulai dari kedalaman 70 hingga 240 mater. Milyaran biota mengambang di permukaan gelombang dalam. Terkadang gelombang dalam itu naik hingga permukaan laut, sehingga biota-biota tersebut tampak ibarat sampah yang bertumpul di permukaan laut. Itulah yang menjadikannya tabir bagi cahaya matahari untuk menembus maritim yang dalam, sehingga dengan demikian terciptakan kegelapan yang ketiga di bawah kedua kegelapan awan dan gelombang permukaan.
Sejak usang Al Qur’an telah menggambarkan belakang layar dan hakikat maritim tersebut. Allah berfirman,
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا وَمَنْ لَمْ يَجْعَلْ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ(40)﴾ [النور:40].
“Atau ibarat gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila beliau mengeluarkan tangannya, tiadalah beliau sanggup melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah beliau mempunyai cahaya sedikit pun.” (An-Nur: 40)- Al Qur’an memastikan keberadaan beberapa kegelapan di maritim yang dalam. Al Qur’an merinci penjelasannya dengan kata lujjiyyin (sangat dalam) supaya pembaca tahu bahwa kegelapan-kegeapan tersebut tidak ada kecuali kecuali di maritim yang dalam. Para mahir bahasa dan tafsir menjelaskan kata tersebut. Qatadah dan penulis tafsir Al Jalalain menyampaikan bahwa kata lujjiyyin berarti dalam.
Az-Zamakhsyari menyampaikan artinya yaitu dalam lagi banyak airnya. Ath-Thabari mengatakan, “Kata maritim disifati dengan kata lujjiyyin yang berarti dalam lagi banyak air. Sementara Al Busyiri menyampaikan bahwa maksudnya yaitu maritim yang tidak diketahui dasarnya. Kata tersebut terambil dari kata lujjah yang berarti banyak air, bentuk pluralnya yaitu lujaj. Kata iltajja al-bahru berarti maritim itu saling berhantaman ombak-ombaknya.
- Kegelapan-kegelapan tersebut berjadi lantaran kedalaman. Az-Zamakhsyari mengatakan, “Maksudnya dengan kegeapan-kegelapan tertumpuk-tumpuk dari kedalaman laut, gelombang dan awan.” Al Khazin mengatakan, “Seperti kegelapan-kegelapan di maritim yang dalam lagi banyak airnya.” Maksudnya, maritim yang dalam itu dasarnya sangat gelap akhir banyaknya air.”
- Ayat tersebut menyebutkan keberadaan gelombang lain di atas gelombang pertama. Allah berfirman, “Yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula).” Ini yaitu citra wacana laut, yaitu adanya dua gelombang pada ketika yang bersamaan, di mana yang satu berada di atas yang lain. Bukan gelombang-gelombang yang beruntun di satu tempat, melainkan ada pada satu waktu, di mana gelombang kedua berada di atas gelombang pertama.
- Ayat tersebut juga mengisyaratkan bahwa letak gelombang kedua di atas gelombang pertama itu ibarat letak awan di atas gelombang kedua. Allah berfirman, “Atau ibarat gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan…”
- Ayat tersebut juga menyebutkan gelombang yang menutupi lautan dalam, sebagaimana ia menyebutkan keberadaan gelombang kedua di atas gelombang pertaam. Hal ini menawarkan keberadaan maritim di atas gelombang pertama dan maritim dalam, yaitu maritim permukaa yang ditutupi oleh gelombang kedua yang di atasnya terdapat awan.
- Al Qur’an menetapkan tugas ketiga tabir dalam membentuk kegelapan-kegelapan di maritim yang dalam, dan bahwa kegelapan tersebut bertindih-tindih.
- Ayat tersebut juga mengandung klarifikasi wacana tujuh kegelapan di kedalaman pada kepingan awal, dan tiga kegelapan tabir di kepingan akhir.
http://www.eramuslim.com/syariah/quran-sunnah/lapisan-lapisan-kegelapan-di-lautan-dalam.htm Sumber http://mawasangka-bagea.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Lapisan-Lapisan Kegelapan Dalam Lautan"
Posting Komentar