Selamat Hari Senin, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa & I don’t like Monday!!
Usai shalat tarawih di mesjid, aku pulang termasuk yang terakhir di ketika masjid sudah sepi. Tapi aku menghentikan langkah ketika bahwa ada sebuah tas tergolek di belakang saya. Dengan hati-hati aku angkat tas itu, tas kulit yang bagus sekali dan sedikit agak berat. Tapi aku tidak tahu siapa pemilik tas ini.
Dengan terpaksa aku membuka tas itu untuk mencari isu siapa pemiliknya dan menemukan sebuah bungkusan dari suatu bank. Saya baca ada nama dan alamatnya serta goresan pena sejumlah uang yang aku hitung sekitar 1 milyar rupiah. Terus terperinci aku kaget, antara galau dan rasa amanah aku keluar masjid dan berniat, uang ini harus dikembalikan ke pemiliknya.
Saya pun bergegas memacu kendaraan beroda empat ke alamat yang ada di bungkusan uang itu. Ketika sampai, aku beri salam dan mengetuk pintu rumah. Keluar seorang pria yang menanyakan mau ketemu siapa?
Saya bertanya, “saya mau bertemu pak Syahrul, apakah benar disini rumahnya dan apakah ada?”
Bapak itu menjawab, “saya nama yang saudara cari, ada apa?”
“bapak tadi sholat tarawih di masjid?”, tanya saya.
“ya”, sahutnya.
Saya pun bertanya kembali, “bapak tadi bawa apa ketika sholat? dan apakah bapak merasa kehilangan atau tertinggal sesuatu?”
Pak Syahrul menjawab kembali, “ya, aku membawa tas dan kini tidak tahu dimana, alasannya aku lupa dimana menyimpannya”.
Saya mengeluarkan tas yang tadi diketemukan di mesjid, “tas yang ini bukan pak?”
“Ya yang ini, aduh terima kasih nak. Dalam tas ini bapak nyimpan uang dari bank untuk keperluan keluarga yang sangat mendesak”.
Saya serahkan tas itu dan minta diri untuk pulang. Tapi aku ditahan pak Syahrul, “tunggu nak, ada yang ingin bapak sampaikan padamu sebagai rasa terima kasih bapak”.
Pak Syahrul kemudian memanggil nama seorang wanita. Tidak usang kemudian muncul seorang perempuan bagus dengan pakaian berhijab.
“nak, ini anak saya, ia belum menikah, ia berjanji kepada bapak akan menikah dengan pria yang baik, jujur dan saleh .. dan bapak merasa kau lah orangnya”.
Saya kaget dan dengan tergagap aku berkata, “maaf pak, aku sudah beristri, dan tidak pernah terpikir meminta izin untuk hal menyerupai ini kepada istri saya”.
Pak Syahrul tersenyum sambil berujar, “tenang nak, ini semua alasannya kebaikan anak dan niat baik bapak, semoga bapak nanti yang minta idzin ke istrimu, ada nomor hp-nya?”
Saya mengangguk kemudian menawarkan nomor hp istri aku dan pak Syahrul mencatat nomor tersebut kemudian pribadi menelpon ke istri saya.
Tubuh aku tiba-tiba gemetar saking gemetarnya hingga menyerupai diguncang-guncang apalagi ketika telpon diberikan kepada saya, yang katanya istri aku mau bicara, aku pun menerimanya dyang kemudian terdengar bunyi istri aku yang sangat merdu dan halus, “pah .. berdiri pah .. sudah waktunya sahur ..”
Haduuhh … rupanya aku bermimpi … 😛
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Ayahnya Memintakan Izin Ke Istri Ku Untuk Menikahi Anaknya"
Posting Komentar