Tulisan lanjutan dari : Teori Tentang Pemberdayaan Masyarakat
Di samping sanggup dilihat dari bidang-bidang yang terlibat dalam suatu pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat juga sanggup dilihat dari sisi keberdayaan sebagai suatu kegiatan ataupun sebagai suatu proses. Menurut Adi (2008), pemberdayaan sebagai suatu program, dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.
Sebagai suatu proses, pemberdayaan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang hidup seseorang (on going process) yang melihat proses pemberdayaan individu sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan sepanjang usia insan yang diperoleh dari pengalaman individu tersebut dan bukannya suatu proses yang berhenti pada suatu masa saja (empowerment is not an end, but a process that all human beings experience). Hal ini juga berlaku pada suatu masyarakat, di mana dalam suatu komunitas proses pemberdayaan tidak akan berakhir dengan selesainya suatu program, baik kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun forum non-pemerintah. Proses pemberdayaan akan berlangsung selama komunitas itu masih tetap ada dan mau berusaha memberdayakan diri mereka sendiri.
Keberadaan pandangan yang melihat pemberdayaan sebagai suatu kegiatan dan sebagai suatu proses di atas memperlihatkan pemberian tersendiri terhadap pemahaman perihal pemberdayaan, terutama yang berkaitan dengan diskursus komunitas. Dalam kaitannya dengan diskursus komunitas, kiprah yang harus dijalankan oleh pelaku perubahan ialah sebagai mempercepat perubahan ataupun fasilitator. Sebagai fasilitator, keberadaan biro pengubah tidak mutlak harus hadir terus-menerus pada suatu kelompok sasaran. Fasilitator lebih berfungsi untuk menciptakan biar kelompok sasaran menjadi lebih pintar sehingga nantinya sanggup membuatkan kelompok mereka sendiri jikalau sudah datang masanya kegiatan selesai.
Pembahasan pemberdayaan masyarakat sebagai kegiatan dan sebagai proses yang berkelanjutan bahwasanya merupakan pedoman yang juga terkait dengan posisi biro pemberdaya masyarakat. Bila biro pemberdayaan masyarakat merupakan pihak eksternal (dari luar komunitas), kegiatan pemberdayaan masyarakat akan diikuti dengan adanya terminasi atau disengagement, sedangkan jikalau biro pemberdayaan masyarakat berasal dari internal komunitas, pemberdayaan masyarakat akan sanggup lebih diarahkan ke proses pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan (on going process). Dalam kaitannya dengan upaya pemberdayaan ini, kiprah sebagai pemercepat perubahan (enabler) ataupun community worker-lah yang sebaiknya dipilih oleh pelaku perubahan. Kedua kiprah tersebut, untuk kasus Indonesia lebih mengarah pada kiprah sebagai fasilitator dalam arti luas (Adi, 2008).
Namun demikian Eko (2002) menyatakan bahwa konsep pemberdayaan berangkat dari perkiraan yang berbeda dengan pembinaan. Pemberdayaan berangkat dari perkiraan korelasi yang setara antar semua elemen masyarakat dan negara. Para jago menyampaikan bahwa pemberdayaan sangat percaya bahwa “kecil itu indah”, bahwa setiap orang itu memiliki kearifan yang perlu dibangkitkan dan dihargai. Kalau konsep pelatihan cenderung mengabaikan prinsip kearifan semua orang itu. Dalam konteks pemberdayaan, seluruh unsur, ibarat pejabat, perangkat negara, wakil rakyat, para ahli, politisi, organisasi politik, organisasi masyarakat, forum swadaya masyarakat, pengusaha, ulama, mahasiswa serta seluruh rakyat, berada dalam posisi setara, yang tumbuh bersama melalui proses berguru bersama-sama. Masing-masing elemen harus memahami dan menghargai kepentingan maupun perbedaan satu sama lain.
Pemberdayaan tersebut dimaksudkan biar masing- masing unsur semakin meningkat kemampuannya, semakin kuat, semakin mandiri, serta memainkan kiprahnya masing- masing tanpa mengganggu kiprah yang lain. Justru dengan pemberdayaan kemampuan dan kiprah yang berbeda-beda tersebut tidak diseragamkan, melainkan dihargai dan dikembangkan bersama-sama, sehingga bisa terjalin kolaborasi yang baik. Oleh alasannya itu, dalam hal pemberdayaan, tidak dikenal unsur yang lebih berpengaruh memberdayakan terhadap unsur yang lebih lemah untuk diberdayakan. Unsur-unsur yang lebih berpengaruh hanya memainkan kiprah sebagai pembantu, pendamping atau fasilitator, yang memudahkan unsur-unsur yang lemah memberdayakan dirinya sendiri.
Pada dasarnya “orang luar” jangan hingga berperan sebagai “pembina” atau “penyuluh”, melainkan sebagai “fasilitator” terhadap pemberdayaan masyarakat. Fasilitator itu ialah pendamping, yang bertugas memudahkan, mendorong, dan memfasilitasi kelompok sosial dalam rangka memberdayakan dirinya. Tugas tersebut dimainkan mulai dari analisis masalah, pengorganisasian, fasilitasi, asistensi, dan advokasi kebijakan.
*disarikan dari banyak sekali sumber
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58Related Posts :
√ Minergate Software For Windows – Gui Console Miner Free DownloadBagi teman-teman yang ingin menambang bitcoin di Minergate dan memakai OS Windows*, silahkan d0wnl0ad GUI dan Console Miner di bawah ini, GR… Read More...
√ Minergate Software For Ubuntu – Gui Console Miner Free DownloadBagi teman-teman yang ingin menambang bitcoin di Minergate dan memakai OS Ubuntu* **, silahkan d0wnl0ad GUI dan Console Miner di bawah ini, … Read More...
√ Minergate – Tambang Cryptocurrency “Automining” Dengan Gui Miner Termudah GratisMinerGate yaitu situs tambang cryptosurrency dengan sistem automining yang cukup terkenal yang menyediakan software GUI Miner dan Console Mi… Read More...
√ Minergate Software For Fedora – Gui Console Miner Free DownloadBagi teman-teman yang ingin menambang bitcoin di Minergate dengan OS Fedora*, silahkan d0wnl0ad GUI dan Console Miner di bawah ini, GRATIS d… Read More...
√ Minergate Software For Mac – Gui Console Miner Free DownloadBagi teman-teman yang ingin menambang bitcoin di Minergate dengan macOS*, silahkan d0wnl0ad GUI dan Console Miner di bawah ini, GRATIS dan s… Read More...
0 Response to "√ Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Suatu Aktivitas Dan Proses"
Posting Komentar