Nilai Dan Norma Yang Berlaku Di Masyarakat

NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT
A.    Peran Nilai dan Norma Sosial Dalam Proses Sosialisasi
Norma dan nilai mempunyai kaitan yang sangat erat dalam rangka menghipnotis sikap masyarakat biar tercipta keteraturan dalam tatahubungan antar warga masyarakat. Norma sosial dibentuk untuk melaksanakan nilai-nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat . oleh lantaran itu norma dilengkapi dengan sanksi-sanksi sebagai bentuk ikatan bagi semua masyarakat untuk mematuhinya. Dalam suatu masyarakat nilai dan norma terus mengalami perkembangan sesuai dengan peradaban masyarakat tersebut. Makin maju masyarakat norma dan nilai semakin bersifat ekplisit dan mempunyai jenis yang majemuk untuk mengatur secara terperinci banyak sekali kelangsungan hidup masyarakat.


B.     Nilai Sosial Dalam Masyarakat

a)      Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial yaitu segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai pola sikap yang baik dan dibutuhkan oleh masyarakat. Tiap masyarakat mempunyai sistem yang berbeda yang bersifat bebuyutan dari generasi ke generasi. Nilai sanggup bersumber dari nilai keagamaan, adat-istiadat maupun etika yang terus berkembang dalam masyarakat.

            Oleh lantaran nilai mengandung wacana baik tidaknya perbuatan-perbuatan maka sanggup dikatakan bahwa nilai yaitu hasil dari pertimbangan moral. Nilai bisa berbeda dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ada beberapa hebat sosiologi yang mengemukakan rumusan wacana nilai sosial;

1.      Kimball Young

Mengemukakan nilai yaitu perkiraan yang abnormal dan sering tidak disadari wacana apa   yang dianggap penting dalam masyarakat.

2.      A.W.Green

Nilai yaitu kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.

3.      Woods

Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung usang serta mengarahkan tingkah laris dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari

4.      M.Z.Lawang

Menyatakan nilai yaitu citra mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan sanggup memengaruhi sikap sosial dari orang yang bernilai tersebut.

5.      Hendropuspito

Menyatakan nilai yaitu segala sesuatu yang dihargai masyarakat lantaran mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.


b)      Tolak Ukur Nilai Sosial

Tolok ukur nilai sosial berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain, dan antara satu generasi dengan generasi berikutnya selalu mengalami perubahan. Ada 2 syarat supaya tolok ukur dalam masyarakat bersifat tetap yaitu:

a. Penghargan harus diberikan oleh seluruh warga masyarakat

b. Tolok ukur yang dibentuk harus diterima oleh masyarakat.

c)      Manfaat dan Fungsi Nilai Sosial

a.       Alat untuk menetapkan harga dan kelas sosial seseorang dalam masyarakat.

b.       Faktor penentu bagi insan dalam menjalankan perannya.

c.        Pembentuk cara berfikir dan berprilaku secara ideal dalam masyarakat.

d.       Pengawas, penuntun, pendorong dan penekan individu untuk berbuat baik.

e.       Alat solidaritas yang mendorong masyarakat untuk bekerjasama.

d)     Jenis-Jenis Nilai Sosial

Berdasarkan Pendapat Ahli (Notonagoro);
a)      Nilai Material
Nilai material yaitu nilai yang muncul karna materi tersebut. Nilai terkandung di dalam benda yang dinamakan nilai materil.

b)      Nilai Vital
Nilai vital yaitu nilai yang ada lantaran kegunaanya. Nilai yang muncul lantaran kegunaanya dinamakan nilai vital.
c)      Nilai Kerohaniaan

Nilai keohanian yaitu segala sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi rohani manusia.cth; mendengar ceramah agama. Nilai kerohanian dibedakan tasa 4 macam;
- Nilai kebenaran; bersumber pada akal
- Nilai keindahan (estetis); bersumber pada perasaan
- Nilai kebaikan (moral); bersumber pada kehendak manusia
- Nilai religius; bersumber pada kepercayaan

e)      Ciri-ciri Nilai Sosial

a.       Terbentuk dari hasil interaksi sosial antar warga masyarakat. Cth: nilai kedisipilinan yang dimiliki seseorang lantaran kebiasaan yang diajarkan dirumahnya.
b.      Dapat disebarluaskan melalui pergaulan. Cth; nilai menghargai persahabatan.
c.       Terbentuk melalui proses belajar. Cth; nilai menghargai antrian.
d.      Berbeda-beda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Cth; nilai menghargai waktu, berbeda antara orang barat dengan orang Indonesia.
e.       Mempunyai dampak yang berbeda pada setiap orang.Cth; orang yang mengaggap uang yaitu segala-galanya akan melaksanakan banyak sekali cara untuk mendapat uang.
f.       Pembentuk kepribadian seseorang baik positif maupun negatif. Cth; orang yang mengutamakan kepentingan pribadi dari pada umum akan menjadikan individu tersebut yang egois.
g.      Hasil seleksi dari banyak sekali aspek kehidupan.
f)       Peran Nilai sosial

Peran nilai sosial yaitu sebagai berikut;

a.       Alat untuk memilih harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi seseorang. Misalnya, kelompok masyarakat atas, kelompok masyarakat menengah dan kelompok masyarakat bawah.
b.      Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laris sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
c.       Memotifasi atau memberi semangat dalam mewujudkan dirinya menyerupai yang dibutuhkan oleh penanan-perananya dalam mencapai tujuan.
d.      Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak sanggup dicapai sendiri.
e.       Pengawas, penekan, pendorong untuk berbuat baik.


C.    Norma Sosial Dalam Masyarakat

a.         Pengertian Norma Sosial

Norma sosial yaitu kebiasaan umum yang menjadi patokan sikap dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok biar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun biar kekerabatan di antara insan dalam masyarakat sanggup berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

b.      Jenis-Jenis Norma Sosial

1.      Norma berdasarkan sumber

a)      Norma Agama

Norma agama merupakan norma yang berisi pemikiran bagi insan untuk menjalankan pertintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Norma ini menjunjung insan untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan insan di dunia maupun  di akhirat.

b)      Norma Adat

Norma adat merupakan norma yang mengatur wacana rutinitas sikap sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

c)      Norma kesusilaan/ kesopanan

Norma kesusilaan/ kesopanan dalalah norma masyarakat untuk mengatur kekerabatan insan dalam rangka menghargai harkat dan martabat insan yang lain. Pelanggaran pada norma ini berakibat hukuman pengucilan secara fisik maupun bati.

d)     Norma Hukum

Norma aturan yaitu himpunan peraturan yang formal dan tertulis ketentuan hukuman tegas dibandingkan dengan norma-norma yang lain. Norma ini ditujukan kepada masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, hak dan kewajiban. Norma ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan kedamaian dan akan dikenakan hukuman yang tegas bagi pelanggarnya.

2.      Norma berdasarkan daya ikatnya

a)      Cara (usage) yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan seseorang tapi tidak secara terus  menerus. Cth; cara makanyang baik memakai ajun dan tidak bersuara.

b)      Kebiasaan ( folkways) yaitu  perbuatan yang berulang-ulang dan sama yang dilakukan secara sadar, serta mempunyai tujuan yang terang dan dianggap baik. Cth; membuang sampah pada tempatnya.

c)      Tata Kelakuan yaitu perbuatan yang mecerminkan sifat-sifat tertentu suatu masyarakat yang dilakukan secara sadar sebagai bentuk pengawasan terhadap anggota masyarakat. Cth; larangan perbuatan zina, mencuri dsb.

d)     Adat Istiadat yaitu kumpulan tata kelakuan yang tertinggi yang bersifat awet dan kuat terhadap masyarakat. Cth; pelanggaran terhadap pelaksanaan upacara adat.


D.    Perbedaan Nilai Dan Norma Sosial

Nilai Sosial

  Norma Sosial

Ø  Berada lebih dulu dibandingkan  norma.

Ø  Bersifat implisit.

Ø  Belum mempunyai sanksi.

Ø  Tidak tertulis.

Ø  Berfungsi sebangai pemikiran perilaku.

  Ø  Norma dibentuk untuk melaksanakan nilai.

Ø  Bersifat ekplisit (nyata, terang & tegas).

Ø  Telah mempunyai sanksi.

Ø  Tertulis.

Ø  Berfungsi mengatur dan membatasi perilaku.

E.     Fungsi Nilai Sosial Dan Norma Sosial

a)      Sebagai petunjuh arah dan pemersatu

b)      Sebagai benteng perlindungan

c)      Sebagai pendorong


F.     Penyebab Terjadinya Perubahan Nilai dan Norma

Norma dan nilai intinya akan mengalami perubahan atau pergeseran sesuai dengan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan pengaturan prilaku warga masyarakat untuk membuat tertib sosial. Faktor-faktor penyebab perubahan nilai dan norma diantaranya:

1.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu dan teknologi berkembang dengan seiringnya insan yang terus berinovasi gres untuk membantu dan mempermudah kehidupan manusia, dampak perkembangan iptek juga menghipnotis nilai dan norma masyarakat.

2.      Pengaruh kebudayaan asing;

Dengan meluasnya pergaulan manusia, terutama di masa globalisasi dan dan informasi ketika ini yang melintas batas-batas negara telah menjadikan keinginan-keinginan untuk memalsukan atau mengadopsi budaya aneh tertentu kedalam kebudayaan setempat, menyerupai cara berpakaian (fashion), sistem pendidikan, sistem pertanian, sistem perdagangan dan sebagainya.

3.      Lingkungan baru

Nilai dan norma ccenderung berubah bila seseorang menempati tempat atau lingkungan baru. Dengan perpindahan tersebut terjadi asimilasi yang lambat laun akan mengikuti nilai dan norma sosial yang dianut oleh masyarakat setempat sehingga nilai dan norma yang dibawa dari tempat asal akan memudar.


G.    Sosialisasi

a.       Pengerian sosialisasi

Sosialisasi yaitu sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

b.      Tujuan Sosialisasi

·         Untuk mengetahui nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

·         Untuk mengetahui sosial budaya dalam masyarakat.

·         Untuk mengetahui alam sekitar.

·         Untuk mengtahui lingkungan sosial.

c.       Bentuk dan tahap sosialisasi

1.      Bentuk sosialisasi

Peter L. Berger membedakan sosialisasi menjadi dua jenis yaitu ;

a.       sosialisasi primer

sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan mencar ilmu menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung ketika anak berusia 1-5 tahun atau ketika anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara sedikit demi sedikit beliau mulai bisa membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.Dalam tahap ini, kiprah orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting lantaran seorang anak melaksanakan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

b.      Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder yaitu suatu proses sosialisasi lanjutan sehabis sosialisasi primer  bentuknya yaitu resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

2.      Tahap-tahap sosialisasi

George Herbert Mead beropini bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang sanggup dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.

·   Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami semenjak insan dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman wacana diri. Pada tahap ini juga belum dewasa mulai melaksanakan kegiatan memalsukan meski tidak sempurna. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

·   Tahap memalsukan (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran wacana anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari wacana apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang dibutuhkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial insan berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)

·   Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh kiprah yang secara eksklusif dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai bekerjasama dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara sedikit demi sedikit juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

·   Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah sanggup menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia sanggup bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia cukup umur menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

3. Media sosialisasi

Media sosialisasi yaitu pihak-pihak yang melaksanakan atau melaksanakan sosialisasi. Ada empat media sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan forum pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan media sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh media sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah belum dewasa diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan memakai obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi lantaran dikacaukan oleh media sosialisasi yang berlainan.

Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) media sosialisasi mencakup ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bahu-membahu dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), media sosialisasinya menjadi lebih luas lantaran dalam satu rumah sanggup saja terdiri atas beberapa keluarga yang mencakup kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat media sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, contohnya pengasuh bayi (baby sitter). berdasarkan Gertrudge Jaeger peranan para biro sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar lantaran anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut sahabat bermain) pertama kali didapatkan insan ketika ia bisa berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, sahabat bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun sanggup pula memperlihatkan dampak dalam proses sosialisasi sehabis keluarga. Puncak dampak sahabat bermain yaitu pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan kekerabatan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh lantaran itu, dalam kelompok bermain, anak sanggup mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Media massa merupakan salah satu media sosialisasi yang paling kuat Menurut Dreeben, dalam forum pendidikan formal seseorang mencar ilmu membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari yaitu aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan pinjaman dari orang tuanya dalam melaksanakan banyak sekali pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar kiprah sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

Media massa

Yang termasuk kelompok media massa di sini yaitu media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya dampak media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Contoh:

a.    Penayangan program SmackDown! di televisi diyakini telah menimbulkan penyimpangan sikap belum dewasa dalam beberapa kasus.

b.    Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

c.    Gelombang besar p0rn*grafi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah menjadikan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak jelek lainnya.

·         Media-media lain

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri wacana dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh media ini sangat besar.

H.    Kepribadian

a.       Pengertian kepribadian

Berikut ini yaitu pengertian kepribadian berdasarkan para ahli;
·         Koentjaraningrat menyebut kepribadian sebagai susunan dari logika dan jiwa yang memilih tingkah laris atau tindakan individu.
·         Roucek mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor biologis, psikologi, dan sosiologi yang mendasari sikap seorang individu.
b.      Faktor penentu kepribadian
1.      Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis yaitu karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang bau tanah dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.]

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memperlihatkan sejumlah dapat dipercaya terhadap argumen bahwa faktor keturunan mempunyai kiprah penting dalam memilih kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari sikap dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada belum dewasa kembar yang dipisahkan semenjak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam banyak sekali situasi. Penelitian terhadap belum dewasa memperlihatkan dukungan yang kuat terhadap dampak dari faktor keturunan. Bukti memperlihatkan bahwa sifat-sifat menyerupai perasaan malu, rasa takut, dan berangasan sanggup dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari isyarat genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor menyerupai tinggi tubuh dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan semenjak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini membuktikan bahwa penggalan variasi yang signifikan di antara belum dewasa kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih menyerupai dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

2.       Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi dampak cukup besar terhadap pembentukan abjad yaitu lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang insan sanggup alami. Faktor lingkungan ini mempunyai kiprah dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya mempunyai sedikit dampak pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara mempunyai semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan berangasan bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.

Pengertian Nilai sosial
Nilai sosial yaitu nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap jelek oleh masyarakat.
Untuk memilih sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.

Ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut.
 1.   Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
 2.Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
 3.Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
 4.Merupakan penggalan dari perjuangan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
 5.Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
 6.Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial
 7.Memiliki dampak yang berbeda antarwarga masyarakat.
 8.Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.

Klasifikasi

Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial sanggup dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai secara umum dikuasai dan nilai mendarah daging (internalized value).
Nilai dominan
Nilai secara umum dikuasai yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran secara umum dikuasai tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
    Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, menyerupai politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
    Berapa usang nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) yaitu sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi yaitu antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
    Tinggi rendahnya perjuangan orang untuk sanggup melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, menyerupai Idulfitri atau Natal.
    Prestise atau pujian bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, mempunyai kendaraan beroda empat dengan merek populer sanggup memperlihatkan pujian atau prestise tersendiri.
Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi semenjak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum bisa memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laris dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
    Nilai material, yaitu segala sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi fisik/jasmani seseorang.
    Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung kegiatan seseorang.
    Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi jiwa/psikis seseorang.

Pengertian Nilai Menurut para Ahli
Kimball Young
    Mengemukakan nilai yaitu perkiraan yang abnormal dan sering tidak disadari wacana apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

A.W.Green
    Nilai yaitu kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.

Woods
    Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung usang serta mengarahkan tingkah laris dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari

M.Z.Lawang
    Menyatakan nilai yaitu citra mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan sanggup memengaruhi sikap sosial dari orang yang bernilai tersebut.
Hendropuspito
    Menyatakan nilai yaitu segala sesuatu yang dihargai masyarakat lantaran mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
Karel J. Veeger
    Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) wacana baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai yaitu hasil evaluasi atau pertimbangan moral.
       Dari keenam pendapat para hebat tersebut perolehan setiap prilaku yang lahir dari pihak eksteren sesuai dengan persepsi kelayakan baik dari segi norma hukum, norma adat, terpenting norma agama, maupun dari segi kebiasaan.

Daftar Pustaka
Dari Buku: Hubungan Antar Suku Bangsa, YPKIK, 2004
Geertz, C (1973), The Interpretation of Cultures, Newyork: Basic Book.
Kluckhom, C. (1994). “ Cermin Bagi Manusia” Dalam, Parsudi Suparlan, Editor, Manusia, kebudayaan, dan lingkungannya (Disadur oleh Parsudi Suparlan, dari Mirroro for Man Oleh Clyde Kluchon, New York: MacGraw Hill, 1948). Jakarta: Grafindo Persada, Cetakan-2.
Malinowski, B. (1961), Argonauts of the Western Pacific. New York: Dutton. Paperback.
Malinowski, B. (1994), A Scientific Theory of Culture. Chappel Hill: Univ Of North Caroline Press.
Suparlan, P. (1998), ‘ Model Sosial Budaya bagi penyelenggaraan Transmigrasi  di Irian Jaya’, Majalah Antropologi Indonesia, 57, 1998, hal. 23-47.
Suparlan, P. (1986), ‘ Kebudayaan dan Pembangunan’, Media IKA, Vol. 14, no.11, hal. 106-135. Jurusan Antropologi, U.I.

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nilai Dan Norma Yang Berlaku Di Masyarakat"

Posting Komentar