Belajar dari Purdie Candra (pemilik bimbingan berguru Primagama), Feny Shaffira, Kafi Kurnia, Tung Desem Waringin, Andri Wongso, dan lain-lain yang selalu menerima sambutan meriah dari para pengundangnya, memperlihatkan bahwa berbisnis di dunia training memberi peluang besar. Apalagi bila melihat semakin banyaknya perusahaan, baik kecil maupun besar, yang terus mengundang mereka demi memantapkan motivasi perusahaan maupun diri sendiri.
A. Memulai Bisnis Kalau kita ingin membuka perjuangan training menyerupai mereka atau yang lain, ada beberapa persiapan dan langkah-langkah yang harus dijalani, antara lain sebagai berikut.
v Bila Anda ingin membuka perjuangan training sekaligus sebagai trainer-nya, Anda harus bisa melihat lebih dalam pada potensi diri Anda. Karena seorang trainer harus mempunyai kualifikasi mengajar lebih dari seorang guru biasa. Seorang trainer bukan hanya memberikan input ilmu kepada pesertanya, tapi juga dituntut untuk bisa mengubah paradigma usang menjadi paradigma gres sesuai konsep yang ia bawa. Misalnya konsep ESQ-nya Ary Ginanjar, atau PMQ-nya Aa Gym. lajuga harus membawakan bahan secara smart, tapi tetap bersemangat, menyerupai Andri Wongso atau Tung Desem Waringin, misalnya. Dan yang tidak kalah penting, harus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan konsep training lain. Kalau sama, khawatir orang akan menganggap kita menjiplak atau menjiplak konsep orang lain.
v Menentukan segmentasi pasar yang akan diambil sebagai sasaran market Anda sesuai dengan konsep training Anda. Segmentasi pasar ini akan memilih langkah-langkah selanjutnya. Seperti Senam yang memilih segmentasi pasarnya yakni perusahaan maupun instansi pemerintah yang lebih mementingkan status perusahaan, maka langkah selanjutnya yang ia ambil yakni menghubungi notaris untuk mengurus proses pendirian perusahaannya. Tempat kantor menjadi urusan nomor selanjutnya bagi Sena. Berbeda dengan Aji Sopandi (owner Bekam University) yang mengambil segmen pasarnya untuk umum. la lebih dulu mencari tempat untuk berguru peserta. Karena sistem pengajaran yang ia lakukan memang menyerupai seminar di kelas, hanya dibawakan dengan penuh semangat ala trainer pada umumnya.
v Menyiapkan peralatan yang diharapkan untuk langkah-langkah selanjutnya. Peralatan di sini akan berbeda bagi setiap trainer, bergantung konsep pelatihannya. Sena yang pada awal pendirian perusahaannya memberikan training outbond team building dan leadership, ia harus menyiapkan alat-alat untuk acara outbond. Untuk pemula, bisa menyewa di tempat penyewaan khusus outbond. Sedang Aji Sopandi, selain menyiapkan ruang kelas yang layak untuk pelatihan, ia juga harus menyiapkan peralatan bekam dan perangkatnya. Bila dibutuhkan, bisa menggunakan in focus (otomatis plus laptop-nya) untuk menjelaskan bahan kepada peserta. Namun, bila tidak ada, bisa mengambarkan tanpa alat apa pun asal kita pede dengan potensi diri kita. Seperti Andri Maadsa (owner Succes University). Pada awal membuka jasa training dan ia bertindak sebagai trainer-nya, ia nyaris tanpa alat bantu apa pun, tanpa mik, tanpa in focus dan laptop. Tapi ternyata pesertanya tetap bersemangat dan terinspirasi hingga mempunyai ribuan murid. Mulai memilih taktik pemasaran. Hal ini pun akan berbeda bagi setiap jenis pelatihan, bergantung pula pada segmen pasar yang diambil.
B. Hambatan Bisnis Hambatan dalam bisnis training ini beragam, bergantung jenis dan konsep pelatihannya. Namun, secara umum bisa diuraikan, sebagai berikut. Trainer. Kadang, bagi trainer pemula, sering merasa grogi atau kurang menguasai materi.
Peserta. Jika suatu training dibuka untuk umum, kadang jumlah akseptor kurang dari yang ditargetkan. Hal ini kadang besar lengan berkuasa pada kerugian fasilitas. Misalnya, sudah terlanjur memesan masakan untuk 100 orang peserta, ternyata yang tiba hanya setengahnya. Berarti panitia rugi secara materi. Atau bahkan sebaliknya, akseptor membludak melebihi kapasitas tempat yang disediakan.
Cuaca. Untuk training outbond yang dilakukan di lapangan, bila tiba-tiba hujan ketika training berlangsung, akan memengaruhi konsentrasi peserta. Meski bisa tetap diteruskan, tapi risiko sakit pada akseptor harus tetap dipertimbangkan meski sudah menyiapkan tim medis khusus. Bagi training yang dilakukan di kelas pun, bila dilakukan di animo hujan, akan memengaruhi jumlah akseptor yang hadir. Karena hujan masih sering menjadi alasan bagi orang untuk tidak keluar rumah. Keluhan peserta. Karena akseptor banyak dan mempunyai abjad yang berbeda-beda, meski pihak pelaksana training sudah menyiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin, kadang tetap ada yang mengeluh dan protes.
C. Strategi Bisnis Bisnis di dunia jasa training sangat berbeda dengan bisnis jasa bidang lain. Kalau jasa bidang lain, pada umumnya hanya menjual jasa yang bisa dilakukan oleh fisik, menyerupai laundry, cleaning service, pembersihan motor dan mobil, dan lain-lain. Tapi, jasa training selain harus memberikan servis, juga menjual ide. Seorang marketer di bidang ini harus bisa memberikan idenya dengan baik sehingga bisa meyakinkan sasaran pasar bahwa training yang ditawarkan sangat penting dan mereka butuhkan. Berikut ada beberapa taktik marketing yang sekiranya bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan melalui perjuangan jasa pelatihan.
Untuk taktik pemasaran, bisnis training dibagi dua, yaitu:
1. Strategi pemasaran untuk segmentasi pasar khusus.
v Buatlah anjuran training sebaik mungkin sehingga bisa menarik sasaran pasar semoga mau mengikuti training yang Anda tawarkan. Hal ini terutama untuk konsep training dengan segmen pasar corporate dan instansi pemerintah.
v Menyampaikan anjuran training melalui surat. Selain disampaikan secara pribadi ke instansi tertentu, juga bisa dikirim melalui surat. Setelah beberapa hari, kira-kira surat tersebut sudah hingga di tempat tujuan, kita konfirmasi melalui telepon. Kalau mereka siap menciptakan kesepakatan untuk bertemu, kita harus siap presentasi.
v Jika memutuskan untuk memberikan anjuran secara langsung, Anda harus memastikan ketika dalam instansi tersebut Anda tidak salah masuk bagian. Setiap corporate dan instansi pemerintah biasanya mempunyai orang-orang khusus bab training yang membutuhkan provider untuk training karyawan. Untuk perusahaan, biasanya ia harus melewati dua pintu gres bertemu dengan orang tersebut. Untuk instansi pemerintah, biasanya harus melewati empat pintu. Seorang marketing di bidang ini harus siap dengan mekanisme yang digunakan mereka.
v Periksa penampilan Anda sebelum presentasi semoga ketika Anda tampil di hadapan clien Anda tampil perfect dan mengesankan. Pakailah baju yang higienis dan rapi. Bila perlu menggunakan jas dan berdasi semoga terkesan elegan sehingga bisa meyakinkan mereka.
v Untuk menambah kesan profesional, Anda bisa melaksanakan presentasi dengan dukungan infokus dan laptop.
v Buatlah website untuk mengenalkan forum Anda kepada publik. Keberadaan website ini sangat penting alasannya perusahaan-perusahaan middle up yang menjadi sasaran pasar banyak mencari isu forum training melalui internet.
v Mencari sasaran pasar melalui internet.
v Berilah alternatif tawaran harga yang bervariasi.
v Merekrut pelatih dan karyawan bukan dari orang yang sudah berpengalaman di training lain, semoga gampang di-setting dan mempunyai freshgrade (paradigma baru) sehingga Anda bisa menemukan tim yang sevisi dan semisi untuk membangun tujuan yang sama.
v Miliki dana khusus untuk mengikutkan karyawan, terutama instruktur, ke training lain sebagai balance smart atau study banding.
2. Strategi pemasaran untuk segmentasi pasar umum
Segmentasi pasar umum di sini maksudnya adalah, akseptor training bisa diikuti oleh orang banyak, siapa pun, balk dari pelajar, mahasiswa, maupun orang sampaumur lain. Untuk menjangkau mereka, ada beberapa taktik yang bisa digunakan.
v Sebar pamflet dan tempelkan di tempat-tempat strategis, minimal tiga Minggu sebelum hari H pelatihan. Semakin banyak pamflet yang disebar, semakin banyak peluang orang untuk tahu, dan bila kemudian mereka tertarik, maka mereka niscaya akan tiba ke pelatihan.
v Cantumkan tiga nomor yang berbeda pada pamflet semoga publik yang berminat mengikuti training bisa leluasa melaksanakan konfirmasi lewat telepon sesuai nomor operator milik mereka. Hal ini akan meringankan biaya telepon sasaran pasar. Karena biaya telepon dari sesama operator biasanya lebih murah.
v Cari tempat training yang strategis dan gampang dijangkau.
D. Analisis Bisnis Modal awal
Laptop | Rp 5.000.000,00 |
Telepon genggam | Rp 2.000.000,00 |
Jumlah | Rp 7.000.000,00 |
Peralatan mengalami penyusutan selama 2 tahun dan mempunyai nilai residu sebesar Rp 1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp 7.000.000,00 - Rp 1.000,00) : 2 = Rp 3.499.500,00 per tahun atau sama dengan Rp 291.625,00 per bulan.
Perlengkapan:
Kartu nama | Rp 75.000,00 |
Promosi tools (brosur, pamflet, dll.) | Rp 150.000,00 |
Alat tulis | Rp 100.000,00 |
Jumlah | Rp 325.000,00 |
Perhitungan Laba/Rugi per Bulan | |
Pendapatan Pelatihan (50 orang X Rp 200.000,00) | Rp 10.000.000,00 |
Biaya-biaya: | |
Memperbanyak modul | Rp 200.000,00 |
Sewa tempat | Rp 1.000.000,00 |
Sewa peralatan | |
(LCD proyektor, sound system) | Rp 1.000,00000 |
Iklan | Rp 1.000.000,00 |
Biaya penyusutan | Rp 291.625,00 |
Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha ataupun bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu, silahkan sesuaikan dengan analisa harga dan biaya-biaya lain di tempat anda.
Wirausahainfo.blogspot.com
Motivasi dan inspirasi...
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "✔ Berbisnis Di Dunia Pelatihan"
Posting Komentar