Reaksi Kimia
Semua reaksi kimia menyangkut perubahan energi yang diwujudkan dalam bentuk panas. Kebanyakan reaksi kimia disertai dengan pelepasan panas (reaksi eksotermis), meskipun adapula beberapa reaksi kimia yang menyerap panas (reaksi endotermis). Bahaya dari suatu reaksi kimia terutama ialah lantaran proses pelepasan energi (panas) yang demikian banyak dan dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga tidak terkendali dan bersifat destruktif (merusak) terhadap lingkungan.
Semua reaksi kimia menyangkut perubahan energi yang diwujudkan dalam bentuk panas. Kebanyakan reaksi kimia disertai dengan pelepasan panas (reaksi eksotermis), meskipun adapula beberapa reaksi kimia yang menyerap panas (reaksi endotermis). Bahaya dari suatu reaksi kimia terutama ialah lantaran proses pelepasan energi (panas) yang demikian banyak dan dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga tidak terkendali dan bersifat destruktif (merusak) terhadap lingkungan.
Banyak insiden dan kecelakaan di dalam laboratorium sebagai akhir reaksi kimia yang jago atau eksplosif (bersifat ledakan). Namun kecelakaan tersebut pada hakikatnya disebabkan oleh kurangnya pengertian atau apresiasi terhadap faktor-faktor kimiafisika yang menghipnotis kecepatan reaksi kimia. Beberapa faktoryang sanggup menghipnotis kecepatan suatu reaksi kimia ialah konsentrasi pereaksi, kenaikan suhu reaksi, dan adanya katalis
Sesuai denga aturan agresi massa, kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi zat pereaksi. Oleh lantaran itu, untuk percobaanpercobaan yang belum dikenal bahayanya, tidak dilakukan dengan konsetrasi pekat, melainkan konsentrasi pereaksi kira-kira 10% saja. Kalau reaksi telah dikenal bahayanya, maka konsetrasi pereaksi cukup 2 – 5 % saja sudah memadahi. Suatu contoh, apabila amonia pekat direaksikan dengan dimetil sulfat, maka reaksi akan bersifat eksplosif, akan tetapi tidak demikian apabila dipakai amonia encer.
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi kimia sanggup diperkirakan dengan persamaan Arhenius, dimana kecepatan reaks bertambah secara eksponensial dengan bertambahnya suhu. Secara garang apabila suhu naik sebesar 10oC, maka kecepatan reaksi akan naik menjadi dua kali. Atau apabila suhu reaksi mendadak naik 100oC, ini berarti bahwa kecepatan reaksi mendadaknaik berlipat 210 = 1024 kali. Di sinilah pentingnya untuk melaksanakan kendali terhadap suhu reaksi, contohnya dengan pendinginan apabilareaksi bersifat eksotermis. Suatu teladan asam meta-nitrobenzen sulfonat pada suhu sekitar 150oC akan meledak akhir reaksi penguraian eksotermis. Campuran kalium klorat, karbon, dan sulfur menjadi eksplosif pada suhu tinggi atau kalau kena tumbukan, pengadukan, atau ukiran (pemanasan pelarut). Dengan mengetahui efek kedua faktor di atas maka secara umum sanggup dilakukan pencegahan dan pengendalian terhadap reaksi-reaksi kimia yang mungkin bersifat eksplosif.
Sumber http://ruangsekolahku.blogspot.comSesuai denga aturan agresi massa, kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi zat pereaksi. Oleh lantaran itu, untuk percobaanpercobaan yang belum dikenal bahayanya, tidak dilakukan dengan konsetrasi pekat, melainkan konsentrasi pereaksi kira-kira 10% saja. Kalau reaksi telah dikenal bahayanya, maka konsetrasi pereaksi cukup 2 – 5 % saja sudah memadahi. Suatu contoh, apabila amonia pekat direaksikan dengan dimetil sulfat, maka reaksi akan bersifat eksplosif, akan tetapi tidak demikian apabila dipakai amonia encer.
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi kimia sanggup diperkirakan dengan persamaan Arhenius, dimana kecepatan reaks bertambah secara eksponensial dengan bertambahnya suhu. Secara garang apabila suhu naik sebesar 10oC, maka kecepatan reaksi akan naik menjadi dua kali. Atau apabila suhu reaksi mendadak naik 100oC, ini berarti bahwa kecepatan reaksi mendadaknaik berlipat 210 = 1024 kali. Di sinilah pentingnya untuk melaksanakan kendali terhadap suhu reaksi, contohnya dengan pendinginan apabilareaksi bersifat eksotermis. Suatu teladan asam meta-nitrobenzen sulfonat pada suhu sekitar 150oC akan meledak akhir reaksi penguraian eksotermis. Campuran kalium klorat, karbon, dan sulfur menjadi eksplosif pada suhu tinggi atau kalau kena tumbukan, pengadukan, atau ukiran (pemanasan pelarut). Dengan mengetahui efek kedua faktor di atas maka secara umum sanggup dilakukan pencegahan dan pengendalian terhadap reaksi-reaksi kimia yang mungkin bersifat eksplosif.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Pengertian Reaksi Kimia"
Posting Komentar