✔ Budidaya Jangkrik

Budidaya Jangkrik. Jangkrik atau dalam bahasa ilmiahnya Liogryllus Bimaculatus sangat gencar dibudidayakan alias diternakan belakangan ini seiring dengan meningkatnya seruan pasar. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penggemar burung dan ikan.

Budidaya jangkrik ini banyak dilakukan lantaran waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur jangkrik yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2-3 bulan.Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada ketika ini yaitu Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini sanggup dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang. 

Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina bisa memproduksi lebih dari 500 butir telur. 

Penyebaran jangkrik di Indonesia yaitu merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, usang kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan perjuangan ini banyak dilakukan dikota-kota dipulau jawa. 

Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau ibarat poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung. 

Lokasi untuk budidaya atau beternak jangkrik 
1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan menerima sirkulasi udara yang baik. 
2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan ibarat pasar, jalan raya dan lain sebagainya. 
3. Tidak terkena sinar matahari secara eksklusif atau berlebihan. 
4. Bebas dari gangguan predator 

5. Jauh dari sangkar ayam 

Cara budidaya atau beternak jangkrik 
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan sangkar jangkrik 
Karena jangkrik biasa melaksanakan acara diwaktu malam hari, maka sangkar jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Untuk menjaga kondisi sangkar yang mendekati habitatnya, maka dinding sangkar diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering ibarat daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk daerah persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas sangkar cuilan dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling biar jangkrik tidak merayap naik hingga keluar kandang. Disalah satu sisi dinding sangkar dibentuk lubang yang ditutup kasa untuk menawarkan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. 

Kandang jangkrik biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) sanggup dibentuk dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding sangkar sanggup dibentuk dari triplek. Kandang biasanya dibentuk bersusun, dan sangkar paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan hewan ibarat semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki sangkar dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga. 

2. Pembibitan jangkrik 
Bibit jangkrik yang diharapkan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik yaitu jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, lantaran biasanya mempunyai ketahanan badan yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak sanggup dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk sanggup dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, lantaran lebih agresif. 

Adapun ciri-ciri indukan jangkrik , induk betina, dan induk jantan yang yaitu sebagai berikut: 
a. Indukan betina jangkrik 
sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap dengan kedua kaki belakangnya masih lengkap sehingga bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat. Badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap. Sebaiknya pilihlah induk yang besar dangan menentukan jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari ekspresi dan duburnya apabila dipegang. 

b. Induk jantan Jangkrik 
selalu mengeluarkan bunyi mengerik dengan permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang. Tidak mempunyai ovipositor di ekor 

Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, lantaran pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga jika makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta hewan pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka masakan jangan hingga kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari. 

Sampai ketika ini pembiakan Jangkrik yang dikenal yaitu dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah. 

Induk sanggup memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan masakan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang kala ditambah dengan vitamin. 

Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Makara didalam sangkar khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, biar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah final bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya biar tidak dimakan induknya kemudian sangkar bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale). 

Dalam satu sangkar cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening hingga kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik biar jangan hingga berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari. 

3. Pemeliharaan Jangkrik 
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan persoalan yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada materi kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya sangkar dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka sangkar diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air. 

Perawatan jangkrik disamping kondisi sangkar yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya yaitu gizi yang cukup biar tidak saling makan (kanibal). 

4. Pemberian Pakan jangkrik 
Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibentuk darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan sanggup mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun lantaran kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu. 

5. Pemeliharaan Kandang 
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan sangkar harus diperhatikan serta diusahakan biar ancaman jangan hingga masuk kedalam kandang. 

Hama dan penyakit jangkrik 
1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya 
Sampai kini belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul lantaran jamur yang melekat di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik yaitu semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular. 

2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit 
Untuk menghindari nanah oleh jamur, maka masakan dan daun daerah berlindung yang terkotori jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik sanggup diatasi dengan menciptakan dengan menciptakan kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang. 

3. Pemberian Vaksinasi dan Obat 
Untuk ketika ini lantaran hama dan penyakit sanggup diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik sanggup ditekan seminimum mungkin. Makara santunan obat dan vaksinasi tidak diperlukan. 

Panen Jangkrik 
Peternak jangkrik sanggup memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang sanggup dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik cukup umur untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik. 

Selamat mencoba semoga berhasil.

Sumber http://wirausahainfo.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "✔ Budidaya Jangkrik"

Posting Komentar