Siapkah kita menyebut diri kita sendiri, “I Am An Indispensable Platinum Asset!”, yang berarti “Saya Adalah Aset Platinum Yang Tak Tergantikan”???
Tipikal kebanyakan orang Indonesia yang rata-rata pemalu seringkali di kesehariannya merendah .. menutupi siapa bergotong-royong dirinya itu. Dan memang, hal “rendah hati” sangat diwajibkan dalam agama sekalipun, tetapi hal ini akan menjadi kabur disaat ternyata hal yang dilakukannya tersebut ialah “rendah diri”.
Menurut Adler dalam Suryabrata, Sumadi, 2003 : 183, Psikologi Kepribadian, PT. Raja Grafindo: Jakarta; pengertian rasa rendah diri meliputi segala rasa kurang berharga yang timbul lantaran ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara subyektif ataupun lantaran keadaan jasmani yang kurang sempurna.
Menurut Yusuf, Syamsu & A. Julika Nurihsan, 2008, Landasan Bimbingan Kelompok, PT.Remaja Rosda Karya: Bandung; yaitu rendah diri sanggup diartikan sebagai perasaan pada umumnya didasari berasal dari kekurangan Dengan membantu individu menyadari kesalahan budi dan perasaan-perasaan yang sakit diharapkan individu itu bisa mengurangi rasa rendah diri.
Dikutip dari psikoma.com,
“Rendah hati ialah suatu sikap dimana seseorang mempunyai kelebihan atas kepemilikan materi, talenta atau kemampuannya namun tidak menonjolkannya di hadapan orang lain. Ini ialah kebalikan dari sikap sombong. Seseorang yang mempunyai suatu kemampuan atau kelebihan, namun memamerkannya di depan umum dengan impian mendapatkan akreditasi ialah suatu kesombongan.”
Perbedaan yang paling fundamental ialah apakah seseorang itu senang memamerkannya atau tidak. Memamerkannya dengan niat untuk mendapatkan kebanggaan dari orang lain ialah suatu sikap yang kurang baik. Sedangkan rendah diri ialah seseorang yang menganggap bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan apapun contohnya menyerupai tidak berilmu dalam akademik, tidak menarik dalam segi fisik, dan tidak mempunyai harta dalam segi materi. Sehingga lebih menutup diri dari lingkungan.
Dalam buku Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:
- Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal. Orang dengan gangguan menyerupai ini seringkali tampak asing dan eksentrik.
- Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional, dan tidak menentu.
- Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif-kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya ialah gangguan kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak cemas atau ketakutan.
Dilihat dari pendekatan kognitif behavioral, orang yang mengalami gangguan ini penilaian dirinya selalu negatif, kurang percaya diri dalam mengambil keputusan, motivasi rendah dan tidak bisa mencari tujuan jangka panjang (Martaniah, 1999 : 73) dan berdasarkan Kaplan & Saddock, 1997, rendah diri termasuk di dalam gangguan mental kelompok B, yaitu gangguan kepribadian ambang.
Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neurosis dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari yang sangat tidak stabil. Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien sanggup bersifat argumentatif pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak mempunyai perasaan pada waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak terdapat pada perempuan dibandingkan pria dan berdasarkan penelitian biologis ditemukan pada keluarga dimana ada yang mempunyai gangguan yang sama.
Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa diramalkan; sebagai alhasil mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, contohnya dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melaksanakan tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan sumbangan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka mencicipi ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang mempunyai hubungan interpersonal yang tidak baik. Mereka sanggup bergantung pada orang lain yang bersahabat dengan mereka, dan mereka sanggup mengekspresikan banyak kemarahan pada sobat dekatnya jikalau mengalami frustasi.
Tetapi di dalam dunia pekerjaan terutama bagi mereka yang sedang menyusun curriculum vitae, apalagi mereka yang akan dan atau sedang melamar pekerjaan, maka tuntutan pertama ialah kejujuran. Kejujuran akan riwayat hidup dan kejujuran atas nilai-nilai lebih dari dirinya yang dinilai oleh dirinya sendiri akan menjadi keunggulan dari sekian banyak tentangan dalam melamar pekerjaan.
Saya akan coba hadirkan beberapa fakta sederhana bahwa diri kita masing-masing ialah yang terhebat tanpa bermaksud tinggi hati, namun kita ialah orang-orang pilihan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani hidup ini.
Seperti yang kita ketahui bersama, embrio atau dalam istilah keseharian disebut “jabang bayi” merupakan hasil dari pertemuan sperma dari ayah dengan sel telur dari ibu yang disebut “pembuahan”. Namun tidaklah sesederhana ini prosesnya, lantaran ada beberapa kaidah-kaidah dalam dunia ilmiah kedokteran yang harus dipenuhi untuk sanggup menjadi embrio,
- sang ibu harus sehat sehat fisik dan mempunyai sistem genital yang sehat, mulai dari v@gin@, rahim serta sel telur yang hanya dihasilkan satu kali dalam satu bulan.
- ayah harus sanggup menghasilkan sekitar 100 juta hingga 200 juta ekor sperma per tiga hari dan minimal 60 juta sperma per 3j4kulasi di dalam cairan pelarut sperma (semen) antara 2-6 ml per 3j4kulasi. Untuk terjadi pembuahan, minimal 50 persen sperma yang dikeluarkan haruslah sperma normal dan sehat. Dan jumlah sperma yang bisa membuahi sel telur dari jumlah keseluruhan itu HANYA SATU sperma saja!!
“YES, I Am An Indispensable Platinum Asset!”
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 memperlihatkan tingginya angka maut bayi di Indonesia. Dalam survei yang dilakukan semenjak 2013 hingga 2017, diklasifikasikan lima mortalitas maut bayi.
Pertama, maut neonatum atau peluang terjadinya maut pada nol hingga 28 hari pasca kelahiran. Dalam indikator itu, angka kematiannya mencapai satu anak per seribu kelahiran (1,5%).
Yang kedua ialah post neonatum atau peluang maut di selisih antara maut bayi dan maut neonatum atau satu hingga sebelas bulan, yang dalam SDKI tercatat (0,8%). Selanjutnya ialah maut bayi; yakni peluang maut di usia nol hingga sebelas bulan, yang tercatat (2,4%).
Lalu, di rentang usia satu hingga empat tahun, atau yang diklasifikasikan sebagai maut anak yang tercatat (0,7%). Dan yang terakhir ialah maut balita, yakni peluang maut sebelum mencapai usia lima tahun yang mencatatkan angka tertinggi (3,6%).
Angka maut anak di Indonesia pada periode lima tahun sebelum survei diperoleh, hasil angka maut neonatum sebesar 15 per seribu kelahiran hidup, angka maut bayi sebesar 24 per seribu kelahiran hidup, dan angka maut balita sebesar 32 per seribu kelahiran hidup.
Dari data di atas, semua pembaca goresan pena ini, dikala ini sanggup berkata wacana dirinya, “YES, I Am An Indispensable Platinum Asset!”.
Sayang sekali, saya tidak akan membahas di cuilan ini lantaran saya percaya seluruh pembaca goresan pena ini (apalagi saya) belum memasuki masa ini. Hahahahaha ..
Tetapi sudah tentu saya banyak berharap dan berdoa bahwa saya termasuk di dalam golongan husnul khatimah dan termasuk golongan yang istimewa di hadapan Tuhan Yang Maha Mulia.
“Pada dasarnya orang bisa menjadi lebih baik dari yang kemudian ketika mereka bisa untuk mendapatkan dan menghargai dirinya dikala ini. Namun menghargai diri sendiri bukan sekedar mementingkan diri sendiri, melainkan bentuk penghargaan kita kepada lingkungan dimana kita berada”
Apa yang terpikir dibenak kita wacana sebuah kalimat “Menghargai Diri Sendiri”, mungkin kita paham maksud dari kalimat tersebut, tapi apakah benar-benar paham? Apakah sudah terealisasi kalimat itu, apakah sudah terbukti fungsi kalimat itu pada diri kita?. Banyak atau bahkan hampir semua insan pernah mencurigai diri sendiri, mencurigai kekuatan yang sudah Allah berikan kepada ciptaan-Nya yang paling tepat dengan dibekali budi yang sehat dan penampilan yang begitu sempurna.
Sekarang mari berfikir lagi, mari kita bertanya pada diri masing-masing, sudahkah kita menghargai diri sendiri? Apakah masih ada rasa tidak percaya dengan dirinya sendiri, atau bahkan tidak bersyukur dengan raga yang telah Tuhan ciptakan pada manusia. Bila kita tidak menghargai diri sendiri, kemudian bagaimana dengan orang lain, apakah orang lain akan menghargai diri kita, sedangkan kita saja tidak menghargai diri sendiri. Mungkin kita pernah sesekali membandingkan diri kita dengan orang lain, entah itu dari segi fisik atau yang lainnya. Memikirkan kekurangan diri sendiri tanpa melihat kelebihan yang masih terkubur lantaran rasa ketidak percayaan diri. Lalu bergotong-royong apa yang berharga, apa yang harus dibanggakan dari diri kita?.
Mari bersyukur lantaran Allah masih memperlihatkan kehidupan yang begitu indah kepada kita semua, jangan membuang waktu hanya untuk membandingkan dengan insan yang lain, lantaran kita semua hidup dengan kehidupan yang telah Allah gariskan. Manusia dikaruniai Allah dengan aneka macam potensi dasar yang sangat besar, akan tetapi kebanyakan orang gres memanfaatkannya sedikit saja lantaran diri ini terlalu sibuk membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain.
Menghargai diri sendiri berarti mensyukuri segala potensi dasar yang telah dikaruniakan dengan memanfaatkannya sesuai dengan tujuan Allah membuat dan memperlihatkan semua itu kepada kita. Di dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya jikalau kau bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jikalau kau mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya, azab-Ku sangat pedih”
Mari menghargai diri sendiri dengan tidak mencela atau bahkan membandingkan lantaran hal itu akan membuat diri kita semakin ciut dan mematikan rasa kepercayaan pada diri, banggalah menjadi diri sendiri “Just Be Your Self”.
Jika kita ingin benar-benar menghormati diri sendiri, marilah dimulai dengan menghargai diri sendiri, serta berusaha menjadi seseorang yang kita inginkan. Berusahalah memahami cara untuk merasa senang dengan diri sendiri dan buatlah biar orang lain memperlakukan kita dengan pantas. Mengembangkan perasaan yang besar lengan berkuasa terhadap menghargai diri sendiri sanggup membantu kita untuk memaksimalkan potensi yang sudah ada dalam diri, potensi akan muncul dengan sejalannya bagaimana kita menghargai diri sendiri dari hal yang terkecil. Apakah kita mengerti bahwa menghargai diri sendiri berdampak nilai yang sangat positif dalam kehidupan. Dapat menyebarkan hubungan yang sehat dan membuat semua orang disekitar kita melihat diri ini ialah seseorang yang patut untuk dihormati.
Salah satu hal yang sanggup membantu kita untuk bisa mendapatkan diri sendiri ialah dengan menghargai diri sendiri. Dalam kehidupan yang bersifat sementara ini, jangan biarkan waktu ini berlalu dengan sia-sia dengan melihat kehidupan orang lain, hanya melihat dan membandingkan saja, tanpa menggali potensi diri dan mengabaikan diri sendiri. Dalam kehidupan ini kita niscaya pernah mencicipi tekanan-tekanan batin akhir kesalahan atau kekurangan seperti: kesalahan dalam berbicara, dalam bersikap, dan sebagainya yang membuat diri ini kecewa dan malah membuat kita minder kepada diri sendiri.
Karena kekurangan, kita merasa tersiksa, rasa penyesalan menumpuk, benci dan lainnya, serta mengakibatkan rasa iri kepada kehidupan orang lain. Bila kita tidak sanggup memecahkan dilema yang ada dalam benak kita, kemudian kita akan mulai membenci orang-orang yang ada disekitar. Hasilnya bundar setan yang akan menghancurkan diri sendiri, yaitu benci terhadap diri sendiri, benci dengan orang lain, dan dibenci dengan orang lain.
Pada dasarnya orang bisa menjadi lebih baik dari yang kemudian ketika mereka bisa untuk mendapatkan dan mengahrgai dirinya dikala ini. Namun menghargai diri sendiri bukan sekedar mementingkan diri sendiri, melainkan bentuk penghargaan kita kepada lingkungan dimana kita berada. Menghormati diri sendiri itu bukan wacana apa yang telah kita lakukan, tapi Siapa kita. Ini ialah wacana perasaan yang dihargai. Ini ialah wacana bisa atau tidaknya kita untuk tegak dan merasa besar hati kepada diri sendiri hanya karna kita ada. Ini ialah wacana cara bagaimana kita sanggup mengasihi diri sendiri untuk diri kita sendiri.
“Respect your self and world will respect you”
Sebuah pepatah usang memperlihatkan bagaimana pentingnya biar mulai menghargai diri sendiri, alasannya ialah segala penghargaan dan kejujuran akan sanggup terpancar melalui tindakan yang kita lakukan.
6 alasan mengapa harus mulai menghargai diri kita sendiri :
- Membangun kepercayaan diri
Dengan kita menghargai diri sendiri, maka dengan dikala itu juga level kepercayaan diri akan meningkat. Kekuatan untuk berani mengahadapi situasi apapun semakin kuat, dan alhasil kita tidak akan merasa dikucilkan pihak lain, - Mudah mendapatkan kritikan
Saat diri kita menghargai diri sendiri, kita akan gampang mendapatkan kritikan orang lain terhadap kita, jangan melarang orang untuk berkomentar wacana bagaimana kita menurutnya, lantaran dari kritikan itu lah justru kita lebih memahami bagaimana diri kita berdasarkan pandangan orang lain lantaran itu bisa menjadi sebuah motivasi untuk berusaha biar lebih baik lagi. - Menghargai diri sendiri membuat kita merasa berharga
Ketika menghargai diri sendiri, artinya kita juga mengasihi diri sendiri, dan merasa bahwa andalah yang paling terbaik. Tak ada seorang pun yang sanggup menghipnotis kita. Penghargaain diri sendiri membantu kita membangun rasa kepercayaan pada diri sendiri semakin besar lengan berkuasa meskipun dalam kondisi yang berat. - Menghargai diri membuata kita berguru untuk tidak membandingkan diri
Ketika kita mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain, maka kita akan kehilangan diri sendiri. - Menghargai diri sendiri mengajarkan untuk mengenal kulitas diri
Ketika mulai mengharga diri sendiri. kita akan mengetahui atau mengenali diri kita lebih dalam lagi. kita akan tahu titik kelemahan serta kekuatan untuk mengatasiapapun. Hal menyerupai ini akan membuat kita menjadi sosok yang lebih baik lagi. - Menghargai diri sendiri membuat kita berguru untuk menjaga diri.
Dengan menghargai diri sendiri kita kita akan berusaha menjaga diri untuk lebih baik lagi, kita akan menjaga badan dan pikiran kita serta lingkungan di sekitar akan menjadi indah dan menenangkan pikiran. Otomatis cara berpikir akan berubah, dan kita akan melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda.
Kita boleh saja membandingkan diri ini dengan orang lain, melihat kelebihan orang lain yang tidak ada di diri kita. Tapi itu bukan alasan untuk menjadikan diri kita merasa terkucilkan. Yang diharapkan ialah menata kembali pola pikir kita untuk hidup kita kedepan nanti, mau jadi apa ketika hidup dihabiskan hanya untuk membandingkan dengan orang lain. kita harus percaya bahwa kita ialah yang terbaik bagi diri kita sendiri. kita hanya perlu selalu bersikap dan berpikir positif pada hidup ini, lantaran hal itu memungkinkan kita untuk memulai menghargai diri sendiri.
Lalu, sudah siapkah kita menghargai diri sendiri?
Sudah pantaskah kita menyebut “YES, I Am An Indispensable Platinum Asset!” atas seluruh kerja keras orang bau tanah kita terhadap diri kita, atas seluruh kerja keras teman-teman kita yang memperlihatkan aneka macam kesempatan terhadap diri kita dan atas seluruh kerja keras kita terhadap diri kita sendiri??
Dan saya telah menuliskan dalam resume serta curriculum vitae saya, “I Am An Indispensable Platinum Asset!”, sebagai salah satu penghargaan tertinggi kepada Tuhan Yang Maha Kuas, kepada orang bau tanah saya, kepada para guru saya, kepada seluruh handi taulan, kerabat dan teman-teman, serta tentunya kepada istri dan bawah umur tercinta.
Semoga bermanfaat ..
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ I Am An Indispensable Platinum Asset!"
Posting Komentar