Sri Mulyani Indrawati, salah satu srikandi Indonesia yang sangat hebat. Kepandaian serta kepribadian yang kuat menciptakan ia diakui dunia. Ibu Ani—begitu biasa dipanggil—terpilih sebagai perempuan paling kuat ke-23 versi majalah Forbes tahun 2008. Selain itu, terbaik nomor 2 di Indonesia versi majalah Globe Asia tahun 2007. Beliau pun tercatat sebagai Menteri Keuangan tebaik se-Asia di tahun 2006 oleh Emerging Market dan majalah Euromoney.
Kenalan dulu yuk dengan menteri gres yang satu-satunya perempuan ini! Prinsip-prinsip hidup ia akan menciptakan kau semakin kagum dengan sosoknya. Apa saja ya?
Ketika tahun 2008, perekonomian sedang tidak karuan. Beberapa negara kepingan di Amerika bangkrut, bagaimana bisa negara berkembang menyerupai Indonesia selamat? Wanita kelahiran 26 Agustus 1962 ini menghadapi pilihan terberat di dalam hidupnya. Ikut rapat dengan para pelaku usaha, atau ke rumah sakit menemani sang ibu yang ketika itu dalam kondisi kritis.
Akhirnya, memimpin rapatlah jalan yang dipilih meski hatinya sangat kacau memikirkan keadaan ibunya. Beliau sadar, nasib negeri digantungkan pada bahunya. Langkah-langkah pun dirumuskan untuk menuntaskan problematika ini sampai tidak tidur berhari-hari. Hanya dalam hitungan 48 jam, segala hal penting di Indonesia dari hulu ke hilir harus di-handle. Mulai dari kurs, suku bunga, devisa, rush, neraca perdagangan, likuiditas, dan sebagainya. Semua ia pikirkan dengan matang sampai ke detilnya. Konon, rapat ini jadi tonggak dibangunnya benteng tebal yang menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi global lho, smart buddies.
Seusai rapat, Ibu Ani menerima kabar bahwa sang ibu telah dipanggil Tuhan. Sedang morat-marit mengurus negara, tiba-tiba orang tersayang harus pergi. Jiwa ia tentu sangat terguncang dan bimbang. Meninggalkan rapat dan tiba ke rumah duka, atau meneruskan rapat dengan risiko tidak bisa melihat wajah sang ibu lagi untuk terakhir kali. Namun ia tahu, bahwa Indonesia lebih membutuhkannya ketika itu. Setelah semua rapat berakhir, Ibu Ani mengambil wudhu dan sholat. Ketika berdoa, tangisnya pun tumpah sejadi-jadinya. "Saya tetaplah insan biasa, seorang anak yang gres kehilangan ibunya."
Berkat cucuran keringat dan kerja kerasnya, kita semua tidak mencicipi kurs mata uang hancur menyerupai negara lain. Pabrik-pabrik juga masih sanggup beroperasi, tidak harus tutup menyerupai di Amerika. Tidak ada PHK dan harga-harga tidak melonjak. Upaya ia menahkodai keuangan dan perekonomian di Indonesia berbuah manis.
Tidak hanya bertanggung jawab untuk pekerjaan, tapi juga keluarga. Sebesar apa pun tugas di kementerian, perempuan yang suka kuliner dan karaoke ini tetap seorang ibu. Beliau setiap pagi menyebarkan bekal untuk anak-anaknya. Ketika ujian dan menerima nilai jelek, ia juga ketar-ketir lho. Selain ibu, juga sosok istri yang bertanggung jawab untuk suami dan urusan rumah tangga.
Sosok Ibu Sri Mulyani yang kini tentu tidak lepas dari imbas lingkungan keluarga. Orangtua beliau, Prof. Satmoko (alm.) dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko (alm.) membentuk aksara Ibu Ani dan saudara-saudaranya. Keduanya mengabdikan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan. Ibu Ani ialah anak ke-7 dari 10 bersaudara. Pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" menggambarkan sebagian perjalanan hidup keluarga ini. Kedua orangtua Ibu Ani menekankan pada anak-anaknya untuk sekolah setinggi langit. Itulah mengapa mereka tumbuh menjadi orang-orang berprestasi dan berpendidikan tinggi. Prestasi mereka selalu menonjol sehingga sekolah gratis dan menerima beasiswa di dalam maupun luar negeri.
Ada tiga poin penting pemikiran yang diingat Ibu Ani sampai ketika ini. Pertama, anak dididik untuk selalu bersatu dan bersama-sama. Kedua, selain harus pintar secara akademik, bawah umur juga diarahkan aktif dalam aktivitas luar sekolah. Misalnya pramuka, PMR, paduan suara, voli, basket, atau hiking. Ketiga, jadikan membaca sebagai kebiasaan, bahkan hobi. Kompas dan Suara Merdeka ialah bacaan wajib mereka lho!
Psst, ada kebiasaan unik dalam keluarga Satmoko ini. Meskipun bawah umur sudah arif balig cukup akal dan punya jabatan bergengsi, restu orangtua tetap jadi nomor satu. Minta restu orangtua via telepon, surat, atau bertemu eksklusif dalam menghadapi problem penting ialah tradisi. Dalam bahasa Jawa, istilahnya ialah disuwuk, atau dicium ubun-ubunnya. Setelahnya, didoakan dan mengucap pepatah Jawa "rawe-rawe rantas malang-malang puting". Artinya, segala sesuatu yang menghalangi dalam mencapai tujuan harus disingkirkan. Misalnya, ketika akan menikahkan anak atau ingin ujian profesor. Dengan disuwuk, mereka akan mencicipi energi nyata yang membawa aura baik.
Mungkin yang ada di benak kebanyakan orang, jadi menteri itu niscaya banyak uang. Ke mana-mana naik kendaraan glamor dan kehidupan ekonomi niscaya terjamin. Eits, jangan salah sangka dulu! Hal demikian tidak terjadi pada Ibu Ani dan keluarganya. Sejak kecil, Bapak dan Ibu Satmoko mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan pada kesepuluh anaknya. Itulah mengapa, hal ini juga diterapkan pada ketiga anaknya. Ketika menjadi menteri, gajinya 'hanya' 19 juta rupiah. Dengan dana sekian, ia harus pandai-pandai mengatur untuk biaya rumah tangga dan sekolah anak-anaknya. Saling membantu dengan sang suami, ia menabung bertahap untuk masa depan putra-putrinya.
Ketika Dewinta Illinia, putri sulungnya hendak kuliah ke Australia, ia berpesan dari hati ke hati. Buku tabungan yang berisi gajinya ketika menjabat sebagai Executive Director International Monetary Fund tahun 2002-2004 diberikan. Pesannya adalah “Kamu harus hidup dengan ini. Mama enggak punya uang sekarang, beda dengan dulu,” tutur beliau. Di negeri kanguru tersebut, besar keinginan semoga putrinya bisa hidup sederhana, belajar tekun, dan segera lulus.
Sosok Ibu Ani tidak pernah bisa jauh dari keluarganya. Melepas putri sulungnya tentu berat, namun ia relakan demi masa depan. Moral yang diterapkan ialah harus hidup sesuai kemampuan dan stay on the track. Semasa Dewinta kuliah di Australia, Ibu Ani memakai honor semaksimal mungkin sebab masih ada 2 anak lagi yang perlu dibiayai. Terlebih, anak keduanya masuk ke Kedokteran UI. Uang yang dimiliki pun semakin menipis. Namun ia tetap berusaha sekuat tenaga. Bahkan, kalau perlu akan bekerja tanpa henti.
Sikap ini berasal dari nilai hidup yang diajarkan orangtuanya. Ibu Ani dan saudara-saudaranya dibiasakan hidup dengan apa yang mereka miliki. Jadi, tidak berangan yang macam-macam, jujur, tidak mengambil hal orang lain, dan tidak materialistik.
Ibu dari 3 orang anak ini merupakan sosok yang sangat tegas. Hal ini terbukti ketika menjadi Menteri Keuangan di masa SBY. Waktu itu, aneka macam tekanan politik menimpa beliau. Banyaknya terobosan yang dicetuskan demi membersihkan kementerian dari KKN dan birokrasi yang sulit, ia seolah-olah 'terbuang'. Disangkutpautkan dengan kasus bailout Bank Century. Beliau menerima tuduhan ikut andil dalam kasus berkepanjangan tersebut.
Wanita berkacamata nan bersahaja ini mendapatkan kado menyakitkan ketika ulang tahunnya. Dana talangan Bank Century yang ia setujui mulai dipermasalahkan dan meledak sempurna di hari lahirnya. Beliau diserang habis-habisan oleh dewan perwakilan rakyat sebab seharusnya tidak mencarikan dana sebesar 6 trilyun untuk bank 'kecil' menyerupai Century. Susah payah menjelaskan alasannya dengan perumpamaan. “Jika ada rumah terbakar, mustahil dibiarkan sebab api bisa aben seisi kampung.” Bahwa di dalam rumah itu ada perampok, “Ya tangkap perampoknya,” ucapnya dengan bunyi bergetar. Apa yang ia dapat? Disudutkan dan cercaan tiada henti.
Beliau tetap mengikuti aturan, dan berpegang teguh pada kebenaran. Perjuangannya menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi global dibayar dengan tamparan dan tuduhan menyakitkan. Tidak ingin nuraninya tersakiti, ia lebih menentukan untuk melepas jabatan menterinya. Wanita berambut sebahu ini tidak mau diombang-ambing oleh kepentingan politik segelintir pihak. Terlebih, bila bertentangan dengan watak yang diyakininya. Keteguhan hati meyakinkan bahwa kejujuran dan ketegasannya akan dihargai di luar sana. Meski berat, tapi ia mencoba merelakan keputusan yang diambil beserta risikonya.
Wanita andal pencanang LPDP bagi mahasiswa Indonesia ini menyerupai permata terpendam. Tindakan yang dipilihnya tidak berujung sia-sia. Seusai 'keterasingannya', Bank Dunia mengatakan untuk menjadi Direktur Pelaksana di Washington DC. Beliau sukses berpegang teguh prinsip-prinsipnya dan tidak bisa didikte siapa pun. Hal ini menunjukan bahwa Ibu Ani ialah pribadi yang baik dan jujur.
Jika Ibu Ani melaksanakan korupsi, maka ia tidak perlu susah-susah menyekolahkan anak-anaknya, bukan? Banyak kasus korupsi di departemennya diungkap oleh ia lho. Baginya, korupsi ialah hal yang tidak layak dilakukan. Apalagi, orangtuanya melarang keras.
Dibanding harus korupsi, ia lebih bahagia beramal. Hal ini dituturkan supir pribadinya eksklusif lho sebelum ia bekerja di Amerika. Seringkali, Ibu Ani berhenti di tengah jalan hanya untuk memberi uang kepada pengamen jalanan. Bukan hanya sesekali, namun berkali-kali. Beliau tidak tega melihat kesengsaraan orang lain.
Itulah empat prinsip hidup yang menciptakan Ibu Sri Mulyani menjadi sosok menyerupai ketika ini. Jadi, moral apa saja yang kau petik? Share di kolom komentar blog Ruangguru.com ya! :) (TN)
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "4 Prinsip Hidup Yang Menciptakan Sosok Sri Mulyani Dikagumi"
Posting Komentar