Apa kata ilmu pengetahuan modern wacana kegelapan alam semesta?
Ketika pesawat ruang angkasa pertama diluncurkan untuk pertama kalinya, kemudian ia kembali dengan membawa temuan-temuan, salah satu inovasi yang paling penting yakni bahwa seluruh alam semesta ini benar-benar karam dalam kegelapan. Foto-foto bumi dari bulan menyampaikan bahwa bumi tergantung dalam kegelapan. Bahkan gambar matahari menyampaikan bahwa ia tergantung di dalam kegelapan alam semesta.
Makara bagaimana cahaya sanggup diproduksi di bumi hari ini, dan apakah ada rujukan wacana hal ini di dalam Alquran? Bumi ditelan oleh kegelapan alam semesta, hanya lapisan tipis cahaya sanggup dilihat.
Hal ini telah menjadi pengetahuan ilmiah bahwa cahaya berjalan dari matahari ke bumi tak terlihat, hanya bermetamorfosis cahaya ketika mulai menembus atmosfer kita, di mana uap air dan benda-benda kecil padat menggantung di atmosfer. Inilah yang membantu mencerminkan sinar tak kasat mata sehingga menjadi cahaya. Matahari, bersama dengan bintang-bintang, terlihat menyerupai titik-titik biru ketika kita berada di luar atmosfer, alasannya alam semesta benar-benar tertelan dengan kegelapan.
Makara itu menjadi fakta bahwa lapisan tipis yang mengelilingi bumi berperang untuk menghasilkan cahaya.
Dr Alfandi, seorang Mesir yang hebat dalam bidang ini, menyampaikan bahwa sinar matahari tidak sanggup dilihat kecuali lewat udara dan partikel debu ketika menembus atmosfer. Hal ini menjelaskan mengapa sinar matahari tidak sanggup dilihat di luar angkasa dimana tidak ada atmosfer, apalagi seluruh alam semesta benar-benar gelap, bahkan sentra matahari gelap meskipun suhu tinggi. Sinar perjalanan dari sentra matahari tak terlihat dan hanya sanggup dibedakan menjadi cahaya di lapisan luar matahari kemudian perjalanan ke bumi tak terlihat dan hanya sanggup dilihat ketika menembus atmosfer. Al-Qur’an pada 1400 tahun sebelum sains telah mengisyaratkan fakta-fakta ini:
Kompatibilitas antara Sains dan Alquran
“Dan kalau seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, kemudian mereka terus menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata: "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami yakni orang-orang yang kena sihir.’” (QS Al Hijr [15]: 14-15)
Kata-kata yang ditebalkan merujuk kepada kegelapan di alam semesta. Astronot pertama yang melaksanakan perjalanan ke luar angkasa, ketika menjelaskan kegelapan alam semesta, memakai kata-kata yang sama suci Al-Quran: Seakan mataku tertutup atau saya berada di bawah mantra sihir.
Fakta yang sama ditekankan dalam banyak ayat lain dengan beberapa suplemen ilmiah. Tuhan berfirman dalam Alquran yang artinya:
“Apakah kau yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya, Dia meninggikan bangunannya kemudian menyempurnakannya, dan Dia mengakibatkan malamnya gelap gulita dan mengakibatkan siangnya terang benderang.” (QS An-Naziat [79]: 27-29)
Setelah cembaca ayat di atas, Anda akan melihat empat pernyataan ilmiah yang sepenuhnya selas dengan penemuan-penemuan ilmiah:
Kalimat “Allah telah membangunnya” yakni bukti lain wacana alam semesta sebagai sebuah bangunan. “Dia meninggikan bangunannya” yakni bukti wacana ekspansi alam semesta. Kalimat “dan Dia mengakibatkan malamnya gelap gulita” merujuk pada penciptaan alam semesta dalam kegelapan yang berturut-turut. Kata ganti "nya" kembali kepada alam semesta, sehingga kita sanggup menyampaikan bahwa ayat ini mengacu pada kegelapan alam semesta. Lapisan siang mengubah cahaya matahari yang tak terlihat menjadi cahaya yang terlihat.
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya,” (QS As-Syams [91]: 1-5)
Ayat luar biasa ini mengungkapkan satu fakta yang menakjubkan yang gres dicapai pada beberapa dekade terakhir. Menurut ayat ini bukan matahari yang menciptakan hari bercahaya indah. Lalu apa? Ayat ini menyampaikan yakni hari (atmosfer) yang menciptakan cahaya matahari terlihat atau cahaya. Hal ini secara ilmiah diketahui bahwa " lapisan hari" yakni yang menciptakan matahari terlihat dan itu juga. Makara Alquran sejalan dengan ilmu pengetahuan.
Jadi, berdasarkan Dr Nohammed Gamal Al-Fandy, lapisan hari itu sangat sangat tipis (200 km) dan ia memisahkan kegelapan alam semesta dari kita.
Al-Qur’an menyesuaikan ukuran lapisan hari dengan ukuran alam semesta.
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka yakni malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.” (QS Yasin [36]: 37)
Ayat ini menekankan pernyataan ilmiah yang telah dibahas sebelumnya, bahwa kegelapan merupakan alemen yang dominan. Ayat tersebut menyamakan kegelapan dengan menyembelih binatang dan hari terang dengan kulit binatang disembelih.
Cahaya matahari, alasannya disamakan dengan kulit binatang yang disembelih, begitu tipis dibandingkan dengan kegelapan alam semesta yang disamakan dengan badan besar binatang yang dibandingkan. Jadi, Anda sanggup membayangkan kegelapan Sumber http://mawasangka-bagea.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Fakta Alam Semesta Diliputi Kegelapan"
Posting Komentar