a. Penyakit bercak daun (Gray leaf spot);
penyebab cendawan Pestalotia palmarum Cooke.
Gejala: (1) timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan hingga kelabu;
(2) bercak-bercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan.
Pengendalian: bibit disemprot dengan fungisida contohnya Dithane M-45 atau Perenox dengan takaran 0.1-0.2 %
b. Penyakit Busuk Janur (spear rot).
Penyebab: cendawan Fusarium sp.
Gejala: (1) timbul becak-becak tembus cahaya pada permukaan daun yang kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk becak yang lebih besar; (2) pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli cendawan;
(3) daun yang terjangkit akan mati lebih cepat.
Pengendalian: menyemprotan bibit atau tumbuhan muda dengan fungisida yang mengandung senyawa Cu, contohnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.
c. Penyakit Bercak Daun (Brown leaf)
Penyebab: cendawan Helminthosporium incurvatum.
Gejala: (1) pada permukaan daun timbul bercak-bercak bundar kecil yang kemudian bertambah besar dan berubah warna menjadi coklat tua;
(2) bercak-bercak tersebut kemudian bermetamorfosis lonjong dan memanjang. Pengendalian: semprotlah bibit atau tanamanmuda yang gres dipindahkan dengan fungisida Difolatan 4F, Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
d. Penyakit Busuk Kuncup (Pre-emergent shoot rot)
Penyebab: cendawan Marasmius palmavirus.
Gejala: (1) menyerang benih yang gres tumbuh. Pada stadium nanah awal, jikalau sabutnya dibuka terlihat bercak-bercak dan lapisan miselia berwarna putih atau putih kemerah-merahan pada kuncup dan tepi bakal daun;
(2) penyakit ini sanggup timbul akhir benih yang ketularan, baik waktu di lapangan maupun waktu berkecambah.
Pengendalian:
(1) untuk mencegah nanah pada benih, sebelum benih disemauikan sebaiknya didesinfektir dahulu dengan fungisida dengan jalan merendamnya di dalam larutan Difolatan 4F; (2) usahakan adanya sanitasi dan menghindarkan terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi dipersemaian, alasannya ialah cendawan ini akan berkembang baik pada kelembaban tinggi.
7. Penyakit Menyerang Tanaman Muda
a. Penyakit Busuk Tunas (Bud rot); penyebab cendawan Phytophthora palmivora Buttler.
Gejala: (1) mengeringnya daun-daun muda di tengah-tengah tajuk;
(2) daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya;
(3) pangkal membusuk, yang kemudian sanggup mencapai titik tumbuh sehingga pertumbuhan tumbuhan terhenti dan mati;
Pengendalian: belum diketahui cara penanggulangan yang tepat dan efektif.
b. Penyakit sarang Laba-laba (Leaf blotch); penyebab cendawan Corticium penicillatum
Gejala: (1) adanya becak-becak kecil basah, umumnya pada permukaan bawah daun bibit kelapa, berbentuk bulat, berdiameter kurang dari 3 mm dan berwarna coklat muda
(2) bercak-becak meluas dengan cepat, dan warnanya bermetamorfosis cokalt tua. Beberapa becak bersatu dan terjadi nekrosis besar memanjang tidak beraturan.
Cara pencegahan:
(1) semprotlah bibit atau tumbuhan muda dengan fungisida mirip Benlate, Dithane M-45, atau lainnya;
(2) daun yang terjangkit sebaiknya dipotong dan dibakar; (3) hindarilah terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi
Penyakit Menyerang Tanaman yang Menghasilkan
a. Penyakit Pucuk Busuk (Bud rot)
Penyebab: cendawan Phythopthora palmivora, Erwinia sp., Bacillus sp., gangguan fisiologis dan akhir sembaran petir.
Gejala: (1) pucuk atau tunas bakal daun mengalami pembusukan sebelum sempat tumbuh keluar. Pembusukan akan menjalar kebagian lainnya. Bila pangkal pelepah terkena, tumbuhan layu dan lambat laun mati;
(2) pada tumbuhan tua, mahkota kelihatan menguning dan lambat laun berguguran mulai dari ujung. Buah-buah yang masih muda kemudian rontok.
Pada kerusakan yang berat, mahkota daun gugur seluruhnya.
Pengendalian:
(1) jikalau nampak tanda-tanda ini, berilah bordo pasta 1% pada belahan yang diperkirakan terjangkit penyakit ini, sebelumnya telah dibersihkan terlebih dulu;
(2) semprotkan bubur Bordo 1% atau fungisida lainnya mirip Koper oxyclorida, Dithane M-45 dan alin-lain untuk mencegah penularan.
Penyebab: Thielaviopsis sp., Botrydiplodia sp., Fusarium sp., Chlaropsis sp., kuman Erwinia sp., dan Pseudomonas sp.
Gejala: (1) layu yang muncul secara tiba-tiba pada seluruh belahan daun mahkota. Kemudian warna bermetamorfosis kusam, pelepah-pelepah bergantungan dan kesudahannya berguguran berikut tandan buahnya;
(2) proses maut sangat cepat 1-3 bualan semenjak tanda-tanda awal mulai muncul. Pengendalaian:
(1) penataan air tanah dengan menciptakan saluran-saluran drainase;
(2) pengoalah tanah yang abik, berupa pemeliharaan, pemupukan dan contoh tanam yang tepat;
(3) karantina tumbuhan biar tidak terjadi kemudian lintas gelap yang sanggup menjadikan penyebaran penyakit dari satu tempat ke tempat lain;
(4) menanam bibit yang sehat, subur dan kuat. Membongkar dan membinasakan tumbuhan yang terjangkit penyakit.
Penyebab: (1) faktor lingkungan yang buruk contohnya aera, genangan air dan kekeringan;
(2) faktor kultur teknis, contohnya cara pengolahan tanah yang tidak berdasarkan Aturan, penggunaan pestisida yang tidak tepat, pemupukan yangkurang dan tidak teratur;
(3) keadaan vegetasi, contohnya kebun banyak gulma dan kotor;
(4) Faktor hama/penyakit yang berkembang biak tanpa terkontrol;
(5) faktor fisiologis, contohnya gangguan pada akar akhir kondisi tanah yang kurang cocok, sehingga metabolisme tumbuhan terganggu.
Gejala: (1) seluruh atau sebagian daun berwarna kuning terutama jikalau terkena sinar matahari;
(2) tumbuhan tumbuh kerdil, makin ke pucuk ukuran pelepah dan daun makin kecil; (3) sebagian pelepah belahan atas kurus dan menekuk pada ujungnya dan sebagian pelepah belahan bawah menggantung dan kering;
(4) bunga dan bakal buah jarang sekali. Buah muda berguguran dan sedikit sekali yang sanggup menjadi tua. Ukuran buah kecil dan bersegi-segi tidak teratur;
(5) ukuran mayang yang tumbuh sesudah pohon sakit lebih pendek dan kecil, merekah serta terbuka tidak sempurna. Adakalanya mayang yang masih terbungkus;
(6) membusuk ibarat serangan penyakit busuk.
Pengendalian: dilaksanakan melalui perbaikan sanitasi, kultur teknis dan tindakan lain.
Penyebab: cendawan Pestalotia sp., Gloeosporium sp., Helminthosphorium sp., Fusarium sp., Thielaviopsis sp., Curvularia sp., dan Botrydiplodia sp. Penyebaran penyakit ini melalui penyebaran spora melalui udara, air ataupun serangga.
Gejala: (1) pada daun muda dan renta terdapat becak-becak dalam banyak sekali bentuk dan rupa; (2) pada banyak sekali belahan daun terjadi perubahan warna, mula-mula berupa bintik-bintik kuning, kemudian hijau yang berangsur hilang;
(3) bintik-bintik meninggalkan bekas jelas berupa warna tertentu mirip hitam, abu-abu dan coklat. Bagian tersebut kemudian kering alasannya ialah jaringan mati;
(4) bentuk pinggiran becak-becak tidak teratur, ada yang berupa lingkaran, oval, lonjong atau belah ketupat;
(5) pada serangan berat seluruh mahkota dan daun kelihatan kering, daun-daun dalam keadaan mennutup. Pada tumbuhan yang telah berbuah, akhir tidak eksklusif buah-buah muda atau putik gugur sebelum waktunya.
Pengendalian:
(1) memotong belahan daun yang terserang, kemudian dibakar hingga habis;
(2) tumbuhan disemprot dengan fungisida, contohnya Dithane M-45, Difotan 4F, Koper Oxychlorida atau Cobox 50, dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
e. Penyakit Rontok Buah (Immature Nut Fall)
Penyebab: cendawan Phythophthora palmivora.
Gejala: (1) buah rontok;
(2) pada belahan pangkal buah terdapat belahan yang busuk. Atau sebagi akhir cendawan Thielaviopsis paradoxa.
Pengendalian:
(1) pemupukan yang teratur dan pemberian air pada ekspresi dominan kemarau;
(2)menyemprot tumbuhan yang terjangkit dengan fungisida yang mengandung Cu, contohnya bubur Bordo atau Koper Oxyclorida
f. Penyakit Karat Batang
Penyebab: cendawan Ceratostomella paradoxa.
Gejala: (1) batang menjadi rusak dan dari celah-celah batang yang berwarna karat akan keluar cairan, dimana jaringan pada belahan ini telah rusak;
(2) terjadi gangguan fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhannya.
Pengendalian: menyayat atau mengerok belahan yang rusak, tutup dengan epilog luka (misalnya ter).
g. Penyakit Busuk Akar
Penyebab: cendawan Ganoderma lucidum. Gejala: pembusukan akar akhir permukaan air tanah yang dangkal, drainase buruk dan tata udara yang buruk.
Pengendalian: perbaikan sifat-sifat fisik tanah dan pembuatan saluran-saluran drainase. Pohon yang terjangkit penyakit dibongkar dan dibakar pada tempat yang terpisah.
h. Penyakit Akar
Penyebab: cendawan benalu yang kadang kala diperburuk pula dengan adanya gangguan nematoda parasit.
Gejala: (1) adanya perubahan warna daun secara berangsur-angsur. Warna kuning pucat pada daun terbawah berangsur-angsur hilang ke belahan daun yang lebih muda;
(2) ujung-ujung daun mengkerut dan banyak yang kering. Gejala ini mirip tanda-tanda defisiensi unsur hara, alasannya ialah terjadinya gangguan transportasi dalam jaringan tanaman. Pengendalian: dengan cara kultur teknis dan sanitasi mirip yang dilakukan pada penyakit layu natuna
Sumber http://equatornusantara.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa [Bagian 2]"
Posting Komentar