Jika diminta menyebutkan satwa jenis burung khas Indonesia, kira-kira apa tanggapan Anda? Mungkin sebagian akan menjawab cenderawasih, sebagian lagi menyebut kasuari, dan sebagainya. Namun, bagaimanakah dengan maleo?
Ya, menyerupai dua burung yang disebutkan sebelumnya, maleo merupakan satwa orisinil Indonesia yang berasal dari Kepulauan Sulawesi. Burung endemis ini masih hidup secara bebas di alam terbuka dengan jumlah yang kian hari kian berkurang. Menurut beberapa referensi, total populasi maleo kini hanya sekitar 5.000-7.000 ekor, menurun drastis semenjak tahun 1950 silam.
Burung maleo mempunyai ciri-ciri fisik yang unik, antara lain: bulu berwarna hitam, kulit di area sekitar mata yang kuning, iris mata merah kecokelatan, paruh oranye, kaki abu-abu, dan bulu bab bawah berwarna merah muda dengan corak keputihan. Yang mencolok, di bab kepala terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam.
Ada beberapa fakta unik mengenai burung yang mempunyai nama latin Macrocephalon maleo ini, antara lain:
1. Binatang yang Setia
Tidak banyak satwa yang setia pada pasangannya, satu sebagai pengecualian ialah burung maleo. Seumur hidupnya, maleo hanya akan hidup bersama dengan satu pasangan alias monogami. Hal ini sanggup dibuktikan lewat acara sehari-hari maleo yang jarang, bahkan tidak pernah berkoloni.
Sepanjang usianya, burung maleo lebih menentukan berdampingan bersama pasangan dan saling menjaga satu sama lain ketimbang berkelompok mencari perlindungan.
2. Tidak Mengerami Telurnya
Fakta unik kedua yang sanggup ditemukan pada burung maleo ialah ia tidak mengerami telur yang sudah ditetaskannya. Usai melewati masa reproduksi dan menetas, maleo akan mengubur telur-telurnya di dalam pasir yang punya panas alami geotermal.
Maleo tidak melewati proses pengeraman lantaran ukuran telurnya yang cukup besar, bahkan lebih besar dari ukuran tubuhnya sendiri. Jika diestimasi, satu butir telur maleo besarnya sama dengan 5 butir telur ayam.
Saking besarnya telur ini, maleo hingga sanggup mengalami pingsan dikala menetas. Wah, menarik sekali, ya.
3. Lamanya Masa Menetas
Maleo janin harus menunggu selama kurang lebih 80 hari untuk sanggup menetas dan bertemu dengan induknya. Prosesnya memang terbilang cukup lama. Belum dihitung usaha keluar dari pasir yang menimbunnya.
Tidak heran jikalau anakan maleo lebih sering mati dan seiring hari jumlahnya kian berkurang. Sayang sekali, ya. Padahal maleo ialah salah satu burung tercantik yang dimiliki Indonesia.
4. Bayi Maleo Mandiri
Meskipun gres menetas dan keluar dari gundukan pasir yang menguburnya, burung maleo kecil ternyata sudah sanggup mencari makan dan terbang sendiri, lho. Artinya, si induk sudah tidak perlu lagi mengasuh dan mencarikan makan untuk bayinya, menyerupai yang dilakukan satwa-satwa lain pada umumnya.
5. Hidup di Tempat Panas
Untuk mengubur telurnya, maleo membutuhkan suhu bumi dengan panas geotermal tertentu. Oleh alasannya ialah itu, burung ini hanya sanggup hidup di erat pantai berpasir panas atau tempat pegunungan (dataran tinggi) yang mempunyai sumber mata air panas.
6. Tidak Suka Terbang
Meskipun termasuk aves alias burung dan terang mempunyai sayap, ternyata maleo bukan termasuk burung yang hobi terbang, lho. Tidak menyerupai mitra burung lainnya, maleo justru lebih sering beraktivitas memakai kakinya untuk berjalan.
Nah, itu ia beberapa fakta ihwal burung maleo yang tidak hanya cantik, tapi juga unik. Yuk, terus jaga kelestarian alam dan lingkungan semoga anak cucu kita sanggup turut menyaksikan satwa langka yang satu ini.
Sumber belajarburunghias.blogspot.comMari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "6 Fakta Unik Maleo, Satwa Orisinil Indonesia Yang Makin Langka"
Posting Komentar