Aku Ini Benar Atau Salah Ya? Katanya.

Dia menyampaikan bahwa banyak orang mengalami keraguan sesudah mengambil sebuah keputusan.
Dia menyampaikan bahwa banyak orang mengalami keraguan sesudah mengambil sebuah keputusan Aku Ini Benar Atau Salah Ya? Katanya.



Yang menciptakan ia heran yaitu ketika sebagian orang mengambil keputusan dengan mantap dan merasa tenteram, namun sesudah itu mereka mulai berpikir bahwa mereka ini benar atau salah ya?



Dia juga menyampaikan bahwa ini mengingatkannya akan kisah yang sangat menarik pada masa awal kehidupannya sebagai biksu. katanya,"Ada seorang biksu-ia sekarang biksu yang sangat senior di wihara kami, yang suatu hari jatuh sakit." 

Katanya,"Saat itu saya yaitu biksu yang bertanggung jawab terhadap persediaan barang di wihara. Biksu ini tahu bahwa saya cukup tegas dan ketat, biksu ini sedang memerlukan obat dan ia mengambilnya tanpa sepengetahuan saya. Pada lalu hari biksu ini berpikir bahwa ia telah mencuri."



Setelah tiga atau empat hari memikir-mikirkan ini terus, katanya biksu ini dipenuhi begitu banyak penyesalan, alasannya yaitu mencuri yaitu pelanggaran yang dapat membuatnya berhenti menjadi biksu. Biksu ini sudah siap mengenakan celana panjang lagi dan kembali ke rumahnya, alasannya yaitu biksu ini berpikir bahwa ia sudah melanggar peraturan yang besar.



Katanya,"Ketika biksu ini bertanya kepada Ajahn Chah", Ajahn Chah berkata kepada biksu ini bahwa jikalau itu salah, kau niscaya sudah tau ketika itu. Kamu tidak apa-apa." 

Katanya juga, "Dan menyerupai hampir semua yang dikatakan Ajahn Chah, ucapan itu bagaikan ledakan besar yang menggelegar dalam batin."



Katanya, "kata-kata itu eksklusif menembus ke inti masalah," alasannya yaitu pada ketika itu terjadi, biksu ini merasa bahwa ini yaitu hal yang benar dilakukan. Namun sesudah itu biksu ini mulai berpikir, bertanya kepada orang lain, dan dari sana mulai jadi ruwet. Dari sanalah keraguan muncul.



Dia menyampaikan bahwa ketika kita kembali melihat apa yang kita lakukan, kita tak akan pernah dapat melihat sejernih ketika itu terjadi. Itulah sebabnya gampang memasukkan tambahan-tambahan ini. Katanya, "Biksu tadi berkata, "Namun Ajhn Chah mengatakan, "Tidak kok. Jangan cemaskan dilema menyerupai itu pada lalu hari. Pada ketika terjadi, itulah waktu yang paling penting! Saat itulah kita tahu mana yang baik dan yang buruk."



Dia menyampaikan bahwa terkadang ketika kita melihat kembali apa yang telah kita kerjakan, kita merenung apakah kita melaksanakan hal yang benar atau salah? Buang-buang waktu saja melihat balik dengan cara menyerupai itu. Pada ketika itu, kita niscaya sudah mengetahuinya.



Dia bertanya bagaimana perasaan kita sesudah melakukannya? atau sempurna satu detik setelahnya, ketika kita mengatakannya kepada pasangan kita. Bagaimana perasaan kita ketika itu? Penilaian ketika itu akan menggambarkan dengan lebih akurat kepiawaian atau kelalaian suatu perbuatan.



Katanya jikalau kita melihat kebelakang, itu hanya akan menciptakan dilema menjadi tambah rumit. Ketika kita menambah-nambah sesuatu pada insiden yang telah lewat itu, maka kita tidak akan dapat melihat kebenaran itu lagi.




"Dia" yang saya ceritakan di atas yaitu Ajahn Brahm, "Aku Ini Benar Atau Salah Ya?" Dalam bukunya "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!" Dimodifikasi demi kepentingan pendidikan.

Sumber http://armandrivay.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aku Ini Benar Atau Salah Ya? Katanya."

Posting Komentar