Bioetanol,Energi Alternatif

     Energi Alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang sanggup digunakan yang bertujuan untuk menggantikan materi bakar konvensional tanpa jawaban yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan materi bakar hidrokarbon yang menjadikan kerusakan lingkungan jawaban emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global menurut Intergovernmental Panel on Climate Change. 
     Selama beberapa tahun, apa yang bahu-membahu dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah jawaban banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.

BIOETANOL SOLUSI MEREDUKSI BAHAN  BAKAR MINYAK dan GAS
     Bioetanol yaitu setiap materi bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik dengan cara di fermentasikan dan membutuhkan faktor biologis dalam prosesnya. Bioethanol yaitu ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun bisa juga menurunkan emisi CO2.     Dalam hal prestasi mobil, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak membuat CO2 netto ke lingkungan lantaran zat yang sama akan diharapkan untuk pertumbuhan tumbuhan sebagai materi baku bioethanol. 
     Bioetanol sanggup dimanfaatkan untuk meningkatkan angka oktan pada bensin lantaran angka oktan etanol cukup tinggi yaitu 135 sedangkan angka oktan premium yang dijual sebagai materi bakar yaitu 98. Semakin tinggi bilangan oktan, maka menghasilkan kestabilan pada proses pembakaran. Proses pembakaran dengan daya yang lebih tepat akan mengurangi emisi gas karbon monoksida.
     Penggunaan etanol sebagai materi bakar mempunyai beberapa keunggulan dibanding dengan materi bakar minyak, yaitu kandungan oksigen yang tinggi sebesar 35%, sehingga kalau dibakar sangat ramah lingkungan lantaran emisi gas karbon monoksida yang dihasilkan lebih rendah yaitu 19-25% dibandingkan dengan materi bakar minyak. Sehingga tidak memperlihatkan donasi pada akumulasi karbon dioksida di atmosfer dan bioetanol bersifat sanggup diperbaharui, sedangkan materi bakar minyak akan habis lantaran materi bakunya yaitu fosil 
     Bioetanol merupakan salah satu energi alternatif yang sanggup dikembangkan oleh masyarakat dengan mudah.Bahan yang digunakan untuk membuat etanol antara lain jagung, tetes tebu, ubi kayu,nira dan lain lain. 
     Pemanfaatan bioetanol sanggup digunakan sebagai materi bakar pengganti minyak tanah dan materi bakar pengganti bensin atau adonan bensin. Penggunaan bioetanol dengan molase bisa lebih hemat dari bensin dan lebih ramah lingkungan lantaran bisa menaikkan bilangan oktan tanpa memakai Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) danTetra Ethyl Lead (TEL) yang sangat berbahaya bagi lingkungan.

     Bioetanol bahu-membahu sudah usang digunakan oleh insan semenjak zaman prasejarah dalam bentuk alcohol. Campuran dari Bioetanol yang mendekati kemurnian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang membuatkan proses distilasi pada masa Khalifah Abbasid dengan peneliti yang populer waktu itu yaitu Jabir ibnu Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes)
Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih gampang terbakar. 
Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan wacana proses distilasi wine. Sedangkan Bioetanol diktatorial didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan memakai distilasi saringan arang.
Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa Bioetanol yaitu senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. 
     Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure sanggup memilih rumus kimia etanol. Lima puluh tahun lalu (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangkit etanol. Dengan demikian etanol yaitu salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya. 
     Etanol yaitu senyawa organik golongan alkohol primer. Proses destilasi sanggup menghasilkan etanol dengan kadar 95% volume, untuk digunakan sebagai materi bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi sampai mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian dengan prinsip kekurangan cairan tubuh umumnya dilakukan dengan metode Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari senyawa etanol
     Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, yaitu alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan lantaran memang etanol yang digunakan sebagai materi dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Rumus molekul etanol yaitu C2H5OH atau rumus empiris C2H6O atau rumus bangunnya CH3-CH2-OH. bioetanol merupakan belahan dari kelompok metil (CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-OH)
     Bioetanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki anyir yang khas. Bahan ini sanggup memabukkan kalau diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun materi ini banyak digunakan sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri masakan dan minuman.

PEMANFAATAN BIOETANOL
     Bioetanol biasanya diproduksi secara fermentasi dari materi yang mengandung glukosa atau polisakarida. Hampir 93% etanol di dunia merupakan bioetanol yang merupakan hasil fermentasi secara anaerobik, sedangkan sisanya yaitu etanol yang disintesis secara kimia. 
     Bioetanol sanggup digunakan sebagai pengganti materi bakar minyak tanah untuk memasak. Kadar etanol 90% dalam 1 liter sanggup menyalakan api selama 4 jam. Bioetanol sanggup digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah prosedur kerja mesin kalau dicampur dengan bensin dengan kadar bioetanol lebih dari 99,5%. 

     Penggunaan  etanol sebagai materi bakar mulai diteliti dan diimplementasikan di AS dan Brazil semenjak terjadinya krisis materi bakar fosil di kedua negara tersebut pada tahun 1970-an
Etanol bisa digunakan dalam bentuk murni atau sebagai adonan untuk materi bakar bensin maupun hidrogen Etanol mempunyai angka research octane 108.6 dan motor octane 89.7 .Angka tersebut (terutama research octane) melampaui nilai maksimal yang mungkin dicapai oleh bensin  walaupun sesudah ditambahkan aditif tertentu. 
     Sebagai catatan, bensin yang dijual Pertamina mempunyai angka research octane 88 dan umumnya motor octane lebih rendah dari pada research octane.Untuk rasio adonan etanol dan bensin mencapai 60:40%, tercatat peningkatan efisiensi sampai 10%.
     Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
     Etanol juga mempunyai panas penguapan yang tinggi, yakni 842 kJ/kg. Tingginya panas penguapan ini mengakibatkan energi yang dipergunakan untuk menguapkan ethanol lebih besar dibandingkan bensin. Konsekuensi lanjut dari hal tersebut yaitu temperatur puncak di dalam silinder akan lebih rendah pada pembakaran etanol dibandingkan dengan bensin.
     Etanol mempunyai satu molekul OH dalam susunan molekulnya. Oksigen yang berikatan di dalam molekul etanol tersebut membantu penyempurnaan pembakaran antara adonan udara dan materi bakar di dalam silinder. Ditambah dengan rentang keterbakaran (flammability) yang lebar, yakni 4.3 – 19 vol% (dibandingkan dengan gasoline yang mempunyai rentang keterbakaran 1.4 – 7.6 vol%), pembakaran adonan udara dan materi bakar etanol menjadi lebih baik. Hal ini dipercaya sebagai faktor penyebab relatif rendahnya emisi CO dibandingkan dengan pembakaran udara dan bensin, yakni sekitar 4%. 
     Bahan bakar ini kalau dioperasikan pada mesin berbasis gasoline akan menghasilkan emisi karbonmonoksida (CO) dan senyawa lain hidrokarbon lebih sederhana hasil pembakaran (oksidasi) tidak tepat pada tingkat lebih rendah dibandingkan dengan pengoperasian materi bakar konvensional (gasoline). Ini disebabkan adanya etanol yang sudah mengandung oksigen (O2) sekitar 35% sanggup meningkatkan efisiensi pembakaran/ oksidasi.Biogasoline atau dikenal juga dengan nama  Gasohol
telah dijual secara luas  di Amerika Serikat, dengan adonan 10% bioetanol (dari materi baku jagung) dan  90% gasoline. Di Brazil, bioetanol untuk adonan gasoline dibentuk dari materi baku tebu, dan digunakan dalam kadar 10%. 
Perbandingan bioetanol pada umumnya di Indonesia gres penambahan 10% dari total materi bakar. Pencampuran bioetanol diktatorial sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. 

     Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) dan bioetanol. bioetanol diktatorial mempunyai angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional mempunyai ON 92 atau setara Pertamax. 
     Gas buang bioetanol lebih sedikit polusinya. Itu lantaran gas buang bioetanol melepas karbondioksida lebih banyak dari pada karbonmonoksida. Karbondioksida yaitu zat yang diharapkan flora untuk memasak makanan. Sebaliknya, gas buang bensin banyak mengandung karbonmonoksida yang merugikan kesehatan makhluk hidup.
Pencampuran bioetanol juga bisa menghemat penggunaan bensin.Pembakarannya lebih sempurna. Asapnya pun lebih ramah lingkungan dan materi baku yang digunakan sangat gampang untuk ditanam di wilayah ini. 
     Bioetanol  merupakan materi bakar alternatif yang diolah dari flora yang mempunyai keunggulan lantaran bisa menurunkan emisi CO2 sampai 18%, dibandingkan dengan emisi materi bakar fosil menyerupai minyak tanah.



Sumber http://equatornusantara.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bioetanol,Energi Alternatif"

Posting Komentar