Tidak jarang ada anak yang mengeluhkan orangtua-nya pilih kasih. Tentunya Anda sebagai orangtua berusaha semaksimal mungkin untuk mengasihi belum dewasa secara merata.
Riset menemukan bahwa umumnya anak meyakini bahwa perlakuan yang mereka dapatkan tidaklah sama.
Anak-Anak
Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Mariage and Family, diketahui bahwa 75% ibu mengakui merasa lebih erat dengan anak sulung.
Alasannya bahwa anak sulung (anak pertama) dinilai lebih cukup umur dan lebih usang bersama dengan orangtuanya (dibandingkan adik-adiknya).
Peneliti juga menjelaskan bahwa anak sulung umumnya lebih difavoritkan oleh orangtuanya, adapun anak bungsu (atau secara umum anak yang usianya lebih muda) kalah pamor, walaupun tidak selalu alasannya ada faktor-faktor lain yang menyertai.
Anak bungsu juga sanggup menjadi “anak favorit” alasannya sering dimanja orangtua-nya.
Dimana disebagian kondisi, ada orang bau tanah yang memberi tekanan berlebihan terhadap anak sulung (anak yang lebih tua). Anak sulung diberikan lebih banyak kiprah dan anak bungsu terlalu dimanja.
Adanya rasa ketidak-adilan antara adik dan abang harus dihilangkan. Pada dasarnya, setiap anak sangat butuh dicintai.
Jika anak merasa tidak mendapat “cinta” maka mengakibatkan anak sakit hati. Orang bau tanah harus peka sehingga terhindar dari melukai perasaan anak, dan mencegah seorang anak iri pada anak lainnya.
Sebuah cerita tragis di India, dimana seorang anak gadis bunuh diri di India. Sebelum kematiannya, dirinya menciptakan sebuah surat yang isinya: “Saya merasa tidak diinginkan alasannya orangtua saya lebih perhatian kepada adik saya yang lelaki”.
Itu merupakan pola dari ancaman yang ditimbulkan jawaban orang bau tanah tidak peka. Orang bau tanah secara tidak sadar memberi perlakuan yang tidak adil antara satu anak dengan anak lainnya.
Anak gadis di India tersebut merasa diabaikan alasannya orang tuanya lebih memperhatikan adik lelakinya.
Bahkan di dalam suratnya tersebut, ia menyampaikan bahwa telah ditelantarkan oleh orangtuanya. Hal ini dipublikasikan oleh polisi setempat yang menangani masalah ini.
Orang bau tanah sering melaksanakan kesalahan yakni terlalu mengistimewakan anak bungsu sehingga membebani anak sulung. Misalnya anak sulung dibebani dengan kiprah mengurus rumah, menjaga adik, dll.
Hal sebaliknya, kesalahan orang bau tanah yakni membanding-bandingkan anak bungsu dengan sulung. Misalnya, seorang ibu mengatakan: “Lihat kakakmu mendapat prestasi di sekolahnya, sedangkan kau tidak”.
Kebisaan membanding-bandingkan anak ini harus dihilangkan, alasannya sanggup melukai perasaan anak. Jika ingin memperlihatkan motivasi, lakukan secara bijak.
Penutup
Setiap orangtua tentu sayang anak-anaknya, tapi yang dikhawatirkan masih banyak orang bau tanah yang keliru dalam memperlakukan anak-anaknya, sehingga menjadikan kesan pilih kasih.
Sebenarnya orang bau tanah tidak harus memperlakukan anak dengan sama persis, yang penting perlakuan orang bau tanah sanggup menjadikan kesan adil di dalam hati anak-anak.
Sumber http://www.freshbugar.comRiset menemukan bahwa umumnya anak meyakini bahwa perlakuan yang mereka dapatkan tidaklah sama.
Anak-Anak
Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Mariage and Family, diketahui bahwa 75% ibu mengakui merasa lebih erat dengan anak sulung.
Alasannya bahwa anak sulung (anak pertama) dinilai lebih cukup umur dan lebih usang bersama dengan orangtuanya (dibandingkan adik-adiknya).
Peneliti juga menjelaskan bahwa anak sulung umumnya lebih difavoritkan oleh orangtuanya, adapun anak bungsu (atau secara umum anak yang usianya lebih muda) kalah pamor, walaupun tidak selalu alasannya ada faktor-faktor lain yang menyertai.
Anak bungsu juga sanggup menjadi “anak favorit” alasannya sering dimanja orangtua-nya.
Dimana disebagian kondisi, ada orang bau tanah yang memberi tekanan berlebihan terhadap anak sulung (anak yang lebih tua). Anak sulung diberikan lebih banyak kiprah dan anak bungsu terlalu dimanja.
Adanya rasa ketidak-adilan antara adik dan abang harus dihilangkan. Pada dasarnya, setiap anak sangat butuh dicintai.
Jika anak merasa tidak mendapat “cinta” maka mengakibatkan anak sakit hati. Orang bau tanah harus peka sehingga terhindar dari melukai perasaan anak, dan mencegah seorang anak iri pada anak lainnya.
Sebuah cerita tragis di India, dimana seorang anak gadis bunuh diri di India. Sebelum kematiannya, dirinya menciptakan sebuah surat yang isinya: “Saya merasa tidak diinginkan alasannya orangtua saya lebih perhatian kepada adik saya yang lelaki”.
Itu merupakan pola dari ancaman yang ditimbulkan jawaban orang bau tanah tidak peka. Orang bau tanah secara tidak sadar memberi perlakuan yang tidak adil antara satu anak dengan anak lainnya.
Anak gadis di India tersebut merasa diabaikan alasannya orang tuanya lebih memperhatikan adik lelakinya.
Bahkan di dalam suratnya tersebut, ia menyampaikan bahwa telah ditelantarkan oleh orangtuanya. Hal ini dipublikasikan oleh polisi setempat yang menangani masalah ini.
Orang bau tanah sering melaksanakan kesalahan yakni terlalu mengistimewakan anak bungsu sehingga membebani anak sulung. Misalnya anak sulung dibebani dengan kiprah mengurus rumah, menjaga adik, dll.
Hal sebaliknya, kesalahan orang bau tanah yakni membanding-bandingkan anak bungsu dengan sulung. Misalnya, seorang ibu mengatakan: “Lihat kakakmu mendapat prestasi di sekolahnya, sedangkan kau tidak”.
Kebisaan membanding-bandingkan anak ini harus dihilangkan, alasannya sanggup melukai perasaan anak. Jika ingin memperlihatkan motivasi, lakukan secara bijak.
Penutup
Setiap orangtua tentu sayang anak-anaknya, tapi yang dikhawatirkan masih banyak orang bau tanah yang keliru dalam memperlakukan anak-anaknya, sehingga menjadikan kesan pilih kasih.
Sebenarnya orang bau tanah tidak harus memperlakukan anak dengan sama persis, yang penting perlakuan orang bau tanah sanggup menjadikan kesan adil di dalam hati anak-anak.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Benarkah Anak Bungsu Lebih Disayang Orangtua?"
Posting Komentar