Afrika bukan lagi sebuah koloni di mana negara-negara AS dan Eropa sanggup memperoleh semaunya budak. Negara-negara di benua perlu menyebarkan dan mereka mempunyai hak untuk melaksanakan kolaborasi ekonomi dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Strategi gres AS terang menganggap Afrika sebagai lingkup imbas AS seperti melihat benua itu seperti itu masih merupakan koloni Barat. Pernyataan Bolton sekali lagi memberikan penghinaan AS untuk Afrika.Washington harus menghormati Cina dan Rusia serta hak negara-negara Afrika untuk memilih. Mereka yakni anggota independen dari komunitas internasional. Dukungan yang diberikan oleh AS dan negara-negara Barat lainnya untuk pembangunan Afrika terlalu sedikit. Ini yakni hak yang tidak sanggup dicabut bagi masyarakat Afrika untuk mencari pendanaan dan dukungan teknologi dari yang lain. Para elit AS dan Eropa tidak pernah benar-benar peduli perihal perkembangan Afrika atau mereka benar-benar menghormati negara-negara Afrika sebagai kawan yang setara. Mereka lebih suka menjaga Afrika dalam keadaan bodoh dalam jangka panjang, mempunyai pemerintahan demokratis Barat yang dibebankan pada mereka dan menundukkan benua itu pada persyaratan Barat untuk pertolongan ekonomi.Jenis kerjasama gres antara negara-negara berkembang menyerupai Cina dan negara-negara Afrika telah mengubah situasi masa kemudian di mana negara-negara Afrika hanya sanggup bergantung pada Barat yang telah sangat mengganggu AS dan Eropa. Mereka memfitnah Cina dengan menuduhnya menjarah sumber daya dan membuat "perangkap utang."
Perangkap utang terasa cukup kasatmata bagi rakyat Djibouti di mana banyak pejabat AS selain Bolton khawatir Cina memakai daya ungkit ekonomi untuk menekan AS keluar dari pelabuhan strategis penting Laut Merah seperti dilaporkan Washington Post pada hari Jumat:
"Djibouti hingga ke leher mereka dalam utang ke Cina," Reuben Brigety, mantan duta besar AS untuk Uni Afrika menyampaikan kepada The Washington Post. Brigety menyampaikan ia mengharapkan leverage ini dipakai untuk memaksa pemerintah Djibouti mengendalikan port ke perusahaan Cina dalam 6 bulan ke depan."Orang-orang Cina pada hasilnya akan memakai posisi strategis yang sangat penting untuk mendesak operasi militer AS," kata Brigety.Menyerahkan pengoperasian pelabuhan tidak hanya akan memungkinkan Cina untuk membatasi operasi di Camp Lemonnier, Brietchy menjelaskan bahwa itu juga akan mempunyai konsekuensi ekonomi di wilayah tersebut. Pelabuhan di Djibouti yakni titik transit utama untuk barang yang dikirim ke Ethiopia yaitu negara kedua terbesar di Afrika."AS tertidur di saklar sementara semua ini terjadi," kata Brigety pada bulan November sebelum pemerintahan Trump mengumumkan seni administrasi gres Afrika.
Forbes mencatat pada hari Kamis bahwa AS masih mengirim lebih banyak uang ke Afrika daripada Cina. Pinjaman Cina kepada pemerintah Afrika dan perusahaan yang dikelola negara selama 10 tahun terakhir mencapai sekitar $ 143 miliar sementara warga negara Amerika, yayasan, dan perusahaan menyumbangkan $ 410 miliar ke Afrika pada tahun 2017 saja.
Perbedaannya yakni bahwa sumbangan AS bukanlah upaya yang disengaja untuk membangun imbas terhadap pemerintah Afrika dan membeli laba dari elit politik mereka. Untuk semua katering Cina perihal implikasinya yaitu "memfitnah", sebuah rencana yang digariskan oleh Bolton pada hari Kamis yakni upaya untuk menunjukkan alternatif kepada negara-negara Afrika kepada Cina dan mengurangi imbas Beijing bukan rencana untuk membangun tanggapan AS yang sama buruknya namun lebih besar lengan berkuasa terhadap Cina yaitu imperialisme utang.
0 Response to "√ Cina Memperlakukan Afrika Menyerupai Koloni"
Posting Komentar