Front Pembela Islam (FPI) menepati janjinya untuk memboikot media umum Facebook (FB) dikala perayaan Natal 2017, Senin 25 Desember 2017. FPI menjalankan agresi boikot dengan berhijrah dari Facebook, Google, dan WhatsApp ke platform lain.
Dari hasil pencarian, ditemukan ketiga platform yang dibentuk oleh orang Indonesia. Ketiga platform ini, diakui memang belum tepat tapi sudah layak untuk dipakai dan sanggup dijadikan alternatif selain Facebook, WhatsApp, dan Google yang merupakan produk Amerika Serikat. Platform yang dimaksud FPI yaitu Redaksitimes.com, Geevv.com, dan Callind.com.
Dan berikut ini beberapa media umum yang rencananya menjadi platform gres bagi para anggota dan simpatisan FPI.
#1 Redaksitimes.com
Redaksitimes atau Rtimes merupakan sebuah situs atau aplikasi jejaring sosial lokal mirip Facebook yang menggabungkan situs berita/media online dengan situs jaringan media sosial. Saat ini pada laman tersebut sudah terdapat lebih dari 44 halaman dengan jumlah 10 unggahan dalam setiap halaman. Setiap unggahan dalam laman jejaring sosial tersebut umumnya berasal dari akun yang gres aktif dan berisi meme bernuansa FPI atau syiar-syiar Islam.
Tampilan di laman Rtimes pun juga mirip dengan Facebook. Yang membedakan yaitu dashboard Rtimes untuk Personal Computer mirip dengan dashboard Facebook untuk Mobile. Selain itu, kolom komentar dan menyukai (like) masih sangat sederhana dan mirip dengan tampilan Facebook pada 2008. Terkadang, situs jaringan sosial ini juga nge-lack mirip handphone Android masa awal yang belum di-upgrade.
Ingin mencoba memakai Rtimes? Silahkan pribadi kunjungi situsnya disini.
#2 Geevv.com
Geevv.com merupakan sejenis search engine yang dikembangkan Azka Asfari Silmi bersama Oxdream semenjak 2016. Geevv.com mengadopsi konsep milik ecosia.org, sebuah search engine yang juga punya aktivitas kontribusi pohon di Jerman yang memakai database application programming Interface (API) milik Bing. API ini merupakan himpunan instruksi tertentu yang menjembatani komunikasi antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya.
Tampilan Geevv.com lebih sederhana dari Google, meskipun konsep yang diusung nyaris mirip. Yang membedakan, ada jumlah kontribusi yang tertera di pojok kanan. Jumlah kontribusi paling kecil sebesar Rp.10 dan akan terus naik jikalau pengguna terus berselancar di Geevv.com. Jumlah kontribusi ini juga berbeda dengan yang ada di ecosia.org yang menampilkan jumlah kontribusi pohon yang disumbangkan di bawah kolom pencarian.
Namun dikala saya mencoba mengakses dan memakai geevv sebagai search engine, saya tidak sanggup mengaksesnya, baik melalui browser dengan mengetik alamatnya ataupun melalui safari yang disetting sebagai default search engine.
Ingin mencoba memakai Geev? Silahkan pribadi kunjungi situsnya disini.
#3 CallInd.com
Callind.com mempunyai tagline “Indonesia Memanggil”. Aplikasi ini dikembangkan PT Callind Network International yang berlokasi di Kebumen, Jawa Tengah. Dari keterangan yang dituliskan pengembangnya di Google Play Store, aplikasi ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan berkomunikasi, bukan sekadar untuk chat tetapi sanggup untuk telepon, video call, kirim banyak sekali file, foto, video, dan juga untuk memasang iklan jual atau beli sebuah produk.
Tercatat aplikasi ini masih dalam bentuk versi 0.0.1 dengan pembaharuan terakhir pada 22 Mei 2017 kemudian dengan 3.058 pengunduh hingga dikala ini. Aplikasi ini berukuran 28,7 MB untuk sanggup diunduh. Dengan ukuran file sebesar itu, tak butuh waktu usang untuk kita sanggup mengunduhnya.
Aplikasi berlogo mirip abjad ‘C’ ini mempunyai tampilan yang sederhana dengan latar berwarna biru dan goresan pena berwarna putih. Sebagaimana WhatsApp, aplikasi ini membutuhkan persetujuan mengakses kontak, bunyi dan kamera dari gawai untuk menggunakannya.
Aplikasi ini juga meminta penggunanya memasukkan nomor telepon untuk mendaftar. Setelah itu, aplikasi akan mengarahkan penggunanya mengatur profil yang ingin ditayangkan, mirip nama dan foto. Namun masalahnya aplikasi ini sering berhenti secara mendadak, kemudian tertutup atau crash.
Gangguan ini ternyata juga dirasakan oleh pengguna lainnya. Beberapa pengguna mengeluh seringnya aplikasi ini mengalami crash dikala digunakan. Mereka juga mengeluhkan jeleknya kualitas tampilan foto profil yang diunggah. Namun, mereka tetap menyatakan pujian dengan aplikasi bikinan Indonesia ini. Aplikasi ini pun mendapat rating 4,2 dari 5 bintang dari penggunanya.
Ingin mencoba memakai CallInd? Silahkan pribadi kunjungi situsnya disini.
Usaha FPI dan Pengembang Aplikasi Lokal
Ternyata promosi FPI ini memberi efek signifikan bagi Rtimes dan Geevv.
Admin Rtimes menjelaskan, aplikasi jejaring media umum ini sanggup penambahan user yang signifikan semenjak Senin (25/12/2017). Jumlah pengguna ini terekam di statistik mereka selama tiga hari terakhir.
Lonjakan paling besar terjadi Senin (25/12) yang tercatat mengalami penambahan pengguna gres sebanyak 13 ribu.
Kondisi serupa dialami Geevv, dimana server milik Geevv sempat down alasannya yaitu server jebol Senin sore (25/12). Tercatat, lebih dari 1.200 pengguna per detik yang mengakses Geevv. Jumlah pengguna ini berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Salah satu alasan jebolnya server Geevv.com yaitu alasannya yaitu servernya gres dipindah ke Indonesia, sehingga kapasitas pengguna yang berkunjung ke Geevv.com tak mencukupi.
Menguji Klaim Novel Bamukmin dan Konteks FPI
Promosi yang dilakukan FPI ini awalnya untuk menghindari pemblokiran yang kerap mereka terima alasannya yaitu dilaporkan sejumlah pihak.
Januari 2017, akun Twitter milik FPI juga sempat diblokir. Setelah 11 bulan berselang, giliran Facebook yang memblokir akun milik organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab ini.
Pemblokiran yang dilakukan berulang kali ini membikin FPI jengah sehingga menciptakan mereka berpikir untuk mencari solusi. Setelah mendapat solusi, FPI kemudian mempromosikan tiga platform yang dibentuk orang Indonesia ini.
Menurut Sekretaris DPD FPI Jakarta Novel Bamukmin, akan ada 50 juta pengguna Facebook dari anggota dan simpatisan FPI hingga alumni 212 di Indonesia yang akan migrasi ke jaringan media umum yang mereka promosikan. Jika merujuk pernyataan tersebut, 50 juta pengguna yang akan hijrah dari Facebook itu setara dengan 37,04 persen dari 133.574.277 bunyi sah dikala Pemilu Presiden 2014.
Jumlah tersebut itu berselisih kurang sekitar 8 persen dengan jumlah bunyi yang diperoleh Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tiga tahun lalu. Pada Pilpres 2014, pasangan Prabowo-Hatta memeroleh 62.576.444 bunyi atau 45,85 persen dari bunyi sah tersebut. Klaim Novel soal migrasi dari Facebook ini juga setara dengan 27,38 persen jumlah penduduk Indonesia yang sudah mempunyai KTP pada 2015, sebesar 182.588.494 jiwa.
Namun angka-angka itu tentu tak pribadi berkorelasi dengan para pengguna media sosial, alasannya yaitu tak semua orang Indonesia mempunyai akun di media sosial.
Angka pengguna Facebook di Indonesia diprediksi berkurang padahal dikala ini, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 126 juta pengguna per 30 Juni 2017. Klaim Novel itu hanya setara dengan 39 persen saja dari pengguna Facebook.
Semoga bermanfaat ..
SaveSaveSaveSaveSaveSave
SaveSave
SaveSave
SaveSave
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Inilah Aplikasi Pengganti Rekomendasi Fpi Untuk Facebook, Whatsapp Dan Google"
Posting Komentar